Gaza – Infopalestina: Para pengamat menilai bahwa keputusan faksi-faksi perlawanan Palestina di Jalur Gaza yang menolak memperpanjang gencatan senjata dengan Israel yang berakhir kemarin Jumat (19/12) secaa resmi setelah enam bulan berjalan sebagai sebuah sikap yang mencerminkan kekuatan posisioningnya. Berbeda dengan kondisi di pihak
Harian Israel Yediot Aharonot menyebutkan dalam kolom analisis politiknya yang ditulis oleh Ilyaks Vishman edisi Kamis (18/12) bahwa faksi-faksi perlawanan Palestina makin bisa menjadi pihak yang mengendalikan keadaan. Ia mengisyaratkan keputusan gerakan Hamas membuat system dan aturan permainan baru dengan
Padahal
Hal ini disampaikan oleh Menhan Israel Ehud Barack yang berharap gencatan senjata terus dilanjutkan sehari sebelum berakhirnya masanya. “Jika stabilitas terjaga maka
Keputusan faksi-faksi perlawanan Palestina dilakukan di Jalur Gaza pada Kamis sore dengan dukungan public yang luas di Palestina. Mereka diwakili oleh Hamas Jihad Islami Front Rakyat dan Demokrasi dan Batalion Alawiyah Nasher Shalahuddin yang mendukung tidak dilanjutkan gencatan senjata. Prakarsan Nasional Palestina melalui sekjennya Mustafa Barguthi menuding
Sementara
Kubu kedua ini didukung oleh Livni Menlu
OP minta perundingan
Sementara itu pihak Otoritas Palestina di Ramallah yang dipimpin oleh Mahmod Abbas meminta dilanjutkan gencatan senjata sebagai jika diakhiri akan menambah penderitaan rakyat Palestina.
Sikap ini berbeda jauh dengan sikap faksi-faksi perlawanan Palestina. Ramallah terus ingin gencatan senjata meski
Namun pihak yang berbeda dengan sikap Abbas bukan saja dari Hamas dan faksi-faksi perlawanan Palestina. Sejumlah tokoh di gerakan Fatah seperti Ibrahim Abu Naja yang menyerukan agar menilai kembali gencatan senjata yang menjadi beban bagi Palestina dan hanya dimanfaatkan oleh penjajah
Kuda-kuda Hamas
Dalam laporan yang ditulis oleh Ilyaks Vishman dalam harian Yediot Aharonot bahwa kuda-kuda perang sudah dilepas dan Hamas menyempurnakannya dengan membentuk sayap strategi jangka panjang dan membuat system pertahanan di Gaza serta memperkuat system terowongan sebagai system pertahanan yang melebihi perlintasan.
Ia mengatakan bahwa yang membuat murka sebenarnya adalah karena Palestina mengetahui bahwa