Tue 6-May-2025

Target Penjajah dan Otoritas Abbas Jatuhkan Hamas dengan Blokade

Sabtu 13-Desember-2008

Gaza – Infopalestina: Setelah pernyataan penjajah dan otoritas Abbas yang bersekongkol terlihat jelas bahwa tujuan di balik blockade Jalur Gaza dan penutupan pelintasan dari seluruh sisinya sekaligus mencegah dari mendapatkan kebutuhan hidup adalah untuk menjatuhkan pemerintahan Hamas yang datang setelah pemilu yang disaksikan dunia tingkat kebersihan dan tranparansinya.

Menlu Israel yang kini menjabat sebagai Ketua Partai Kadima Tzepi Levni Kamis (11/12) dengan jelas mengatakan bahwa tujuan Israel adalah menjatuhkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Dia menegaskan bahwa Israel tidak akan bisa membiarkan gerakan Hamas membekali diri dengan senjata dan menggunakannya untuk menyerang komunitas penduduk di Negev Israel. Dia menambahkan bahwa penjajah Israel akan terus melakukan tindakan anti gerakan Hamas secara militer dan juga politik di tingkat masyarakat internasional.

Dengan didukung otoritas konspiratif yang dipimpin Mahmud Abbas menerapkan blockade ketat terhadap Jalur Gaza sejak lebih dari satu setelah tahun. Hal itu dilakukan setelah pemilu Palestina yang dimenangi gerakan Palestina pada Januari 2006. Blockade semakin diperketat setelah Hamas berhasil mengendalikan Jalur Gaza secara penuh pada Juni 2007 lalu.

Abbas terus memberikan pembelaan dan pembenaran atas semua kejahatan yang dilakukan penjajah Zionis Israel terhadap rakyat Palestina khususnya di Jalur Gaza. Sementara dia terus mengecam aksi-aksi perlawanan Palestina yang melawan penjajah Zionis Israel dan membela rakyat Palestina dari kebiadaban Zionis Israel termasuk blockade dan penutupan pelintasan Jalur Gaza.

Bukti teranyar yang mendukung hal ini adalah serangan Abbas terhadap pernyataan Libia yang mengirim kapal ke Jalur Gaza. Abbas menilai itu sebagai propaganda murahan. Dan dia juga mempelajari untuk menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah pembangkang. Hal ini bersamaan dengan pernyataan Israel yang menyebut Jalur Gaza sebagai daerah musuh. Bahkan dalam dalam wawancara dengan harian asy Syarq al Awsath Kamis (11/12) Abbas meremehkan sampainya kapal-kapal pembebas blockade di Jalur Gaza. Menuru para pengamat hal ini mencerminkan kader kelinglungan dan hipokrisi yang dialami otoritas Ramallah.

Tidak hanya berhenti sampai di situ perang Abbas terhadap Jalur Gaza bahkan melalui serangkaian tekanan illegal. Yang paling berbahaya dari apa yang disetujui Abbas dalam blockade terhadap Jalur Gaza adalah perlindungannya pada pembangkangan terhadap undang undang. Dia mengizinkan para pegawai duduk-duduk di rumahnya namun tetap mendapatkan gaji. Pemerintahnya meminta secara khusus kapada para guru dan dokter untuk tidak berangkat ke sekolah-sekolah rumah sakit dan klinik kesehatan.

Pemerintah Abbas di Ramallah juga menyetujui kelanjutan dan perlindungan aksi mogok politik yang bertujuan untuk menghancurkan jalanan proses belajar mengajar. Hal ini jelas membuktikan bahwa Abbas mengukuhkan prinsip pemisahan dan perpecahan. Bahwa pemerintahnya di Ramallah menanamkan kebencian dan kedengkian di jiwa orang terhadap satu dengan yang lainnya berupaya melancarkan terjadinya tragedy dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dengan membiarkan orang-orang yang sakit tanpa mendapatkan passport untuk berobat ke luar dan tanpa ada perlintasan yang terbuka sampai mereka mendapati nasibnya yang terakhir yaitu kematian di tengah-tengah kelemahan Abbas serta kerjasama dan koordinasi keamanan yang dialakukan dengan pihak penjajah Zionis Israel.

Abbas tidak hanya menghukum Jalur Gaza. Namun dia juga memutus gaji puluhan ribu pegawai yang bekerja di pemerintah sejak lama. Mereka adalah para dokter yang telah menjaga janji kehormatan dan amanahnya. Pemerintah Abbas memutus gaji para dokter dan perawat yang tetap bekerja di rumah sakit karena mereka tetap ingin membantu pasien dan korban terluka akibat agresi serangan Zionis Israel. Padahal Abbas dan otoritasnya telah meminta mereka untuk melakukan mogok dan meninggalkan para pasien mati tanpa mendapatkan perawatan. Hal jelas membuktikan bahwa Abbas bersekongkol dan bekerjasama dengan penjajah Zionis Israel secara membabi buta. Padahal kebijakan pemutusan gaji ini mendapatkan protes meluas dari seluruh organisasi dan pusat HAM baik local regional maupun internasional.

Tidak berhenti di situ Abbas dan otoritasnya berupaya menciptakan situasi yang bisa membuktikan bahwa Hamas tidak mampu lagi mengendalikan keamanan di Jalur Gaza. Yaitu dengan melakukan peledakan di tengah-tengah warga yang tidak bersalah di Jalur Gaza tanpa peduli dengan kemaslahatan warga dan nyawa mereka.

Hal ini terungkap setelah terbukti bahwa para tokoh senior otoritas Abbas membimbing langsung aksi peledakan ini seperti yang dilakukan Thaib Abdul Rahim. Dia memimpin langsung aksi peledakan yang gagal membunuh puluhan jamaah haji di Jalur Gaza saat acara pelepasan jamaah haji dilapangan Filistine di Gaza. Para pelaku peledakan mengakui mereka langsung dipantai melalui telepon genggam langkah demi langkah untuk melakukan peledakan dan menyulut kekacauan di tengah-tengah manusia. Namun semua rencana ini akhirnya berhasil digagalkan.

Persekongkolan Abbas dalam blockade Gaza nampak terang-terangan ketika dia berkali-kali memberikan pembenaran atas kejahatan penjajah dalam masalah blockade ini. Di antaranya adalah terkait dengan pemutusan listrik dan pasokan bahan bakar serta penutupan perlintasan. Alih-alih mengecam penjajah Israel Abbas justru mendukung penjajah dan menyatakan Hamas bertanggung jawab penuh atas semua itu. Langkah Abbas belakangan yang membuktikan bahwa dia melakukan blockade secara nyata terhadap Jalur Gaza adalah ketika melarang para jamaah haji Jalur Gaza berangkat ke Arab Saudi. Demikian juga rangkaian penyiksaan di penjara-penjara otoritasnya. Mereka terus melakukan penyiksaan penangkapan penculikan dan pembunuhan di Tepi Barat. Di antara mereka ada yang keluar dari penjara otoritas Abbas dalam keamanan sudah meninggal seperti yang dialami Syaikh Majd Barghotsi ada juga yang keluar penjara sudah kehilangan ingatan patah tangan dan kaki atau sebagian anggota tubuhnya.

Ditambah lagi koordinasi dan kerjasama keamanan yang terus dilakukan antara otoritas Abbas dan orang-orangnya dengan pasukan penjajah Zionis Israel demi menghabisi perlawanan Palestina terutama gerakan Hamas. Mereka berupaya menghabisi semua fenomena kepahlawanan dan menghabisi para pejuang perlawanan dengan pembunuhan bersama penangkapan dan penculikan. Namun semua itu tidak akan menghasilkan apa-apa. Justru semakin menambah cinta dan pernghormatan orang kepada para pejuang perlawanan. (seto)

Tautan Pendek:

Copied