Gaza – Infopalestina: Setelah pernyataan penjajah dan otoritas Abbas yang bersekongkol terlihat jelas bahwa tujuan di balik blockade Jalur Gaza dan penutupan pelintasan dari seluruh sisinya sekaligus mencegah dari mendapatkan kebutuhan hidup adalah untuk menjatuhkan pemerintahan Hamas yang datang setelah pemilu yang disaksikan dunia tingkat kebersihan dan tranparansinya.
Menlu Israel yang kini menjabat sebagai Ketua Partai Kadima Tzepi Levni Kamis (11/12) dengan jelas mengatakan bahwa tujuan Israel adalah menjatuhkan pemerintahan Hamas di Jalur Gaza. Dia menegaskan bahwa
Dengan didukung otoritas konspiratif yang dipimpin Mahmud Abbas menerapkan blockade ketat terhadap Jalur Gaza sejak lebih dari satu setelah tahun. Hal itu dilakukan setelah pemilu Palestina yang dimenangi gerakan Palestina pada Januari 2006. Blockade semakin diperketat setelah Hamas berhasil mengendalikan Jalur Gaza secara penuh pada Juni 2007 lalu.
Abbas terus memberikan pembelaan dan pembenaran atas semua kejahatan yang dilakukan penjajah Zionis
Bukti teranyar yang mendukung hal ini adalah serangan Abbas terhadap pernyataan Libia yang mengirim kapal ke Jalur Gaza. Abbas menilai itu sebagai propaganda murahan. Dan dia juga mempelajari untuk menyatakan Jalur Gaza sebagai wilayah pembangkang. Hal ini bersamaan dengan pernyataan
Tidak hanya berhenti sampai di situ perang Abbas terhadap Jalur Gaza bahkan melalui serangkaian tekanan illegal. Yang paling berbahaya dari apa yang disetujui Abbas dalam blockade terhadap Jalur Gaza adalah perlindungannya pada pembangkangan terhadap undang undang. Dia mengizinkan para pegawai duduk-duduk di rumahnya namun tetap mendapatkan gaji. Pemerintahnya meminta secara khusus kapada para guru dan dokter untuk tidak berangkat ke sekolah-sekolah rumah sakit dan klinik kesehatan.
Pemerintah Abbas di Ramallah juga menyetujui kelanjutan dan perlindungan aksi mogok politik yang bertujuan untuk menghancurkan jalanan proses belajar mengajar. Hal ini jelas membuktikan bahwa Abbas mengukuhkan prinsip pemisahan dan perpecahan. Bahwa pemerintahnya di Ramallah menanamkan kebencian dan kedengkian di jiwa orang terhadap satu dengan yang lainnya berupaya melancarkan terjadinya tragedy dan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza dengan membiarkan orang-orang yang sakit tanpa mendapatkan passport untuk berobat ke luar dan tanpa ada perlintasan yang terbuka sampai mereka mendapati nasibnya yang terakhir yaitu kematian di tengah-tengah kelemahan Abbas serta kerjasama dan koordinasi keamanan yang dialakukan dengan pihak penjajah Zionis Israel.
Abbas tidak hanya menghukum Jalur Gaza. Namun dia juga memutus gaji puluhan ribu pegawai yang bekerja di pemerintah sejak lama. Mereka adalah para dokter yang telah menjaga janji kehormatan dan amanahnya. Pemerintah Abbas memutus gaji para dokter dan perawat yang tetap bekerja di rumah sakit karena mereka tetap ingin membantu pasien dan korban terluka akibat agresi serangan Zionis
Tidak berhenti di situ Abbas dan otoritasnya berupaya menciptakan situasi yang bisa membuktikan bahwa Hamas tidak mampu lagi mengendalikan keamanan di Jalur
Hal ini terungkap setelah terbukti bahwa para tokoh senior otoritas Abbas membimbing langsung aksi peledakan ini seperti yang dilakukan Thaib Abdul Rahim. Dia memimpin langsung aksi peledakan yang gagal membunuh puluhan jamaah haji di Jalur
Persekongkolan Abbas dalam blockade
Ditambah lagi koordinasi dan kerjasama keamanan yang terus dilakukan antara otoritas Abbas dan orang-orangnya dengan pasukan penjajah Zionis