Tue 6-May-2025

Ormas Swiss “Marah” Atas Persekongkolan Mesir dalam Memblokade Gaza

Kamis 11-Desember-2008

Jenewa/Brussels – Infopalestina: Ormas-ormas dan para aktivis HAM di Swiss mengungkapkan kemarahan dan kemurkaannya apa yang yang dinilainya sikap resmi Mesir yang bersekongkol dengan blockade Zionis Israel terhadap Jalur Gaza. Pada saat di mana terjadi gerakan di sejumlah Negara Eropa mengecam berlanjutnya penutupan gerbang Rafah dari pihak otoritas Mesir.

Kantor berita Quds Press menyebutkan saat ini sedang terjadi diskusi di masyarakat sipil Swiss yang juga melibatkan para anggota parlemen Swiss yang tidak menutup kemungkinan menuntut diberlakukannya sanksi terhadap otoritas Mesir dan pemboikotan terhadap para pejabat Mesir dan langkah-langkah lainnya yang berkaitan.

Para wakil ormas dan lembaga HAM Swiss menjelaskan bahwa tindakan ini dilakukan karena sikap keras pemerintah Mesir yang berbeda dengan sikap rakyat Mesir dalam merespon sejumlah tuntutan internasional. Khususnya adalah penolakan pihak Mesir membiarkan kepada para anggota parlemen aktivis HAM aktivis solidaritas internasional dan para wakil dari lembaga kemanusiaan untuk masuk Jalur Gaza melalui tanah Mesir.

Para aktivis Swiss mengungkapkan kemarahannya dan bersama masyarakat sipil Swiss yang memperlakukan pemerintah Mesir secara tidak layak ketika menolak merespon permintaan melintasnya para anggota parlemen aktivis HAM dan aktivis kemanusiaan ke Rafah.

Para aktivis ini menolak mengungkapkan jadwal waktu gerakan protes ini. Mereka mengatakan bertekad menyebarkan kecaman terhadap sikap Mesir. Namun pada saat yang sama mereka mengecam sikap kukuh Mesir menolak membuka gerbang Rafah yang menjadi celah satu-satunya bagi warga Jalur Gaza ke dunia luar. Mereka menganggap ini adalah persekongkolan langsung dalam blockade tidak manusiawi dan amoral terhadap satu setengah juta manusian di kamp bencana yang bernama Jalur Gaza.

Disebutkan bahwa sejumlah Negara Eropa saat ini terus melakukan aksi yang mengecam peran pemerintah Mesir dalam memblokade ketat Jalur Gaza. Secara khusus mereka menolak berlanjutnya penutupan gerbang Rafah oleh Mesir.

Sejumlah kedubes dan konsulat Mesir di sejumlah Negara Eropa di antaranya di Inggris Jerman Italia Spanyol dan Turki nampak menghadapi serangkaian aksi demo dan protes selama beberapa hari lalu. Mereka menuduh Kairo memperkuat blockade atas warga Palestina di Jalur Gaza. Mereka juga mengecam berlanjutnya penutupan gerbang Rafah yang menjadi celah satu-satunya bagi warga Jalur Gaza ke dunia luar.

Di antara aksi ini perwakilan dari kaum muslimin dan masyarakat sipil Inggris Sabtu (06/12) menggelar aksi demo protes di depan kedubes Mesir di London. Mereka meminta penghentian apa yang disebutnya keikutsertaan resmi Mesir dalam memblokade Gaza.

Sementara itu di Istanbul Turki pada hari yang sama juga terjadi aksi demo di depan konsulat umum Mesir. Para aktivis Turki dan wakil dari ormas-ormas Turki berkumpul di depan konsulat Mesir mengecam sikap resmi Kairo.

Di Vina perwakilan dari organisasi Arab Islam dan Austria bedemo di depan kedubes Mesir Kamis (04/12). Mereka meminta segera dibukanya gerbang Rafah dan penyelamatan satu setengah juta manusia Palestina yang diblokade di Jalur Gaza.

Aksi serupa terjadi di sejumlah ibukota dan kota-kota Eropa lainnya. Seperti di Berlin dan Milano. Diperkirakan aksi-aksi yang menentang tabiat peran resmi Mesir terhadap blockade Jalur Gaza ini akan terus meningkat.

Perhimpunan Palestina dan Solidaritas di Italia juga menyetukan kepada petinggi Mesir. Mereka meminta turun tangan membebaskan blockade ketat terhadap Jalur Gaza dan membuka gerbang Rafah yang masuk tetap ditutup oleh pemerintah Mesir.

Sementara itu lembaga-lembaga dan organisasi HAM Inggris melakukan aksi penggalangan tandatangan untuk memrotes dan mengecam penutupan gerbang Rafah oleh otoritas Mesir. Aksi ini mendapatkan sambutan meluas dari berbagai kalangan organisasi dan tokoh sipil di Inggris dan Eropa. Mereka meminta Mesir turun tangan membebaskan blockade atas warga Palestina di Jalur Gaza dan memastikan mereka dapat memenuhi kebutuhan pokohnya.

Keengganan pemerintah Mesir mengizinkan 53 anggota parlemen Eropa bulan lalu untuk melewati tanah Mesir menuju Jalur Gaza yang diblokade telah menyulut kemarahan para anggota parlemen Eropa tersebut. Mereka mengecam langkah Mesir ini. Setelah itu utusan parlemen Eropa terpaksa mengurangi jumlahnya dan menuju Jalur Gaza melalui jalur laut dari pelabuhan Cypus. (seto)

Tautan Pendek:

Copied