Wed 7-May-2025

Jenderal Israel: Konfrontasi dengan Hamas Tinggal Masalah Waktu

Sabtu 6-Desember-2008

Infopalestina: Panglima daerah militer israel di wilayah selatan merekomendasikan dilakukannya tekanan agama pendidikan dan budaya ditambah dengan tekanan politik dan militer terhadap Jalur Gaza untuk memastikan konfrontasi dengan gerakan Hamas. Demikian seperti ditulis harian asy Syarq al Awsath 4/12/2008.

Panglima Daerah Militer Selatan Angkatan Bersenjata Israel yang bertugas untuk memimpin aksi perang di Jalur Gaza Jenderal Yoev Gilant mengatakan bahwa konfrontasi dengan gerakan Hamas hanya menunggu masalah waktu saja. Dia menyatakan bahwa benturan dengan gerakan Hamas akan “memiliki urgensi yang besar”.

Gilant menyerukan Jalur Gaza mirip dengan “kencil bertekanan” (pressure cooker) yang mendidih. Dia mengisyaratkan kepada aksi berkelanjutan serangan roket-roket perlawanan Palestina dari Jalur Gaza ke permukiman-permukiman Yahudi di sekitarnya.

Dalam pidato yang disampaikan dakan konferensi yang diadakan di kota Esdod Gilant berhati-hati dengan memilih apa yang disebutnya “kelembutan hati” balasan yang dilakukan Negara entitas Israel terhadap aksi-aksi serangan roket yang dilakukan gerakan-gerakan perlawanan Palestina.

Dia menambahkan “Akan datang saatnya kami terpaksa menyelesaikan lokasi kobaran. Kalau tidak maka ledakan tidak akan bisa dikendalikan. Saya tidak tahu hal ini terjadi. Namun militer Israel siap untuk memberikan solusi dan semua sangat memahami bahwa kita telah sampai kepada perdamaian dengan musuh karena tegas di medan pertempuran. Sebagaimana yang kita capai dengan Mesir.”

Di sisi lain Negara Israel telah menyatakan bahwa pihaknya akan terus menutup seluruh perlintasan Jalur Gaza dengan dalih berlanjutnya serangan roket-roket Palestina yang dilakukan gerakan-gerakan perlawanan ke permukiman-permukiman Yahudi di sekitar Jalur Gaza.

Radio Israel menyebutkan bahwa menyusul permbicaraan yang dilakukan dengan para pemimpin dinas keamanan Menhan Israel Ehud Barak memutuskan untuk melanjutkan penutupan perlintasan barak di Jalur Gaza dan mencegah masuknya bahan barang dan dagangan.

Presidiksi Awal Tahun

Harian Israel Ha’aretz pernah mengutip dari sejumlah pihak petinggi keamanan dan politik Israel tentang prediksi-prediksi mereka bahwa konfrontasi militer antara Israel dengan gerakan Hamas di Jalur Gaza bisa kembali terjadi pada akhir Januari 2009 mendatang akibat konflik lain yang diprediksi terjadi antara Hamas dan Fatah setelah 9 Januari mendatang waktu berakhirnya jabatan Presiden Mahmud Abbas.

Menurut pandangan pihak-pihak Israel ini berkobarnya konflik antara dua gerakan Hamas dan Fatah ini bisa berkembang menjadi konfrontasi bersenjata sengit yang menjadi pengantar ketegangan kembali antara Hamas dan Israel.

Sementara Hamas beserta faksi-faksi perlawanan terus melakukan evaluasi perpanjangan gencatan senjata yang akan berakhir pada 19 Desember mendatang. Hamas sendiri sebenarnya tetap menginginkan diperpanjangnya masa gencatan senjata dengan syarat pembukaan perlintasan-perlintasan perbatasan Israel dengan Jalur Gaza untuk lalu lintas barang.

Menurut Ha’aretz Hamas berkepentingan memperpanjang masa gencatan senjata untuk memperkokoh pemerintahannya di Jalur Gaza. Sebaliknya tidak berkepentingan pada konfrontasi dengan Israel pada saat krisis antara gerakan Hamas dengan Fatah semakin keras.

Sejumlah kalangan militer Israel sendiri ada kekhawatiran dituduh bahwa di balik peringatan-peringatannya tentang konfrontasi baru antara Hamas dan Israel sebagai upayanya menekan pemerintah agar tidak memotong dana besar anggaran militer tahun depan.

Sebagian petingi militer Israel menunjukan kekhawatirannya konfrontasi bersenjata antara Hamas dan Fatah bisa menghalangi upaya-upaya Israel menyukseskan kesepakatan pertukaran pembebasan serdadu Israel yang disandera di Jalur Gaza Gilad Shalit. Pihak militer juga khawatir konfrontasi ini bisa membuat Hamas berupaya melarikan serdadunya ke luar Jalur Gaza. (seto)

Tautan Pendek:

Copied