Tue 6-May-2025

Akibat Ekspor Gas ke Israel Mesir Rugi 9 Juta Dollar Setiap Hari

Kamis 4-Desember-2008

Infopalestina: Harian Mesir al Dustur seperti dikutip kantor berita quds press 1/12 menyebutkan kerugian pihak Mesir setiap harinya mencapai 50 juta junaih Mesir atau sekitar 9 juta dollar akibat ekspor gas alam ke Zionis Israel.

Pemimpin perusahaan gas Mesir “al Qabidha” Ir. Mahmud Latif mengatakan total rata-rata ekspor gas Mesir setiap harinya ke semua Negara mencapai 58 juta dollar. Bagian Mesir dari ekspor tersebut sekitar 36 juta dollar atau sekitar 30 juta junaih Mesir sisanya untuk perusahaan-perusahaan gas.

Pengkhianatan Besar

Para peserta seminar bertema “Penghentian Ekspor Gas Mesir ke Israel” menilai kesepakatan ekspor gas Mesir ke Israel sebagai pengkhianatan besar terhadap rakyat Mesir rakyat Palestina dan Arab. Oleh karena itu mereka mendorong dikeluarkannya keputusan penghentian ekspor gas ke Israel.

Para peserta seminar menyatakan bahwa dikeluarkannya keputusan penghentian ekspor gas ke Israel tidak lain adalah kemenangan bagi keadilan dan penyelamatan untuk menghentikan kesia-siaan ekonomi nasional Mesir. Bahwa penjualan gas ke Israel dianggap rugi karena dijual seharga sepersepuluh dari harga normal kepada Israel.

Dubes Ibrahim Yusri tokoh yang mengajukan gugatan agar dihentikan ekspor gas Mesir ke Israel menegaskan “Gugatan yang saya ajukan bukan bertujuan untuk memusuhi siapapun namun itu adalah memusuhi keputusan system yang linglung.” Dia menjelaskan bahwa dikeluarkannya keputusan untuk menghentikan ekspor merupakan hadiyah emas bagi pemerintah untuk menyelamatkan transaksi yang merugi karena harganya sangat rendah dan menyia-nyiakan harta Negara.

Dia yakin Presiden Mubarak akan bergerak menghentikan kesepakatan ini. Karena apa yang terjadi adalah perampasan terhadap otoritas presiden dan perampasan terhadap otoritas legisltif karena tidak mendapatkan persetujuan rakyat Mesir melalui parlemen untuk menyetujui transaksi tersebut. Karena sesuai dengan undang undang departemen perminyataan tidak memiliki kewenangan khusus dalam masalah ini.

Yursi menyebutkan keputusan ekspor gas Mesir ke Israel dikeluarkan oleh menteri perminyakan Mesir dan kesepakatan jual beli itu ditandatangani melalui perusahaan minyak al Syarq al Mutawasith dengan menteri insfrastruktur Israel. Menurut Yusri kesepakatan ini batal karena Mesir telah menandatangani kesepakatan Wina yang menegaskan bahwa kesepakatan internasional harus diajukan kepada presiden dan mendapat persetujuan dari majlis rakyat (parlemen).

Menurut pengacara Isham Islampoli apa yang terjadi adalah pengkhianatan besar terhadap rakyat Mesir. Pemerintah Mesir dianggap mempermainkan nasib rakyat dan sengaja menyembunyikan kesepakatan di mana majlis rakyat mengingkari adanya kesepakatan tersebut. Yang kemudian pemerintah mengatakan bahwa itu hanya memo kesepahman dan tidak mungkin diajukan ke majlis rakyat karena itu termasuk keputusan politik.

Islampoli menegaskan bahwa kesepakatan ini atas sepengetahui Presiden Mubarak karena menteri perminyaka dan orang-orang disekelilingnya tidak lain hanyalah sekretaris dan pegawai yang dia gerakan bagaimana dia kehendaki.

Sementara itu mantan anggota dewan Muhammad Anwar Sadat bertekad melakukan kampanye rakyat untuk menghentikan ekspor gas ke Israel dan dia bertekad melakukan pengadilan rakyat kepada siapa saja yang terlibat dalam kesepakatan dan yang ikut serta di dalamnya.

Sementara itu pakar perminyakan Mesir Ibrahim Zahran menjelaskan tentang masalah utama kebutuhan gas Mesir dengan melakukan ekspor tersebut. Dia mengungkapkan bahwa Mesir mengekspor 18 trilyun dari 27 trilyun cadangan gas Mesir dan ini adalah penyia-nyiaan harta Negara dan para pejabat yang terlibat dalam masalah ini harus diadili. (seto)

Tautan Pendek:

Copied