Tue 6-May-2025

Ha’aretz: Israel Lakukan Pembunuhan Darah Dingin di Tepi Barat

Kamis 27-November-2008

Alquds – Infopalestina: Investigasi yang dilakukan harian Israel Ha’aretz mengungkap bahwa militer Israel sesuai dengan keputusan resmi dan terencana telah melakukan aksi-aksi pembunuhan secara darah dingin terhadap mereka yang disebutnya “para buron” atau “bom waktu” meskipun pada saat mereka bisa ditangkap dan ditahan.

Ha’aretz mengatakan telah disetujui rencana operasi pembunuhan di Tepi Barat pada sejumlah kondisi yang mungkin dilakukan penangkapan terhadap “para buron”. Petinggi militer Israel juga telah menyetujui sebelumnya dan terencana untuk membunuh warga sipil selama operasi pembunuhan.

Dalam laporan yang secara lengkah untuk pertama kalinya diterbitkan pada Jum’at (28/11) itu mengungkap bahwa inventigasi yang konsen pada kejahatan ini bergantung kepada rangkuman diskusi para petinggi militer. Dari laporan ini didapat kejelasan bahwa militer Israel pernah menunda operasi pembunuhan terhadap salah seorang buron yang oleh militer Israel disebut sebagai “bom waktu” karena waktu operasi pembunuhan berasamaan dengan datangnya pejabat senior Amerika ke negeri ini.

Dari laporan ini juga didapat kejelasa bahwa militer Israel telah melaksanakan operasi pembunuhan meski ada keputusan mahkamah tinggi yang dikeluarkan pada Desember tahun 2006 yang memutuskan larangan aksi pembunuhan pada saat memungkinkan digunakan sarana lain seperti penangkapan dan interogasi serta pengadilan selain larangan membunuh warga sipil pada saat melakukan operasi pembunuhan.

Keputusan Sebelum Pembunuhan

Disebutkan bahwa satuan-satuan militer penjajah Israel yang melakukan operasi pembunuhan khususnya pada dua tahun terakhir di Tepi Barat kala itu sejumlah laporan menyebutkan tentang operasi penangkapan dan aksi baku tembak. Sebagaimana yang terjadi dengan salah seorang pejuang Jihad Islam Ziyad Mulayisha pada 20 Juni 2007. Hari diperoleh kejelasan bahwa korban saat itu memang menjadi target pembunuhan.

Ha’aretz melanjutkan pada 28 Maret 2007 diadakan pertemuan di kantor komandan militer wilayah pusat Yaier Nafeh. Kala itu Nafeh memutuskan bahwa tugasnya adalah menangkap Ziyad. Namun karena pembicaraan tentang salah seorang petinggi Jihad Islam Walid Ubaid Ziyad Mulayisha dan Adham Yunus maka diizinkan kepada pasukan pelaksana untuk menghabisi korban sesuai dengan prediksi situsi saat pelaksanaan aksi. Pada 22 April 2007 Nafeh mengadakan pertemuan lain dalam persoalan yang sama. Dia memutuskan bahwa targetnya adalah membunuh buron bersama dua orang lainnya.

Pada hari yang sama diadakan dua pertemuan lain. Yang pertama dipimpin kepala kesatuan operasi Sami Turjuman yang mangatakan jangan lupa membunuh lebih dari 5 korban termasuk di dakamnya sopir. Kemudian pertemuan kedua dipimpin kepala seksi operasi Thal Roso yang menyetujui pelaksanaan operasi meskipun di dalam kendaraan ada orang lain yang tidak dikenal.

Esok harinya rencana ini dipaparkan kepada Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Gabi Ashkenazi. Saat itu diadakan pertemun di kantornya bersama sejumlah komandan senior Israel termasuk wakil kepada staf Moshe Kablinsky dan ketua seksi operasi dan pejabat senior militer lainnya termasuk wakil dari Shabak.

Berdasarkan dokumen yang merangkum pertemuan Ashkenazi memutuskan dilarang melakukan aksi pembunuhan pada saat di dalam mobil bersama Ziyad lebih dari satu orang yang tidak dikenal (bukan buron). Dia juga mengatakan dalam pertemuan-pertemuan politik harus dilihat kembali waktu pelaksanaan operasi pembunuhan.

Pembunuhan dengan Darah Dingin

Kepada harian Israel Ha’aretz Nafeh yang menjabat komandan militer daerah pusat pada tahun 2005 – 2007 mengatakan dalam kondisi di mana buron tidak mengangkat tangan dan menyerah maka militer masuk langsung dalam konfrontasi. “Dan pada saat buron bersenjata atau “bom waktu” maka kita harus menghabisinya tanpa ragu” tambahnya.

Menjawab hal itu jurubicara militer Israel mengklaim bahwa operasi tersebut sejalan dengan komitmen pengadilan Israel. Yakni yang berkaitan dengan operasi pembunuhan. Sampai saat ini masih dipelajari kemungkinan dilaksanakan penangkapan pada saat itu tidak mungkin maka dilakukan pembunuhan. Mengenai waktunya ditentukan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan politik dan keamanan. Kadang-kadang pelaksanaan operasi ditunda sampai waktu yang lebih tepat meski hal itu tidak mengecilkan pentingnya pelaksanaan operasi secepatnya ungkapnya. (seto)

Tautan Pendek:

Copied