Ramallah – Infopalestina: Perpecahan internal dalam tubuh Fatah terus menjalar. Tidak hanya terbatas di Palestina namun telah merembet ke Libanon. Ini jelas mengkhawatirkan karena Fatah adalah gerakan yang memiliki basis paling kuat di luar Palestina.
Saat ini Fatah di Libanon terbagi menjadi dua kubu. Perpecahan ini berawal ketika Abbas Zaki ditunjuk sebagai wakil PLO di Libanon. Ini membuat Sultan Abu Ainain orang kedua Fatah di Libanon merasa tersingkir. Padahal sebelumnya ia menjabat sebagai sekjen Gerakan Fatah di Libanon. Namun hingga kini belum ada cara pemecahanya terutama karena Zaki adalah anggota Komite
Kedua kubu ini kelihatannya sangat sulit untuk bisa akur. Keduanya saling serang saling berlomba memperoleh kekuasaan. Kubu pertama dipimpin Abbas Zaki yang namanya sudah dikenal di Libanon sebagai perwakilan PLO di Beirut. Ia mempunyai kewenangan sebagai anggota Komisi Central Fatah di Libanon disamping sebagai penanggung jawab gerakan regional Fatah di Libanon.
Adapun kubu yang kedua yang dipimpin Sultan Abu Ainain mempunyai sejumlah tokoh panutan seperti Khalid Aruf sebagai bekas pemimpin Fatah di Libanon Abu Ali Thoniyus mantan pemimpin militer Fatah di Libanon Rafaat Shina’ah (mantan Pejabat bagian utara Libanon) Khairi Abu Haj Kholid Syaib dan yang lainya.
Pada 21 Oktober lalu Sultan Abu Ainain menghadiri suatu acara khusus di wilayah Majdilion. Tiba-tiba Abbas Zaki masuk dan mengulurkan tanganya untuk berdamai kepada Sultan. Namun uluran tangan itu ditolak. Sambil berkata aku tidak akan bersalaman dengan seorang pengkhianat. Kontan Abbas Zaki naik pitam segera ia keluar dan pergi ke
Setelah peristiwa itu Abbas Zaki mengumumkan perang. Ia memensiunkan sejumlah pejabat Fatah di Libanon yang berumur di atas 60 tahun. Akibatntya sejumlah tokoh penting Fatah semisal Kholid Aruf Abu Ali Thaniyus Rafat Shina’ah Khairi Abu al-Haj Kholid Shaib dan yang lainya harus pulang ke rumahnya masing-masing. Padahal mereka adalah pendukung setia Sultan.
Sultan memprotes keputusan Abbas Zaki. Ia memprovokasi yang lainya agar tidak ta’at pada intruksi Abbas Zaki. Seperti ketika Abu Ali Thaniyus dicopot dari jabatanya Abu Ainain langsung menghubunginya dan mengatakan “Jangan tinggalkan pekerjaanmu”. Lalu ia mengklaim telah berbicara dengan Nasher Yusuf dan menyebutkan bahwa keputusan terakhir menunjukan bahwa Thaniyus harus tetap melanjutkan tugasnya.
Demikian juga dengan keputusan Abbas Zaki yang mencopot Kholid Syaib Sultan memintanya agar tidak keluar. Ia berjanji akan memberikan hak-haknya walaupun Abbas Zaki menghentikanya.
Di lapangan tersiar kabar Abu Ainain akan mengadakan kembali pasukan milisi Fatah dan membuka cabang di setiap daerah pengungsian Libanon. Ia beralasan gerakan Fatah sendiri dan PLO punya otoritas sendiri.
Sampai kapan mereka akan terus bertikai? Hanya kedua kubu tersebut yang bisa menentukan. Menurut sejumlah pengamat dari Fatah memperkirakan kedua kubu ini menuju ke arah penggunaan kekuatan senjata atau intelijen untuk menghancurkan satu sama lainya.