Infopalestina: Ketua Partai Kadima Israel Tzepi Levni yang menjabat sebagai menteri luar negari Israel mengatakan bahwa kesepakatan gencatan senjata antara Israel dengan faksi-faksi Palestina di Jalur Gaza sudah tidak tegak lagi atau sudah berakhir. Demikian disampaikan Levni dalam sidang Fraksi Kadima di Parlemen Knesset Israel awal pekan ini.
Seperti ditulis kantor berita Arab aljazeera Selasa (18/11) dalam pernyataan yang dikutip radio publik Israel Levni menyatakan gerakan h bertanggung jawab atas berakhirnya kesepakatan gencatan senjata ini. Dia mengancam bahwa “aksi balasan Israel akan diarahkan kepada gerakan ini.”
Di sisi lain Menteri Keamanan Dalam Negeri Israel (direktur Shabak) Evi Dikhter menyerukan agar Israel melancarkan aksi militer secara meluas di Jalur Gaza. Dalam pernyataan yang dikutip radio Israel Dikhter menganggap pelaksanaan aksi semacam ini (yakni aksi militer meluas di Jalur Gaza) sudah semestinya mengembalikan kekuatan teror Israel.
Dikhter melihat bahwa langkah-langkah yang dilakukan Israel seperti menghentikan pasokan listrik ke Jalur Gaza tidak akan menghentikan aksi-aksi serangan roket Palestina ke Israel.
Senada dengan Dkhter penulis Israel Ishak Belle di harian Israel Ma’arev edisi 15 November 2008 menyatakan bahwa puluhan roket Palestina yang ditembakkan dari Jalur Gaza ke sejumlah daerah sekitar Jalur Gaza sejak pekan kemarin kembali menorehkan jadwal proyek pertempuran Israel. Respon Israel tidak cukup hanya dengan menutup perlintasan untuk sementara waktu. Karena cara ini jelas dinilai tidak akan membuahkan hasil. Tapi harus dengan serangan yang lebih dahsyat ke sumber-sumber serangan al Qassam. Apalagi menurutnya Israel memiliki kekuatan 1000 kali lebih kuat dibanding kekuatan musuh-musuhnya (Palestina).
Dia menilai sudah tiba masanya untuk menggunakan cara seperti ini sebagai dasar proyek untuk menggempur Gaza dan pemerintahan Hamas di sana. Terutama jika ternyata fakta lapangan menunjukan gencatan senjata akan gugur dalam waktu yang tidak lama lagi. Karena penutupan sejumlah perlintasan sebagai sanksi dipastikan akan gagal. Sebagian besar penduduk Gaza sudah terbiasa dengan kekurangan. Mereka mampu bertahan dalam kesempitan. Krisis ekonomi tidak akan mampu mendorong mereka untuk menghentikan tembakan al Qassam.
Menurut Belle sekarang adalah saatnya untuk mendorong terjadinya gempuran terhadap kekuatan Hamas di Jalur Gaza dengan beberapa alasan di bawah ini:
Pertama menghentikan secepatnya serangan musuh. Menurut Belle jika Israel membalas serangan secara terus menerus dalam waktu lama ke sejumlah tempat di mana roket-roket al Qassam ditembakan akan menambah kekhawatiran terhadap penduduk sipil Gaza. Hal ini juga akan mempercepat tuntutan public untuk menjauhkan sumber-sumber tembakan yang kemungkinan ada di tengah-tengah mereka.
Kedua menurunkan tingkat penyelundupan senjata. Namun militer Israel harus bersiap menghadapi ancaman serangan terhadap warganya yang tinggal berdekatan dengan sumber serangan. Kondisi ini akan berpengaruh kepada warga Palestina yang tinggal di sekitar terowongan tempat di mana diselundupkanya senjata dari Mesir untuk segera menutup terowongan tersebut karena khawatir Israel menyerang mereka juga.
Ketiga menghilangkan perlunya serangan darat. Belle menilai jika Israel berhasil memakai teori serangan dibalas serangan maka tidak perlu lagi melakukan serangan darat secara besar-besaran dengan segala konsekwensinya.
Keempat mengubah pandangan yang menganggap remeh kekuatan Israel di kawasan. Serangan balasan terhadap sumber al Qassam akan memberikan pemahaman pada mereka bahwa Israel tidak akan melakukan tawar menawar dalam masalah keamananya. Di samping akan memberikan pengaruh signifikan terhadap sikap permusuhan kelompok perlawanan serta provokasi dalam masalah Gilad Shalit hingga program nuklir Iran.
Kelima mendorong perdamaian bersama Palestina. Gambaran yang dirancang Israel ini akan memberikan keringanan pada Palestina yang moderat untuk melanjutkan upaya perdamaian dengan Israel. Di samping menunjukkan kemampuan Israel dalam menyelesaikan masalah dengan kekuatan pribadinya. Hal ini akan memberikan kepercayaan pada Israel untuk merealisasikan keamananya di kawasan. (seto)