Gaza – infopalestina: -Dr. Musa Abu Mazuq Deputi Kepala Biro Politik Hamas dan ketua delegasi Hamas dalam dialog Kairo yang diundur mengajak para pejabat Mesir untuk memberikan semua peluang keberhasilan dialog internal nasional Palestina.
Dalam wawancara khusus dengan infopalestina Abu Marzuq mengatakan”Setelah kajian mendalam secara internal kemudian kajian dengan faksi-faksi Palestina lainnya seperti Jihad Islami Qiyadah Ammah dan Saeqah Hamas memutuskan untuk tidak hadir dalam dialog Kairo dan Sabtu pagi (8/11) keputusan ini kami sampaikan kepada pejabat Mesir.”
Ia menambahkan “Nampak jelas bahwa keputusan itu datang setelah tuntutan Hamas dan faksi-faksi lain tidak diindahkan seperti pengkondisian yang pas bagi pelaksanaan dialog secara serius. Lebih khusus lagi adanya kampanye penangkapan besar-besaran hingga detik ini terhadap para pejuang Palestina di Tepi Barat.”
Petinggi Hamas ini menilai bahwa “Pernyataan kepala OP Mahmud Abbas dalam konfrensi pers bersama Menlu AS Condoleezza Rice yang menyebutkan tidak adanya penangkapan politik di Tepi Barat adalah merupakan bentuk dukungan pihaknya terhadap tindakan aparat keamanannya kepada putera-putera bangsa Palestina.” Berikut teks lengkap wawancara tersebut:
Peristiwa terbaru saat ini adalah keputusan gerakan Anda untuk tidak hadir dalam dialog yang ditindaklanjuti dengan keputusan Mesir untuk menunda dialog tersebut. Apa yang melatar-belakangi keputusan tidak hadir?
Setelah kajian mendalam secara internal kemudian kajian dengan faksi-faksi Palestina lainnya seperti Jihad Islami Qiyadah Ammah dan Saeqah Hamas memutuskan untuk tidak hadir dalam dialog Kairo dan Sabtu pagi (8/11) keputusan ini kami sampaikan kepada pejabat Mesir. Nampak jelas juga bahwa keputusan ini datang setelah tuntutan Hamas dan faksi-faksi lain tidak diindahkan seperti pengkondisian yang pas bagi pelaksanaan dialog secara serius. Lebih khusus lagi adanya kampanye penangkapan besar-besaran hingga detik ini terhadap para pejuang Palestina di Tepi Barat. Begitu juga pernyataan kepala Otoritas Palestina (OP) Mahmud Abbas dalam konfrensi pers bersama Menlu AS Condoleezza Rice yang menyebutkan tidak adanya penangkapan politik di Tepi Barat adalah merupakan bentuk dukungan pihaknya terhadap tindakan aparat keamanannya kepada putera-putera bangsa Palestina.
Bisakah Anda memberikan gambaran singkat tentang apa yang terjadi di Kairo melalui misi yang Anda emban sebagai ketua delegasi Hamas dalam membahas bersama pejabat Mesir?
Dalam rentang waktu yang tidak pendek Kairo memprakarsai dialog antar faksi Palestina sebagai langkah awal melakukan pertemuan rekonsiliasi bagi semua pihak yang berkepentingan di Palestina. Dalam situasi dialog maraton antara Kairo dengan faksi-faksi Palestina ini disana ada sejumlah pertemuan antara Hamas dengan pihak Mesir terkait tentang masalah dialog Palestina atau rekonsiliasi Palestina. Karena masalah ini yang selalu diupayakan oleh Hamas karena sejak perpecahan politik Palestina yang terjadi pada tanggal 14/6/2008 lalu pihak berupaya untuk menghentikan perpecahan ini dengan mengedepankan kemaslahatan umum nasional dan mendukung persatuan nasional Palestina. Agar jangan sampai kondisi Palestina ini tetap seperti yang sekarang ini.
Dalam masa terakhir Kairo bergerak dan bertemu dengan faksi-faksi Palestina membahas dialog namun kertas bahasan itu keburu disampaikan ke media massa. Ini sebuah kesalahan karena kertas dialog tentang rekonsiliasi Palestina tidak boleh keluar di media massa terlebih dulu.
Kemudian Hamas menyampaikan pandangannya dalam kertas tersebut dan terjadi pertemuan dengan pejabat Mesir. Dalam pertemuan itu terjadi pembicaraan tentang pertemuan bilateral dan multilateral yang membahas masalah kertas ini sehingga bisa mendorong pertemuan faksi-faksi menanda-tangani kertas yang isinya kesepakatan politik.
Oleh karena itu harus ada dialog bilateral dan dialog multilateral. Pada awalnya Kairo memutuskan harus ada dialog bilateral antara Kairo dan Fatah serta Kairo dan Hamas secara terpisah. Pada saat itu pandangan Hamas condong kepada pertemuan tiga pihak Mesir Fatah dan Hamas bersama-bersama tidak terpisah.
Apapun yang terjadi Kairo melampaui pertemuan-pertemuan tadi dan menyebutkan bahwa kertas ini hanyalah draft dialog dalam pertemuan besar antar faksi. Titik ini harus dikoreksi dengan pihak Kairo yaitu soal pengkondisian dialog.
Di Kairo sempat muncul suasana yang kondusif bagi terciptanya dialog Palestina-Palestina. Tapi kemudian kami dikejutkan dengan kampanye penangkapan besar-besaran di Tepi Barat. Penangkapan ini sendiri tergolong besar hampir sama seperti tahun 1996 di Jalur Gaza. Ditambah lagi penutupan ratusan lembaga sosial di Tepi Barat. Dalam kondisi seperti ini harus dilakukan dialog dengan pihak Mesir untuk memberikan kondisi yang layak bagi tercapainya dialog dan berbagai kesepahaman hingga tercapainya rekonsiliasi nasional.
Masalah ketiga yang juga mengganjal adalah terkait dengan persiapan pertemuan. Kita harus membahas persiapan pertemuan ini karena media massa sudah banyak membahasnya. Berita-berita yang beredar di mass media menyebutkan bahwa peserta dialog terbagi menjadi dua bagian pertama di level tuan rumah dialog dan kedua pendengar pidato di acara pembukaan. Oleh karena itu harus dibicarakan dengan pejabat Mesir seputar tiga hal tadi untuk memperjelas persoalan dan meletakkan gambaran yang pas demi kesuksesan dialog.
Sampai sejauh mana kebenaran berita yang menyebutkan bahwa kunjungan Anda terakhir ke Kairo dilatarbelakangi oleh percakapan ‘panas’ per telepon antara Khalid Mish’al Kepala Biro Politik Hamas dengan Menteri Amr Solaeman?
Khalid Mish’al sebelum keberangkatan kami terakhir ke Kairo telah menggambarkan secara jelas kepada kepala Dinas Intelijen Mesir agar dialog ini sukses. Maka dengan demikian pernyataan yang bersifat tegas dan gamblang terjadi di pembicaraan tersebut agar kita bisa mencapai hasil yang sesugguhnya yang bisa memberikan kontribusi bagi persoalan bangsa Palestina dan mencapai tujuan nasional.
Anda menolak kehadiran kepala OP Mahmud Abbas dalam acara pembukaan sebagai pihak penyelenggara atau penanggungjawab dialog. Namun pada saat yang sama Anda mengakuinya sebagai pemimpin legal bagi OP. Apakah Anda melihat Abu Mazen kepala OP sebagai pihak yang bermasalah lalu kemudan Anda meminta pihak lain menggantikannya?
Kami berharap sebenarnya Mahmud Abbas bisa mengeluarkan dirinya sendiri dari perdebatan ini dan menempatkan sebagai pemimpin bagi semua pihak. Terlebih-lebih Hamas mengakuinya sebagai presiden dan bergaul dengannya melalui posisi tersebut. Begitu juga kami berharap agar Abu Mazen menjauhkan diri sebagai pihak yang berbicara dan pihak utama terkait dengan apa yang terjadi di tanah Palestina. Ini yang pertama. Yang kedua selama satu setengah tahun lalu kami melihat Abu Mazen tidak hanya sebagai pihak yang ada di dalam masalah perdebatan namun dirinya sebagai penentu dalam perdebatan ini. Hal ini kami dapatkan selama pengalaman kami dalam berinteraksi dalam masalah yang terkait dialog antara Hamas dan Fatah. Di Senegal contohnya Abu Mazen yang memerintahkan Hikmat Zaed agar menarik diri dari pertemuan Senegal. Saat itu ia mengatakan saya diperintahkan untuk mundur dari pertemuan perundingan. Begitu juga yang membatalkan kesepahaman San’a adalah Abu Mazen sendiri dan pengalaman kami membuktikan itu di kesepakatan Mekkah. Kalau tidak ada Abu Mazen tentu kesepakatan Mekkah itu tidak berhasil. Kesepakatan Kairo tahun 2005 lalu juga membuktikan kalau tidak ada Abu Mazen tentu akan sulit dicapai kesepakatan. Catatan-catatan ini baik Abu Mazen sebagai pihak di dalam perdebatan ataupun sebagai pihak penentu perdebatan kami tetap menginginkan Abu Mazen hadir dalam berbagai dialog yang dilakukan di Kairo.
Yang ketiga secara obyektif jika kita ingin dialog ini sukses disana harus ada dua pihak yang ada di dalam kriris. Dua pihak ini harus ada tidak boleh satu pihak absen dan pihak lain hadir. Tidak boleh satu aktif bicara sementara pihak yang lain hanya diam saja. Begitu juga tidak boleh satu pihak merasa bertanggungjawab sementara pihak lain dijadikan yang tertuduh.
Dalam paparan ini saya ingin mengatakan bahwa gambaran di atas tidak akan bisa membawa kita kepada kesuksesan proses dialog dan tidak akan membawa kepada hasil yang baik. Untuk itu gambaran di atas harus dirubah. Persoalan ini harus diubah dan untuk itu kami mengajak dialog pejabat Mesir dengan gamblang dan terang-terangan. Karena kami sendiri tidak mendengar dari pihak Mesir secara langsung. Semua yang terjadi ini hanyalah kajian dari berita media massa yang disusupkan. Makanya kami tetap konsen dengan sikap kami ini demi menjaga kesatuan nasional Palestina dan tercapainya konsensus nasional serta pandangan ini agar tetap hadir dalam persiapan dialog.
Beberapa sumber media memberitakan bahwa Kairo menyampaikan kepada pihak Anda secara resmi tentang ketidaksetujuannya atas revisi yang Anda buat terhadap kertas yang dibuat pemerintah Mesir apa sikap Anda saat itu?
Suatu hal yang tidak masuk akal jika kertas yang dibuat Mesir itu tertutup bagi revisi apapun sebab kertas draft yang akan diajukan dalam dialog adalah rencana untuk didiskusikan bukan kertas yang siap ditanda-tangani. Karena kami juga belum mengambil kertas draft itu maka kami juga tidak bisa memberikan pandangan didalamnya. Dimanapun saja dialog itu berjalan jika draft yang akan dibicarakan dikaji dulu dan dipahami isinya.
Semua jadi bertanya-tanya tentang jaminan akan keberhasilan dialog yang diundur ini apakah Anda di Hamas tidak khawatir kasus-kasus seperti kesepakatan Mekkah Dakar dan San’a yang gagal akan terulang lagi?
Persoalan disini agak berbeda. Dan saya yakin situasi kini yang di dalam Palestina di level regional dan internasional tentu tidak seperti situasi sebelumnya. Situasi ini akan menjadikan pandangan lain bagi teman-teman yang ikut dalam kesepakatan San’a.
Disana ada sejumlah kepatutan yang terkait dengan perubahan-perubahan mendatang di Zionis Israel dan perubahan di pemerintahan Amerika. Begitu juga perubahan yang akan terjadi di tanah Palestina baik di level organisasi Fatah atau level OP sebagai pemimpin. Semua perubahan ini seharusnya ada dalam draft dialog yang akan didiskusikan.
Menurut keyakinan saya tak ada satupun faksi yang tidak melakukan revisi terhadap kertas draft itu. Tentu revisi itu sangat besar sebab apapun namanya draft pasti butuh revisi dan perubahan. Karena ia juga bukan rencana nasional Palestina. Dan rencana nasional manapun tidak sepi membahas agenda nasional seperti status kota Al-Quds pengungsi hak untuk kembali perlawanan dan masalah-masalah lain yang sebenarnya tidak bisa dilupakan.
Ditambah lagi sebagian besar poin-poin yang ada dalam draft itu tidak ada hubungannya dengan dialog Palestina seperti gencatan senjata perundingan dengan pihak musuh Zionis atau hal-hal yang sudah disepakati dan ditanda-tangani sebelumnya. Sebagai contoh di dokumen konsensus nasional seperti persoalan PLO dan persoalan-persoalan lain yang harus membutuhkan mekanisme baru seperti soal pemilu. Persoalan-persoalan tadi diundur dan disampaikana kepada komisi-komisi untuk dikaji seperti soal kedudukan presiden pemilu legislative atau revisi UUD. Semuanya masih dalam kajian di komisi pemilihan umum.
Singkatnya adalah tidak mungkin ada sikap-sikap yang sudah disepakati di dalam kertas draft. Disana masih ada sikap yang dipersoalkan oleh sebagian orang. Maka secara logika bahwa kertas draft ini secara global untuk layak untuk dijadikan pandangan apatah lagi untuk ditanda-tangani sebelum dikaji dibahas dan direvisi.
Para pengamat menilai apa yang tengah terjadi di Tepi Barat berupa kampanye penangkapan aktivis Palestina besar-besaran merupakan racun bagi tercapainya dialog lalu apakah Kairo bisa memainkan perannya dalam kondisi memanas semacam ini?
Sesungguhnya kami tahu betul bahwa teman-teman di Mesir mampu untuk menjalankan apa yang diminta kepadanya. Untuk soal Tepi Barat kami tidak meminta hal-hal yang aneh kepada Mesir. Kairo pernah mengeluarkan orang-orang dari penjara untuk bisa dialog. Dalam dialog-dialog Kairo sebelumnya Mesir bisa mengeluarkan orang-orang dari penjara. Maka sebenarnya kami tahu betul bahwa Kairo mampu berbuat banyak dalam masalah ini.
Kairo mampu untuk menghentikan semua rentetan penyerangan. Suatu hari salah satu pimpinan Hamas di Tepi Barat diinterogasi. Setelah itu kami berbicara dengan pejabat Mesir. Hanya lewat telepon saja pemimpin Hamas tersebut batal ditahan. Oleh karena itu kami tahu betul teman-teman Mesir bisa berbicara dengan presiden Mahmud Abbas untuk membebaskan para aktivis agar cerita penangkapan ini berakhir.
Persoalan kedua adalah kampanye penangkapan yang dikhususkan kepada kader dan pimpinan Hamas pemutusan hubungan kerja kantor-kantor lembaga sosial toko-toko dan lembaga amil zakat ditutup. Dengan demikian kampanye ini memang ditujukan kepada Hamas. Tidak masuk akal jika disana ada dialog antara dua kelompok utama Palestina dimana satu pihak meminta bantuan kekuatan kepada Zionis Israel untuk memukul pihak yang lain di Tepi Barat.
Penutupan perlintasan Rafah dan pelarangan delegasi parlemen Palestina untuk keluar baru-baru ini serta penolakan Kairo atas revisi yang Anda ajukan tidakkah mendorong pihak mencari mediator lain?
Kami menerima Mesir sebagai mediator dan kami berinteraksi dengan pejabat-pejabat Mesir secara transparan dalam berbagai periode. Kami memiliki beberapa catatan terhadap metode yang dipakai Mesir khususnya dalam masalah Jalur Gaza dan terhadap Hamas. Banyak catatan yang akan kami sampaikan kepada pihak Mesir yang berkaitan dengan kebijakan-kebijakan yang harus dikoreksi agar bisa berbuat adil terhadap bangsa Palestina dan khususnya kepada Hamas.
Dan pada saat yang sama saya ingin menegaskan bahwa tak ada satupun yang bisa mengesampingkan Mesir dalam masalah Palestina. Kami akan berinteraksi dengan Mesir hari ini dan esok. Kami tahu benar sikap teman-teman di Mesir secara detail yang terkait dengan masalah Palestina. Namun juga tidak diragukan lagi kami akan terang-terangan dan gamblang menyampaikan sikap kami dalam suasana dialog yang harmonis. Kami merasa sedih dengan penutupan perlintasan Rafah dan melarang orang untuk keluar bepergian. Kami akan terus berdialog dengan teman-teman Mesir untuk meluruskan masalah ini dan menyelesaikannya secara total.
Soal sikap Anda dan empat faksi lainnya yang memboikot dialog apakah ada persamaan?
Faksi-faksi ini melihat bahwa keberhasilan dialog sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang mengiringi dialog itu sendiri. Cukuplah ini menjadi bukti akan keberhasilan dialog tersebut. Faksi-faksi itu juga melihat bahwa dialog Kairo ini akan ada sambutan dari negara-negara Arab ditambah sambutan dari Mahmud Abbas yang mewakili salah satu pihak dari dua pihak yang menjadi pemicu krisis di Palestina.
Mereka melihat bahwasanya harus ada pandangan lain yang disampaikan ke umum karena dialog itu sejatinya antara dua pandangan yang berbeda. Jika ada pihak yang ingin menyampaikan pandangannya secara utuh di dalam dialog (yaitu disampaikan dalam acara pembukaan) maka pihak yang lain tidak boleh absen. Faksi-faksi ini pun melihat bahwa kampanye penangkapan di Tepi Barat menjadi penghalang bagi terciptanya konsensus nasional. Persoalan-persoalan ini seharusnya sudah jelas bagi Kairo dan segera berupaya menciptakan semua faktor yang menyebabkan dialog itu sukses# (AMRais)