Tue 6-May-2025

Peran Aparat Abbas di Tepi Barat: Menggagalkan Dialog dan Memperdalam Pepecahan

Kamis 6-November-2008

Ramallah – Infopalestina: Para anggota dewan dan politikus dari Tepi Barat sepakat bahwa apa yang dilakukan aparat keamanan Otoritas Palestina yang loyal kepada Presiden Mahmud Abbas khususnya aksi militer terakhir di Tepi Barat yang berbarengan dengan semakin dekatnya waktu pelaksanaan dialog Palestina di Kairo sama sekali tidak memberi landasan bagi keberhasilan dialog atau menciptakan suasana yang baik untuk mengembalikan persatuan bangsa Palestina.

Bertugas Kontra Perlawanan

Anggota dewan legislative Palestina Samira Halayiqa menegaskan dinas keamanan Abbas sedang melakukan tugas barunya. Bukan untuk mengembalikan karisma Otoritas Palestina atau melindungi proyek nasional Palestina namun membasmi perlawanan melalui penangkapan para tokoh dan mujahidin yang sudah bertahun-tahun menghabiskan waktunya di dalam penjara Zionis Israel demi membela persoalan Palestina melindungi hak-hak bangsa Palestina dan demi proyek pembebasan yang sudah banyak jatuh korban jiwa. Demi itu semua mereka mendekam di dalam penjara Zionis Israel.

Dia mengatakan “Tidak bisa dipahami sama sekali aksi-aksi penangkapan secara terus menerus terhadap para muajahidin di Tepi Barat pada saat seperti sekarang ini kecuali sebagai upaya untuk menjatuhkan pilihan faksi-faksi Palestina dan keinginannya mengakhiri perpecahan dan kembali kepada dialog yang sungguh-sungguh.” Dia menambahkan masalah dialog tidak akan tegak sementara aksi-aksi penangkapan terus dialami para pejuang perlawanan dan menggirim mereka ke dalam sel tahanan dinas keamanan otoritas Ramallah.”

Pihak-pihak di OP Berkepentingan pada Perpecahan

Sementara itu anggota dewan legislative Palestina Baseem Za’arir mengatakan ada sejumlah pihak di Otoritas Palestina di Tepi Barat yang berkepentingan dengan keberhasilan dialog Palestina. Menurutnya pemerintah inkonstitusional yang dimpimpin Salam Fayad di Ramallah mengambil manfaat dari perpecahan dan konflik antara Fatah dan Hamas. Ini adalah bagian Fayad untuk memberlakukan agenda khususnya melalui dukungan dana dan politik dari Amerika serta ketundukan Abbas pada syarat-syarat Barat agar terus mengalirkan dana dan dukungan politik kepadanya.

Baseem menambahkan “Dinas keamanan atau pimpinan dinas keamanan ini khususnya yang memprediksi mereka akan menjadi obyek dalam dialog agar posisi mereka tidak terpengaruh oleh dialog mereka berupaya mempertajam konflik melalui aksi penangkapan meluas dan penyiksaan terhadap pendukung Hamas. Untuk diketahui bahwa keberhasilan para petinggi dinas keamanan ini di hadapan Fayad dan Dayton tergantung sejauh mana mereka mengintimidasi pendukung Hamas.”

Dia melihat bahwa “para tokoh di sekitar Presiden Abbas khususnya mereka yang tidak memiliki basis massa di tengah-tengah rakyat Palestina dan sekarang menikmati posisi di Otoritas Palestina dan PLO meyakini dengan tegas bahwa keberhasilan dialog Palestina akan menghantam sebagian mereka kalau tidak seluruhnya.”

Pihak-pihak ini pada level internal Palestina ungkapnya mampu menggagalkan dialog Palestina. Terlebih dengan dukungan Israel Amerika dan Arab. Apabila mereka mampu meyakinkan Presiden Abbas dan Fatah bahwa mereka semua mampu mengakhiri masalah jabatan presiden melalui pemaksaan realita dengan kekuatan serta dukungan Arab dan barat. Untuk itu mereka akan gigih dengan draf Mesir tanpa perubahan apapun. Bahkan meskipun Hamas dan faksi-faksi Palestina menyetujui draf tersebut mereka akan membuat penghalang agar tidak keluar kesepakatan pada semua persoalan.

Menurutnya keberhasilan dialog membutuhkan kecenderungan kuat dan jujur dari Fatah sendiri dan Presiden Abbas sehingga tercatat keberhasilan baginya. Di sana ada suara-suara di dalam Fatah yang mendorong ke arah keberhasilan dialog. Suara-suara ini memahami dan menyadari adanya kelompok-kelompok yang menghalangi dialog.

Tergantung Peran Mesir

Penulis dan analis politik Isham Barqan menyatakan keyakinannya bahwa keberhasilan dialog atau kegagalannya tergantung pada pihak mediator yaitu Mesir. Ketika Mesir berdiri dengan jarak yang sama dari semua faksi yang berdialog maka sudah tentu dialog ini akan berhasil. Keberpihakan Mesir pada pihak ini atau pihak itu akan nampak melalui langkah-langkahnya di lapangan. Sampai detik ini Mesir tidak mengambil jarak yang sama dengan semua pihak dan nampak berpihak kepada satu pihak. Untuk itu Mesir belum meminta pembebasan para tahanan politik sebagai langkah penting untuk menenangkan suasana dialog. Padahal ini sangat penting. Bahkan sampai saat ini Mesir belum meminta pihak Ramallah menghentikan aksi-aksinya terhadap pendukung Hamas meskipun tahu bahwa ini adalah sebab utama untuk menciptakan suasana positif bagi dialog.

Dia melihat bahwa yang penting adalah Mesir mengatahui bentuk bahwa pihak-pihak yang berdialog memiliki program yang berbeda dan harus dilihat ini sebagai sebab yang memberikan andil terciptanya suasana yang negative dan mengancam keberhasilan dialog ini. Seperti catatan-catatan yang diajukan terhadap draf Mesir yang juga membutuhkan penjelasan. Di antaranya adalah poin yang berkaitan dengan pembentukan pemerintahan yang setuju mampu membebaskan blokade apa yang dimaksud itu secara kongkrit. Semua kita tahu bahwa pemerintahan di Tepi Barat yang dipimpin Fayad telah mempu membebaskan blokade. Namun demikian pemerintahan seperti ini tidak diterima pihak lain. Karena program-programnya tidak selaras dengan kemaslahatan tinggi nasional Palestina yaitu melindungi perlawanan dan proyek perlawanan. Demikain juga sebaliknya. Untuk itu Barqan meyakini bahwa tugas Mesir memang sangat sulit.

Menikam dari Belakang

Sementara itu petinggi Hamas Ra’fat Nashif menilai terus berlanjutnya koordinasi keamanan antara aparat Otoritas Palestina dengan pasukan penjajah Zionis Israel kontra perlawanan adalah tikaman dari belakang terhadap bangsa Palestina dan proyek pembebasannya.

Untuk itu dia mengecam aksi-aksi penangkapan politik dan menolak prinsip penangkapan yang dilatari afiliasi politik. Dia meminta dinas keamanan Abbas menghentikan siasat penangkapan yang sudah menelah korban 400 warga Palestina. Dia juga meminta aparat Abbas memberikan kesempatan bagi keberhasilan dialog Palestina dengan mengembalikan persatuan bangsa Palestina. (seto)

Tautan Pendek:

Copied