Tue 6-May-2025

Ehud Barack: Hamas Musuh Paling Sengit

Rabu 5-November-2008

Infopalestina: Radio militer Israel Ahad (2/11) melaporkan Ketua Partai Buruh Israel Ehud Barack menegaskan bahwa sekiranya dirinya ditugasi untuk membentuk pemerintahan pasti berhasil berbeda dengan Tzepi Levni. Barack menambahkan “Tokoh seperti Shimon Perez saja memungkinkan untuk membentuk pemerintahan dalam jangka waktu 3 hari. Dan saya bila melakukannya dalam tiga minggu.”

Ehud Barrack sendiri pernah memimpin pemerintahan Palestina dari tahun 1999 hingga 2001. Dia berhasil membentuk pemerintahan koalisi meskipun mayoritas parlemen Israel Knesset menentangnya. Hal ini berbeda dengan kondisi yang dialami oleh Tzepi Levni. Dia mendapatkan dukungan 70 anggota parlemen di pemerintahan Olmert.

Di sisi lain Barack menyebut bahwa Levni adalah tokoh yang lurus dan obyektif. Namun hal ini tidak cukup untuk mengelola urusan negara Israel. Negara membutuhkan kepemimpinan Partai Buruh yang telah bekerja bertahun-tahun dengan lurus logis dan bertanggung jawab di ranah politik di entitas negara Israel.

Adapun berkaitan dengan persoalan pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit yang disandera perlawanan Palestina di Jalur Gaza Barack mengatakan “Tel Aviv akan terpaksa mengambil langkah-langkah keras untuk membebaskan dia.” Barack menambahkan bahwa pembebasan Shalit tidak bisa serta merta dilakukan esok pagi. Untuk itu harus ada tindakan yang lurus dan penuh pemahaman. “Karena kita menghadapi musuh yang paling sengit dan buas serta mengetahui betul nilainya (Shalit) baginya” tegas Barack memberikan alasan. Karenanya harus dihadapi dengan bijaksana dan cerdas.

Di sisi lain Barack membela kesepakatan gencatan senjata dengan gerakan Hamas. Karena kondisi ini menurut pandangannya akan memberikan kesempatan untuk melanjutkan perundingan terkait masalah Gilad Shalit.

Upaya dalam hal ini akan berlanjut selama pemerintahan transisi dengan tetap bersandar kepada langkah apapun yang mungkin dilakukan. “Namun kita harus memahami betul bahwa kita akan terpaksa membayar dengan harga yang mahal untuk mengembalikan Shalit. Selain masyarakat Israel yang akan marah dan tidak mudah bisa menerima pembebasan para tahanan yang akan kita bebaskan.”

Adapun berkaitan dengan masalah Suriah Barack menyebutkan bahwa di sana ada kesempatan untuk melakukan perundingan dengan Suriah. Hanya saja mustahil pada saat ini dicapai kesepakatan atau perjanjian dengannya.

Barrack menegaskan bahwa Suriah telah membekali Hizbullah dengan senjata. Suriah juga sudah mengirim ke kelompok ini senjata yang bisa merusak keseimbangan suasana Libanon. Bila ini terjadi maka Israel akan terpaksa melihat kembali tindakan dan reaksinya. (seto)

Tautan Pendek:

Copied