Tue 6-May-2025

Setelah 16 Bulan Blokade 80% Penduduk Gaza di Bawah Garis Kemiskinan

Senin 27-Oktober-2008

Gaza – Infopalestina: Pertengahan Oktober 2008 blokade yang mencekik Jalur Gaza telah genap 16 bulan sejak Israel memberlakukan pada 12 Juni 2007. Blokade ini bersamaan dengan eskalasi agresi permusuhan penjajah Zionis Israel terhadap segala bentuk kehidupan di Jalur Gaza. Sehingga membuat sekitar satu setengah juta manusian Palestina berada dalam derita yang tak tertahankan bagaikan hidup dalam sebuah penjara besar.

Blokade ini telah mengakibatkan tragedy di berbagai bidang ekonomi dan sosial sehingga menjadikan Jalur Gaza sebagai daerah bencana. Blokade ini masih melumpuhkan gerak langkah orang dan barang dari dan ke Jalur Gaza melumpuhkan pertukaran perdagangan yang melanggar semua kesepahaman dan perjanjian yang diputuskan penjajah Israel di depan lembaga internasional yang di dalamnya menegaskan kemudahan lalu lintas dan penyeberangan barang dan orang ke dalam dan ke luar wilayah Palestina sesuai dengan 3 kesepakatan yang terakhir adalah kesepakatan lalu lintas dan penyeberangan pada November 2005. Meskipin pihak Palestina komitmen penuh dengan gencatan senjata. Komitmen ini dibalas pemerintah penjajah Israel dengan terus menutup perlintasan-perlintasan dan mempermainkan jumlah dan jenis bahan dan barang yang masuk ke Jalur Gaza.

Dengan berlanjutnya langkah-langkah tersebut dapak kita katakan bahwa langkah-langkah tersebut telah memupus harapan dalam menyegarkan ekonomi di Jalur Gaza dan memupus semua yang tersisa dari asas-asas ekonomi yang pada dasarnya lemah dari akumulasi pendudukan Zionis.

Sesuai dengan laporan data yang dikeluarkan Komite Rakyat Anti Blokade Jalur Gaza yang menyandarkan hampir secara penuh kepada impor dari dan melalui (otoritas Zionis Israel) sejak blokade penjajah tidak mengizinkan masuknya apapun bahan metah ke Jalur Gaza dan tidak boleh mengekspor hasil apapun dari Jalur Gaza. Hal ini mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskiman mencapai 80% menurut sebagian laporan.

Menurut prediksi Bank Dunia tingkat kemiskinan meningkat dari 35% pada akhir tahun 2006 menjadi lebih 66% pada akhir November 2007 ditambah peningkatan secara tajam pada tingkat pengangguran yang mencapai 65%. Hal ini telah membuat warga Gaza tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok mereka di samping penurunan secara drastic tingkat penghasilan rata-rata warga hingga di bawah 650 dolar setiap tahunnya atau 2 dolar setiap harinya.

Sektor Khusus

Sektor khusus di tanah Palestina secara umum dan di Jalur Gaza secara khusus merupakan penggerak utama dalam proses pertumbuhan dan pengembangan ekonomi di mana bisa melahirkan 53% kesempatan kerja. Dalam agresi Israel sector ini yang menjadi target aksi-aksi kekerasan dan penghancuran sehingga membuat sector ini tidak bisa berkembang dan tetap pada level terbawah dalam produksi.

Kemampuan sector khusus di Jalur Gaza menurun dari 76% sebelum awal ontofadhah al Aqsha (September 2000) menjadi 311% pada perempat pertama tahun 2001. Kemudian mulai pulih hingga 46% antara Januari 2006 hingga Juni 2007.

Namun sejak penutupan penyeluruh atas Jalur Gaza pada pertengahan Juni 2007 kemampuan produksi langsung turun menjadi 11%. Sebab utamanya adalah penghentian kerja pelabuhan khusus dengan Jalur Gaza yang melarang masuknya semua jenis bahan mentah di mana semua lembaga produksi Palestina tidak mungkin mendapatkan lebih dari 10% kebutuhan untuk memproduksi. Dan bahkan kemungkinan untuk mendapatkan yang sangat sedikit ini pun sangat sulit yang menambah biaya produksi. Ditambah lagi kesulitan pemasaran dan pendistribusian hasil lokal akibat penutupan tersebut.

Data-data awal menunjukan bahwa lebih dari 43% lembaga sector khusus telah menghentikan aktivitas perdagangan secara total. Sementara pada saat yang sama lebih dari 55% dari lembaga sector khusus tersebut menurunkan aktivitas perdagangannya hingga 75%.

Sektor Industri

Hampir secara keseluruhan kebutuhan sector industri di Jalur Gaza sangat bergantung pada bahan mentah yang diimport di mana 80% suku cadang diimpor dari Israel. Hampir sebagian besar hasil industri di Jalur Gaza diekspor pada masa puncak produksi (terjadi pada bulan Ayar – Haziran) memungkinkan eksporn748 kontainer hasil industri dalam sebulan (meliputi hasi peralatan rumah tangga produk makanan pakaitan dan hasil pertanian).

Sejak awal blockade penjajah Zionis Israel membatalkan kerja di pelabuhan untuk Jalur Gaza di samping melarang bahan mentah apapun lewat ke Jalur Gaza. Hal ini mengakibatkan berhentinya seluruh pekerjaan sector industri yang dalam produksinya bergantung pada lebih dari 85% impor bahan baku dari atau melalui entitas Zionis Israel.

Data yang ada menunjukan terjadinya penutupan lebih dari 97% fasilitas industri yang jumlahnya mencapai 3900 fasilitas industri dan tidak bisa mengekspor barang apapun. Hal ini mengakibatkan 35.5000 pekerja di sector ini menambah jumlah pengangguran. Jumlah pekerja di sector industri yang masih bekerja sekitar 35.000 pekerja akibat penutupan-penutupan yang terjadi pada pertengahan bulan Juni 2007. Setelah ditutup jumlah pekerja di sector ini tidak lebih dari 1500 pekerja.

Perkiraan yang dikeluarkan Persatuan Industri Palestina menunjukan kerugian langsung setiap bulan di sekstor industri sejak awal blockade terhadap Jalur Gaza mencapai sekitar 15 juta dolar pemasukan di sector industri di Jalur Gaza tahun 2006 mencapai 500.000 dolar per hari. Artinya total kerugian hingga pertengahan Oktober 2008 mencapai 975 juta dolar.

Pernyataan yang dikeluarkan dari sector ekonomi menunjukan bahwa kerugian langsung mencapai lebih dari 320 juta dolar. Pada level sector-sektor terdampak pernyataan dari sector ekonomi menunjukan bahwa setelah peristiwa blockade tidak ada sama sekali hasil industri yang diekspor. Dari 600 faslitas ekonomi yang aktif tinggal 30 fasilitas. Hal ini mengakibatkan kerugian mencapai lebih 120 juta dolar di samping 6500 pekerja yang kehilangan pekerjaan mereka.

Khusus di sector industri tekstil sejumlah perkiraan menyebutkan semua fasilits yang aktif di sector ini ditutup yang jumlahnya mencapai lebih 960 industri yang setiap tahunnya menghasilkan 5 juta potong pakaian dan 95% hasilnya dieskpor ke Israel. Di samping hilangnya pekerjaan bagi 25 ribu pekerja. Jumlah kerugian akibat berhentinya ekspor pakaian mencapai 40 juta dolar. Belum lagi jumlah kontiner yang bisa digunakan untuk ekspor setiap bulan sekitar 245 kontainer.

Informasi yang ada menyebutnya terjadinya penutupan seluruh industri bangunan 13 industri keramik 30 industri semen 145 industri marmer dan 250 industri batu bata sehingga mengakibatkan 3500 pekerja kehilangan pekerjaan.

Sektor Pertanian

Jalur Gaza memiliki lebih dari 70000 hektar lahan pertanian. Lahan seluas itu bisa meproduksi 280000 ton hingga 300000 ton produk pertanian setiap tahunnya. Sepertiga produk tersebut diekspor.

Sektor pertanian ini membuka lapangan pekerjaan bagi lebih dari 40000 orang.baik pekerja tetap maupun sementara. Jumlah ini adalah 127% dari tenaga kerja yang tersedia. Selain tu jumlah ini juga mampu mencukupi kebutuhan makanan bagi seperempat jumlah penduduk Jalur Gaza.

Sejak pemberlakuan blockade total Israel menghalangi ekspor poduksi Jalur Gaza termasuk produk pertanian. Selain itu Israel juga menghalangi masuknya bahan-bahan seperti benih pupuk dan berbagai kebutuhan pertanian lainnya. Semua ini menyebabkan sektor pertanian mengalami kerugian yang sangat besar. Jumlah kerugian tersebut diperkirakan 135 juta dolar untuk waktu antara pertengahan Juni 2007 hingga Oktober 2008.

Keterangan departeman pertanian menyebutkan bahwa kerugian perhari yang disebabkan terhalangnya kemungkinan ekspor sebersar 150 ribu dolar. Kalau dijumlah maka kerugian selama masa blokaade sebesar 67 juta dolar. Selain itu karena menumpuk ada ribuan ton kentang yang membusuk tanpa bisa dimanfaatkan dan lebih dari 10 ribu ton produk pertanian lainnya terpaksa dijual di pasar local dengan harga jauh di bawah standar. Perlu diketahui harga local hanya 10-15% dari harga eskspor. Sebagian petani mengalami kerugian karena produknya terpaksa dijual di pasar local. Sebagian pertani yang lain mengalami kerugian karena pasar lokal mereka dipenuhi produk ekspor.

Diperkirakan penurunan jumlah produksi musim panen tahun ini mencapai 20-30% dari produksi musim panen tahun lalu. Kerugian perbulan diperkirakan mencapa 10 juta dolar. Bisa dikatakan blokade telah menghancurkan musim produksi pertanian mulai dari tanggal 15 Novmber 2007 hingga Mei 2008.

Diperkirakan jumlah pekerja pada musim panen tahun ini berjumlah 7500 orang. Keberhasilan produski mereka yang berjumlah 14 juta doar bergantung sepenuhnya kepada ekspor. Untuk jumlah ini lahan yang ditanami seluas 3130 hektar. Mereka menanaminya dengan strawbery anyalir dan kentang.

Di sector perikanan Israel juga melakukan tekanan. Sehingga diperkirakan ada sekitar 3000 nelayan kehilangan mata pencaharian mereka. Dan kerugian mereka diperkirakan mencapai 3 juta dolar perbulan.

Sektor Kesehatan

Blokade Israel telah menghancurkan sektor kesehatan di Jalur Gaza. Dinas kesehatan tidak mampu lagi memberikan pelayanan kesehatan kepada penduduk walaupun hanya pelayanan yang sangat minim. Hal ini menyebabkan terjadinya tragedi kemanusiaan rumah-rumah sakit lumpuh dan tidak bisa memberikan pelayanan kesehatan yang layak untuk penduduk.

Laporan dari departeman kesehatan menunjukkan bahwa sebagian besar obat-obatan pokok telah habis. Sampai pertengahan Oktober saat laporan ini dibuat jenis obat yang habis diperkirakan berjumlah 160 jenis sedang keperluan medis lainnya berjumlah 130 macam. Kemudian obat yang masih ada 120 di antaranya juga diperkirakan akan habis dalam waktu dekat dan sekitar 90 alat kedoktean sudah tidak bisa dipakai lagi karena tidak adanya suku cadang yang diperkukan untuk memperbaikinya.

Parahnya lagi para penduduk juga tidak bisa meninggalkan Jalur Gaza untuk sekadar mendapatkan pengobatan yang layak. Catatan yang dikeluarkan WHO ada ratusan kasus penyakit kronis yang membutuhkan operasi spesialis terutama berkenaan dengan penyakit otak syaraf jantung kanker ginjal dan tulang tidak bisa mendapatkan pengobatan karena jalan ke Jalur Gaza ditutup.

Catatan WHO menambahkan bahwa ada lebih dari 1150 orang sakit yang tidak bisa meninggalkan Jalur Gaza untuk mendapatkan pengoatan sejak diberlakukannya blockade hingga akhir bulan Februari 2008. Sedangkan depateman kesehatan menyebutkan sekitar 1300 pasien membutuhkan pengobatan di luar Jalur Gaza 210 di antaranya dalam kondisi kritis .

Departemen kesehatan mencatat ada puluhan kasus meninggal dunia karena tidak bisa keluar dari Jalur Gaza untuk mendapatkan pengobatan. Hingga akhir bulan Oktober ada 252 pasien yang meninggal akibat blockade.

Sektor Konstruksi dan Infrastruktur

Sejak Israel mengumumkan berhentinya penggunaan kode bea cukai untuk Jalur Gaza dan melarang masuknya bahan mentah ke Jalur Gaza yang di antaranya adalah bahan-bahan bangunan seperti semen besi dan baja maka sektor konstruksi pun menjadi lumpuh. Dan banyak pabrik bahan bangunan tutup di antaranya 13 pabrik keramik 30 pabrik semen 145 pabrik marmer dan 250 pabrik batu bata. Hal ini menyebabkan sebanyak 3500 orang kehilangan pekerjaan.

Selain berhentinya proyek-proyek pembangunan yang diperkirakan bernilai 350 juta dolar karena Program Pengembangan PBB menghentikan proyek pembangunan infrastruktur seperti pembangunan jalan saluran air dan saluran pembuangan air yang semuannya diperkiarakan berjumlah 60 juta dolar. United Nations Relief and Works Agency for Palestine Refugees in the Near East (UNRWA) juga menghentikan program penciptaan lapangan pekerjaan yang bernilai 93 juta dolar yang dimanfaatkan oleh lebih dari 1600 orang. Selain itu semua proyek pembangunan gedung-gedung perguruan tinggi rumah sakit lembaga-lembaga pemerintah dan sector investasi khusus juga dihentikan.

Bahan makanan

Israel masih membolehkan masuknya suplai bahan makanan hanya untuk bahan pokok dan dilakukan secara terputus-putus. Namun setelah mengumumkan Jalur Gaza sebagai entitas musuh Israel membatasi jenis bahan makanan pokok yang diperbolehkan masuk dengan batas 20 jenis. Hal ini menyebabkan sangat kurangnya bahan makanan hilangnya beberapa jenis makanan dari pasar dan meroketnya harga barang.

Menurut catatan yang diambil dari pintu Rafah bahan makanan yang bisa masuk hanyalah 15% dari jumlah kebutuhan penduduk Jalur Gaza. Naiknya harga bahan makanan dimulai pada bulan Juli 2007 disebabkan oleh minimnya bahan makanan yang ada kerena pintu masuk yang ditutup dan produksi yang terhenti.

Sebagian besar penduduk tidak mempunyai daya beli kebutuhan pokok. Dari 62% keluarga yang ditanya 935% mengatakan telah menurunkan anggaran belanja. Hal itu bisa dilihat akibatnya yaitu berkurangnya konsumsi daging 98% dan konsumsi susu 86%.

Sektor Perairan dan Pembuangan Sampah

Setelah peristiwa bulan Juni 2007 di Jalur Gaza (di mana Hamas berhasil menguasai dan memegang kendali keamanan di Jalur Gaza red) Israel mengeluarkan berbagai kebijakan dan keputusan di antaranya adalah menururnkan suplai bahan bakar yang biasa digunakan untuk mengoperasikan stasiun pembangkit listrik. Hal ini menyebabkan terputusnya aliran listrik dan lemahnya tegangan. Israel menurunkan supai bahan bakar yang biasa digunakan untuk mengoperasikan generator pengganti pembangkit listrik.

Israel menutup pintu-pintu masuk (gerbang pelintasan) dan menghalangi masuknya berbagai bahan peralatan dan suku cadang yang biasa digunakan untuk mengoperasikan dan memperbaiki saluran perairan dan saluran pembuangan. Hal ini menyebabkan berkurangnya kemampuan dinas perairan untuk terus menyediakan kebutuhan minimal akan air.

Permasalahan juga dihadapi sector yang bertugas mengumpulkan sampah dan membuangnya ke TPA sampah yang berjumlah tiga tempat yaitu Gaza Deir Balah dan Rafah. Sampah rumah tangga yang dihasilkan Jalur Gaza diperkirakan berjumlah 400000 ton pertahun.

Proses pembuangan sampah sering macet untuk waktu yang panjang. Sebab utamanya adalah tidak tesedianya bahan bakar dan suku cadang kendaraan pengangkut sampah tersebut.

Sekitar 50% kendaraan milik pemerintah Gaza tidak bisa dioperasikan. Selebihnya terancam rusak karena blockade penutupan gerbang pelintasan dan kurangnya bahan bakar. Ditambah lagi kenyataan bahwa sebenarnya daya kemampuan kendaraan yang tersedia hanya 40%. (seto)

Tautan Pendek:

Copied