Hebron – Infopalestina: Dinas intelijen umum yang berada di bawah otoritas Presiden Abbas menuduh gerakan Hamas menyimpan senjata dan bahan peledak. Senjata dan bahan peledak tersebut berhasil disita dan dikuasai di kotaHebron beberapa hari yang lalu. Dinas intelijen Abbas mengklaim keberadaan senjata dan bahan peledak ini telah merusak keamanan dan stabilitas di distrik-distrik Tepi Barat.
Aksi dinas intelijen Abbas ini mendapat kecaman dan protes dari faksi-faksi dan para tokoh Palestina karena ini dianggap sebagai pengkhianatan untuk mengepung perlawanan dan menghalanginya melakukan aksi-aksi melawan penjajah Zionis Israel. Langkah ini tidak terlepas dari proyek koordinasi keamanan antara aparat keamanan Otoritas Palestina dan dinas keamanan Zionis Israel sekaligus lari dari merealisasikan dialog nasional di Kairo.
Para pengamat mengaitkan tuduhan-tuduhan ini dengan apa yang diungkap media-media Israel dalam waktu yang berdekatan. Di mana dinas keamanan Otoritas Palestina di Ramallah meminta diizinkan menempatkan pasukan keamanan di Hebron untuk memberangis pengaruh gerakan Hamas yang semakit menguat di kota tersebut.
Harian Yedeot Aharonot mengutip pernyataan seorang pejabat keamanan Otoritas Palestina yang mengatakan bahwa Zionis telah menyetujui permintaan yang diajukan Otoritas Palestina agar mengizinkan menempatkan pasukan keamanan di Hebron guna memberangus pengaruh gerakan Hamas yang semakin menguat. Aharonot menjelaskan Otoritas Palestina telah meminta penempatan 1000 personel keamanan di Hebron namun sampai sekarang Israel hanya menyetujui penempatan 250 personel pasukan kepresidenan dan jumlah yang sama dari kepolisian Palestina. Pada saat yang sama Otoritas Palestina ingin memasukan 500 personel lainnya dari pasukan keamanan nasional ke kotaHebron. Aharonot menyebutkan permintaan Otoritas Palestina ini diajukan melalui chanel barat di al Quds (Jerusalem).
Aharonot menyebutkan fungsi pasukan ini akan menjadi kekuatan yang memerangi upaya politik yang intensif dilakukan Hamas di kotaHebron yang semakin meningkat intensitasnya menjelang berakhirnya jabatan Presiden Abbas.
Para pengamat menilai apa yang dilakukan dinas intelijen Abbas di Hebron ini adalah upaya untuk membuktikan bahwa keberadaannya adalah untuk melindungi keamanan penjajah dan permukiman-permukimannya. Dengan demikian akan mendapatkan izin dari Zionis Israel untuk menambah jumlah pasukan yang dimasukan ke Hebron.
Melalui juribicaranya Dr. Sami Abu Zuhri gerakan Hamas menilai semua bentuk kekerasan yang dilakukan aparat Abbas di Tepi Barat mulai dari pengejaran penculikan penangkapan penahanan penyiksaan hingga pelucutan senjata perlawanan tidak lain adalah bagian dari upaya untuk lari dari merealisasikan dialog yang sedang berlangsung di Kairo Mesir sekaligus untuk menutupi peristiwa kekerasan Israel yang sedang terjadi di kota Akka.
Dr. Abdul Satar Qasim pengamat politik Palestina dan dosen ilmu politik di Univesitas Nasional al Najah di Nablus Tepi Barat mengecam tindakan aparat Abbas di Hebron yang menyita dan menguasai gudang penyembunyian senjata dengan dalih itu milik gerakan perlawanan Islam Hamas.
Qasim mempertanyakan “Untuk kepentingan siapa tindakan seperti ini? Untuk diketahui bahwa laboratorium ini tidak mendapatkan izin dari ‘Israel’ sedangkan senjata yang dibawa dinas keamanan mendapatkan izin ‘Israel’. Kalau jawabannya adalah bahwa Hamas membuat bom untuk melakukan kudeta terhadap pemerintah di Tepi Barat maka kami berhak bertanya: mengapa Otoritas Palestina memburu senjata dan bom Palestina sebelum 14 Juni 2007. Bukankah dinas keamanan berkali-kali mengumumkan penghancuran sel-sel di Ramallah Nablus dan Hebron. Dan juga penghancuran laboratorium pembuatan bom tahun-tahun 1996 dan sesudahnya? Sangat sulit bagi orang Palestina untuk menerima alasan Otoritas Palestina ini kecuali mendukung kesepakatan dengan Israel yang secara terang-terangan menyatakan pentingnya memburu siapa saja yang disebut teroris.”
Qasim menambahkan “Menjadi hak faksi-faksi Palestina dan anak bangsa Palestina untuk membuat bom dan senjata selama di sana ada penjajah di tanah Palestina. benar bahwa perlawanan Palestina sekarang lebih buruk kondisinya. Namun saya percaya bahwa penjajah tidak tenang dengannya. Penjajah tahu bahwa di sana ada yang sedang bersiap untuk hari yang lain. Bila kita benar-benar berbicara tentang dialog yang berhasil dan persatuan nasional Palestina maka aksi-aksi yang seperti dilakukan dinas keamanan ini maka semakin membuat kita jauh dari beberhasilan itu.”
Dia menegaskan “Bila kita benar-benar mencari dialog yang sukses dan tentang persatuan nasional Palestina maka tindakan-tindakan semacam ini justru semakin menjauhkan kita dari keberhasilan dan kesuksesan itu.” (seto)