Warga Palestina menanti-nati dengan harap-harap cemas hasil dialog ini suka cita yang tidak nampak sementara tangan mereka menekan dada khawatir dialog ini menemui kegagalan sebagaimana kegagalan-kegagalan sebelumnya seperti dialog Makkah Yaman dan yang lainnya.
Di Jalur Gaza pendapat warga dan analis antara optimis dan pesimis. Dan yang lainnya menjadi seakan masalah ini tidak ada kepentingan dengan mereka.
Harapan Saja Tidak Cukup
Analis politik Palestina Adnan Abu Amir dalam pernyataan khusus dengan koresponden Infopalestina mengatakan “Jelas masing-masing pihak berangkat ke dialog saat dalam krisis politik dan keamanan yang mencekik. Dengan demikian mereka berangkat untuk mencoba mendapatkan sebesar mungkin hasil dan memperkecil kadar kerugian.” Dia mengisyaratkan bahwa apabila dialog ini berhasil maka tidak akan menjadi keberhasilan satu pihak atas yang lainnya. Tapi akan menghentikan kondisi perpecahan yang dialami bangsa Palestina.
Mengenai suasana optimisme yang menyelimuti dialog yang terjadi saat ini Abu Amir menjelaskan bahwa sebagian pihak berupaya menyebarkan suasana optimismen sebelum dimulainya dialog untuk memperkuat tidak ada penutupan pintu bagi upaya apapun menuju islah dan dialog. Namun Abu Amir menambahkan “Harapan saja tidak cukup. Harus dibarengi dengan upaya hakiki dan kerelaan mengalah dari kedua belah pihak untuk menghentikan kondisi buruk ini.”
Dia melanjutkan “Semoga kedua belah pihak merasa bahwa keduanya telah campai pada poin sebelum nol. Dengan demikian keyakinan mereka bahwa kegagalan dialog akan berarti sampai pada kondisi yang tidak terbayangkan sebelumnya. Apakah menuju benturan senjata atau memperkokoh pemutusan selama-lamanya hubungan antara keduanya.”
Dialog Berbeda
Analis politik Thilal Ukal memiliki pendapat berbeda dengan Abu Amir. Dia mengungkapkan optimismenya kemungkinan dicapai hasil dalam dialog yang sedang berlangsung di Kairo ini. dalam pernyataan khusus kepada koresponden Infopalestina Kamis (09/10) Thilal mengatakan “Saya termasuk orang yang optimis kemungkinan dicapai hasil dalam dialog yang sedang terjadi. Pertemuan ini merupakan awal bagi solusi mendatang. Namun tidak mungkin dicapai solusi sempurna terhadap semua persoalan. Akan tetapi mungkin dicapai solusi apabila upaya dan pemantauan terus dilakukan dari semua pihak.”
Thilal menjelaskan dirinya tidak menggantungkan harapannya pada niat pihak-pihak yang sedang berdialog di Kairo. Namun menggantungkan harapan pada peran Arab yang diwakili Mesir yang mencerminkan satu bentuk konsensus Arab atas solusi krisis internal Palestina.
Dia menambahkan “Arab tidak melakukan itu dari sisi tanggung jawab Arab. Namun dari sisi strategi dan kepentingan. Untuk asalan inilah mereka sekapat memantau masalah ini secara sungguh-sungguh dan nyata.” Dia melihat masalah ini saat ini telah keluar dari tangan-tangan orang Palestina untuk kepentingan peran yang lebih kuat. Dan pihak-pihak Palestina tahu hal itu secara pasti dan melakukan perhitungan-perhitungan untuk ini.
Mengenai perbedaan dialog ini dengan sebelumnya Thilal menegaskan bahwa dialog ini sangat berbeda karena dialog-dialog sebelumnya ada pada system politik tunggal. Di
Tentang kemungkinan yang muncul dari dialog Thilal mengisyaratkan bahwa di
Rakyat Palestina tinggal menadahkan telapak tanggnya memohon kepada Allah agar menganugerakan kepada orang-orang yang berbeda bisa bersatu dan kembali dalam tanah air tunggal yang bersatu. (seto)