Rafah – Infopalestina: “Apa yang melemparkanmu kepada kepahitan tidak lain adalah kepahitan yang lebih pahit.” Dengan tamsil inilah warga Palestina Hasan Shaer mengantungkan kerjanya di bidang pembuatan terowongan penyelundupan di perbatasan Palestina – Mesir. Meskipun korban akibat pekerjaan ini terus berjatuhan.
Warga Palestina berusia 39 tahun ini mengatakan “Sedikitnya tangan yang terulur di tengah-tengah blokade ini dan kondisi sulit yang kami alami telah mendorong saya untuk bekerja menggali terowongan atau membawa barang melalui terowongan. Pada setiap kali saya keluar dari rumah selalu merasa bahwa saya tidak akan kembali pulang.”
Hari Berdarah 5 Korban Meninggal
Dalam satu hari yang sulit di Jalur Gaza bagi para pekerja penggali terowongan penyelundupan sebanyak 5 orang pekerja tertimbun tanah beberapa saat setelah putus kontak pada Selasa (23/09) sore.
Pasa penyelamat dan warga pada Selasa malam mengevakuasi 5 korban meningal dan dua korban luka dari dua terowongan di perbatasan Palestina – Mesir di daerah al Barazil selatan Rafah wilayah selatan Jalur Gaza. Menurut keterangan para pekerja terowongan kedua terowongan tersebut diledakan oleh otoritas keamanan Mesir.
Hasan Shaer ayah dari tujuh anak ini tidak bisa menyembunyikan akan mengalami nasib yang sama dengan rekan-rekannya tersebut. Dia mengatakan “Upaya mengeluarkan korban sangat sulit. Selama berjam-jam kami berupaya menyelamatkan sedang saya berkhayang diriku ada di dalam terowongan. Namun setelah beberapa jam kami berhasil mengeluarkan korban.”
Tetap Bekerja karena Tiada Pilihan
Meski bencana dan ancaman terus bertambah dan berulang-ulang namun Shaer demikian juga para pekerja terowngan lainnya tidak ragu mengatakan bahwa mereka akan terus dalam pekerjaannya. Shaer mengatakan “Apa alternatifnya? Apakah saya harus mati kelaparan dan menunggu sedekah? Saya punya anak-anak yang ingin hidup dan belajar.”
Bekerja di terowongan sudah menjadi profesi yang merata terutama di wilayah selatan Jalur Gaza bersamaan dengan bertambahnya jumlah terowongan secara signifikan dan memberikan lapangan kerja orang-orang yang kehilangan pekerjaan. Banyak keluarga Palestina menekuni pekerjaan ini secara khusus.
Jumlah terowongan semakin bertambah banyak dengan semakin ketatnya blokade Zionis
Meski belum ada data yang pasti tentang jumlah terowongan di sepanjang perbatasan Palestina – Mesir yang panjangnya 13 kilometer sejumlah prediksi meperkirakan jumlah terowongan mencapai 180 buah. Bahkan ada yang mengatakan jumlahnya tidak kurang dari 800 buah di sepanjang perbatasan.
Pemerintah Mesir Bertanggung Jawab
Keluarga korban terowongan menyatakan otoritas keamanan Mesir bertanggung jawab atas sebagian besar bencana yang meruntuhkan terowongan. Dengan jatuhnya korban baru ini maka jumlah korban terowongan sejak awal tahun ini mencapai 45 orang meninggal dan sejumlah besar lainnya terluka.
Menurut keluarga korban meningkatnya jumlah korban ini tidak terlepas dari meningkatnya langkah-langkah mematikan yang dilakukan Mesir dalam perang terowongan yang bertujuan untuk menutup terowongan yang menjadi celah catu-satunya bagi warga
Pasukan keamanan Mesir sengaja meledakan terowongan dari arah Mesir meskipun mereka tahu bahwa di dalamnya ada banyak orang. Yang menggelikan menurut keluarga korban keamanan Mesir melakukan pencarian korban setelah mereka sendiri yang meledakkan terowongan seakan kemanusiaan sudah kembali mengontrol diri mereka.
Warga Jalur Gaza mempertanyakan sikap keamanan Mesir yang justru dianggap memerangi mereka. Seorang pekerja terowongan yang memperkenalkan dirinya kepada koresponden Infopalestina dengan nama “Abu Muhammad” mengatakan dirinya bergabung dengan para pekerja terowongan ini 6 bulan yang lalu bersama 3 orang saudaranya. Dalam banyak kejadian yang dia saksinya jatuhnya korban dari rekan-rekan seprofesinya adalah akibat ledakan atau serangan udara keamanan Mesir terhadap terowongan.
Abu Muhammad melanjutkan “Mengapa mereka memerangi kami dengan cara seperti ini. Pada dasarnya apa yang mendorong kami melakukan kerja seperti ini? Mereka seharusnya membuka gerbang perlintasan agar kami bisa bekerja secara normal dan enak. Apakah kami senang dengan penderitaan dan menginginkan bahaya? Namun bila tidak ada alternative maka kematian di dalam terowongan jauh lebih terhormat dari pada mati kelaparan atau karena tidak ada obat-obatan.”
Terowongan tetap menjadi urat nadi yang digunakan bernafas oleh warga Jalur
Menurut para pekerja terowongan penggalian satu buah terowongan membutuhkan waktu 4 hingga 6 bulan yang membentang dari
Salah seorang pekerja terowongan Abu Khalil mengatakan penggalian terowongan adalah pekerjaan yang tidak mudah. Penggalian mulai dari perbatasan Rafah hingga di dalam