Ramallah – Infopalestina: Serdadu penjajah Zionis
Pejalanan Penuh Penderitaan
Berikut ini penuturan seorang wanita saudara kandung seorang tahanan Palestina bernama Khaled Muhammad (23). Dia mengatakan pasukan penjajah Zionis
Dia menuturkan penderitaan itu terjadi mulai sejak waktu mendapatkan waktu berkunjung perjalanan untuk mendapatkan izin bolak-balik ke lembaga palang merah hingga sampai ke tahanan.
Waktu yang pasti keluar dari rumah pada hari berkunjung tuturnya melanjutkan sekitar setengah jam sebelum adzan subuh. Atau kalau bulan puasa seperti sekarang beberapa saat setelah makan sahur. Perjalanan kunjungan akan dilakukan setelah membeli kebutuhan tahanan yang bisa dimasukan ke dalam penjara. “Setelah itu kami berangkat melalui perlintasan militer Beit Iba kemudian melewati perlintasan militer Qalqilia yang menghubungkan tanah Palestina jajahan 1948. Ini benar-benar perjalanan panjang dan melelahkan yang dalam candaaan dan ejekan para serdadu Israel di perlintasan-perlintasan militer disebut ‘penjalanan pendek’ sesuai dengan kemauan mereka. Ketika kami lewat mereka memeriksa identitas kami dan
Dia mengatakan bahwa saat-saat menunggu panjang pemeriksaan secara ketat tekanan dan perlakuan rasial yang dilakukan para serdadu Zionis Israel serta proses pemeriksaan dan perubahan bus berkali-kali menunggu di bawah sengatan terik matahari yang membakar semakin menambah haus dan lapar di siang hari Ramadhan dan yang lainnya hanya demi sampai di penjara Zionis Israel untuk mengunjungi saudaranya yang ditahan penjajah Zionis.
Ummu Hasan Jamil al Misri punya penuturan yang sama. Wanita berusia 55 tahun asal
Ummu Hasan menambahkan ketika tiba giliran untuk berkunjung kembali dilakukan pemeriksaan terhadap kami dan kadang-kadang pemeriksaan itu mengakibatkan kunjungan bisa dibatalkan karena sebagian wanita menolak untuk melepas hijab atau penutup kepala sebagaimana yang diminta para serdadu yang ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan. Dan mereka yang berhasil melakukan kunjungan hanya bisa berbicara melalui telepon sambil berlindang air mata yang jerit tangis khususnya bagi mereka yang baru melakukan kunjungan untuk pertama kalinya.
Perjalanan Pulang
Ummu Hasan menuturkan apa yang terjadi pada perjalanan pulang sama persis dengan apa yang terjadi dalam perjalan berangkat untuk berkunjung. Keluarga tahanan mengalami perlakuan yang tidak bisa diterima dari para serdadu Zionis. Mereka kembali melakukan pelecehan dan menunggu selam berjam-jam. Dia menjelaskan terpaksa berbuka (mebatalkan puasa) saat menumpang otobis dalam perjalanan pulang dan sampai di rumah pukul 12 malam setelah melakukan perjalanan panjang berat dan melelahkan.
Dia menambahkan meski banyaknya beban dan kesulitan dalam perjalanan namun dia merasa senang dan bahagia bisa melihat anaknya di penjara Zionis
Derita Tahanan
Penderitaan tahanan tidak lebih ringan dari penderitaan keluarga mereka dalam perjalanan pergi dan pulang saat melakukan kunjungan. Seorang tahanan Palestina yang sudah dibebaskan Ayid Salamah menceritakan hal tersebut. Warga Palestina asal Thulkarem ini menuturkan saat malam kunjungan dia tidak bisa tidur. Dia memikirkan keluarga dan penderitaan mereka untuk sampai ke penjara dan menjenguknya selain beban materi yang diminta dari keluarganya berupa pakaian makanan dan uang.
Ayid menambahkan otoritas penjara