Oleh: Yasir Za’atirah
Harian al Dustur Yordania
Barang siapa yang ingin mengetahui secara rinci bagaimana perjalanan yahudisasi di kota al Quds sejak terjadinya perjanjian Balfour termasuk di dalamnya penodaan terhadap Masjid al Aqsha yang dari sinilah kemudian berkembang proyek yahudisasi di pelataran di bawah bangunan dan fondasi masjid al Aqsha. Maka tidak ada jalan lain kecuali ia harus mengunjungi situs Lembaga al Quds Internasional di internet atau situs Lembaga Kemakmuran Masjid al Aqsha yang dikomandani Syaikh Raed Shalah ketua Harakah Islamiyah di Palestina 1948.
Sejak beberapa tahun yang lalu Syaikh Raed Shalah telah berteriak dan mengumumkan kepada semua orang bahwa al Aqsha dalam bahaya besar. Kalaulah Syaikh Shalah tidak seperti itu pastilah kondisi al Aqsha akan bertambah buruk. Setiap hari dan malam Syaikh Shalah bersama para pendukung menjaga masjid al Aqsha dari upaya yahudisasi
Berulang kali Syaikh Raed dijebloskan ke penjara
Maka terkait dengan peringatan ke-39 tahun pembakaran masjid al Aqsha yang jatuh pada tanggal 21 Agustus Syaikh Shalah kembali menggelar perhelatan tahunan yang mengingatkan kembali seruannya (al Aqsha dalam Bahaya). Ia kemudian memaparkan penemuan-penemuan terbarunya tentang apa yang terjadi di pelataran al Aqsha dan di bawah bangunanya. Terutama tentang terowongan lama ataupun yang baru yang hampir meruntuhkan bangunan masjid al Aqsha.
Kini tiba saatnya orang-orang mengetahui bahwa benar-benar masjid al Aqsha dalam bahaya. Kenyataan ini bukan hanya sebatas data-data dan gambar maupun foto yang menjelaskan tentang kondisi terbaru masjid al Aqsha dan sekelilingnya namun juga dikuatkan dengan banyaknya perundingan dan pernyataan dari sejumlah tokoh Zionis.
Kepresidenan Otoritas Palestina telah banyak mengalah dalam perundingan secara terang-terangan dengan
Sungguh jelas apa yang dialami bangsa Palestina di perjanjian Kamp David tahun 2000 ketika
Dan seperti kita ketahui dinding bagian atas telah runtuh pada era Ariel Sharon. Kita juga ingat dengan peristiwa intifadah kedua yang meletus sebagai akibat penistaan yang dilakukan Ariel Sharon di dalam masjid al Aqsha. Dalam kaitan penolakanya terhadap tawaran tersebut dan menegaskan bahwa
Kompleks masjid al Aqsha atau suka biasa disebut oleh orang-orang Yahudi sebagai “Danau Suci” sejak dulu hingga sekarang masih menjadi kesepakatan di kalangan Zionis dengan berbagai bentuk golongan maupun perbedaan di kalangan mereka. Seperti diungkapkan seorang Zionis yang agak lebih moderat dan lebih lembut Yoshe Belin. Ia mengatakan urgensi Danau Suci dan Kuil bagi Yahudi tidak ubahnya seperti Makkah dan Ka’bah bagi kaum muslimin. Oleh karena itu masalah ini tidak bisa didiskusikan lagi bagi mereka. Sementara itu dalam makalah yang ditulis Ben Gorion (tokoh sempalan ateis) mengatakan tidak ada artinya
Dari sini tampak betapa berat masalah yang dihadapi Syaikh Raed Shalah selain upaya penodaan yang dilakukan
Tak pelak usaha Yordania dalam masalah ini sangat penting. Ia bertanggung jawab menangani masalah Baitul Maqdis (al Quds) hingga saat ini. Akan tetapi yang tak kalah pentingnya adalah membebbaskan masjid al Aqsha koga suci al Quds dan semua warga Palestina dari penjara