Tue 6-May-2025

Analisa Israel Terhadap Kedekatan Yordania dan Hamas

Selasa 26-Agustus-2008

Al Masyhad al Israili 21/08/2008: Pertemuan-pertemuan antara pejabat Yordania dan para pemimpin gerakan Hamas di Aman belakangan telah membuat cemas Israel. Meskipun media massaIsrael tidak membahas masalah ini secara panjang lebar.

Dalam upaya untuk menganalisa pertemuan-pertemuan tersebut analis Israel Binhas Anbari dalam analisa yang diterbitkan Orshalem Center menyebut bahwa pertemuan-pertemuan tersebut adalah kedekatan antara Yordania dan Hamas. Dia melihat bahwa sebab-sebabnya adalah bahwa Yordania mengakui bertambahnya kekuatan Hamas dan kegagalan proses perundingan antara Israel dan Otoritas Palestina seputar persoalan-persoalan solusi permanent yang diluncurkan dalam konferensi Annapolis. Serta perundingan-perundingan antara Israel dan Hamas seputar gencatan senjata dan penghentian serangan di Jalur Gaza. Walaupun itu bukan perundingan langsung tapi atas mediasi Mesir. Namun perundingan itu telah mencapai kesepakatan. Demikian juga Yordania menurut Anbari mengakui Palestina dengan batas-batasnya.

Anbari menulis salah satu perkembangan penting yang belakangan mulai nampak adalah kedekatan tiba-tiba antara Yordania dan Hamas. Sejak sekitar sebulan telah terjadi kontak pada tingkat keamanan antara petinggi intelijen Yordania dan para petinggi gerakan Hamas. Dia mengisyaratkan kemungkinan Kepala Biro Politik Gerakan Hamas Khaled Misy’al melakukan kunjungan bersejarah ke Yordania.

Anbari menganggap bahwa di belakang kedekatan antara Hamas dan Yordania menyembunyikan perkembangan-perkembangan terakhir di arena Palestina yang mencakup peningkatan kekuatan Hamas di Jalur Gaza dan pengusiran Fatah dari sana dari satu sisi dan kacaunya perundingan-perundingan antara Israel dan Fatah serta tidak berhasilnya jembatan perselisihan di internal Fatah di sisi lain.

Anbari mengisyaratkan bahwa Yordania terus mengikuti dengan seksama perkembangan antara Israel dan Hamas. Dia menafsirkan itu sebagai perundingan antara kedua belah pihak. Demikian juga semangat Yordania terhadap proses Annapolis semakim reda setiap kali waktu berjalan mulai nampak jelas tidak ada gunanya proses ini. Dia menambahkan kepentingan tertinggi bagi Yordania dari perundingan-perundingan Israel Palestina adalah penentuan celupan Palestina atas Tepi Barat sebanding dengan celupan Yordania atas Tepi Timur sungai Yordan yang bisa menutup jalan secara total atas apa yang disebut di Yordania dengan “tanah air alternati”.

Dalam pada itu Anbari mengingatkan bahwa pernyataan Misy’al bahwa Hamas akan mengakui batas wilayah tahun 1967 mendapatkan sambutan dari Yordania. Karena bagi Yordania hal ini artinya bahwa Palestina akan terbentuk dari Tepi Barat dan Jalur Gaza dan tidak akan masuk ke Yordania.

Di sisi lain Hamas mendorong semua jalan yang mungkin untuk keluar dari pengisolasian terhadap dirinya. Perlu diingat bahwa hubungan antara Hamas dengan Mesir mulai mengendor setelah yang disebut terakhair menolah pembukaan gerbang Rafah. Akibatnya Hamas melihat kontak dengan Yordania sebagai jalan keluar untuk memperbarui hubungan dengan dunia Arab.

Anbari melihat bahwa sebab lain kedekatan antara Hamas dan Yordaniaa karena Israel dan Suriah melanajutkan pembicaraan damai tidak langsung antara keduanya. Hal ini menyulut kecemasan serius bagi Hamas dan dikhawatirkan menjadi kedekatan Suriah dan Israel dengan mengorbankan Hamas yang para pemimpinnya yang ada di luar bekantor di Damaskus.

Anbari menulis “Hamas melihat kembali ke Aman adalah alternatif yang disukai setelah melihat orientasi politik baru di Damaskus. Bahkan belakangan telah terpilih pendukung kuat Hamas sebagai ketua al Ikhwan al Muslimun di Yordania. Hal ini mendorong para pemimpin Hamas di Damaskus untuk menarik kesimpulan bahwa kembali ke Aman secara lebih diutamakan sekarang ini dari pada tetap di Damaskus.”

Anbari juga menganggap perang Kaukasus antara Rusia dan Georgia dan kembalinya erang dingin berpengaruh pada keputusan-keputusan Hamas terhadap Suriah dan Yordania. Dia menulis “Kembalinya perang dingin sudah tentu menghentikan hubungan antara Yordania dan Hamas. Yang demikian itu karena Suriah akan suka kondisi ini untuk menjaga posisiya di poros Teheran – Moskow. Dalam pada itu bukanlah suatu yang tiba-tiba bila Presiden Suriah Bashar al Asad bertolak ke Moskow hanya sekadar menghentikan perang di Kaukasus.

Mungkin bisa diprediksi bahwa Suriah akan berupaya mempertahankan Hamas di Damaskus dan berupaya mencegah kedepakatan antara Hamas dan Yordania. Anbari bekesimpulan “Sebagaimana Suriah memiliki peran positif dalam merealisasikan kesepakatan penghentian serangan antara Israel dan Hamas sesungguhnya Suriah juga mampu kembali melaksanakan peran yang menyulut perselisihan. Hal ini bisa membuata kesepakatan penghentian serangan antara Hamas dan Israel dalam bahaya.” (seto)

Tautan Pendek:

Copied