Gaza – Infopalestina: Departemen Urusan Tahanan Palestina menegaskan bahwa otoritas penjajah Israel meningatkan aksi penculikan terhadap kaum wanita Palestina sejak awal tahun 2008. Tidak kurang dari 26 wanita Palestina diculik Israel sejak awal tahun 2008 sebagian besar dari mereka berasal dari kotaNablus.
Menteri Urusan Tahanan Palestina Dr. Ahmad Syuwaidih dalam pernyataan pers Rabu (30/07) mengatakan bahwa otoritas penjajah Israel terur melakukan operasi penculikan terhadap warga tidak terkecuali kaum wanita. Bahkan belakangan mereka fokus pada aksi penculikan sebanyak mungkin dari kaum wanita yang dilakukan secara sistematis untuk menghancurkan bangunan utama masyarakat Palestina mempengaruhi semangat mereka dan menghancurkan kemauannya. Karena penjajah Israel mengetahui sensistifitas penculikan kaum wanita di masyarakat yang memiliki komitmen.
Syuwaidih menambahkan “Penjajah Israel telah gagal merealisasikan tujuan-tujuan busuknya di balik siasat ini. Para tahanan wanita Palestina ini telah memberikan contoh luar biasa dalam semangat perjuangan dan perlawanan menghadapi perbagai macam cara penangkapan penyiksaan dan tekanan. Mereka mengubah sel-sel tahanan menjadi menara-menara ilmu dan pencerdasan. Para tahanan wanita itu keluar tahanan menjadi sangat sadar dan kimitmen pada prinsip-prinsip dah hak-haknya meskipun mengalami berbagai provokasi dan larangan untuk mendapatkan haknya yang paling menimal sekalipun sebagaimana disebutkan dalam hukum internasional terutama masalah berobat pendidikan dan kunjungan keluarga. Bukti dari semua itu adalah bahwa banyak dari mereka yang sudah keluar dari penjara Israel mereka mendedikasikan diri pada kerja-kerja nasional yang melawan penjajah Israel dan kemudian mereka kembali lagi ke dalan penjara Zionis Israel dengan berbagai macam tuduhan.”
Kepala Bidang Penerangan Departemen Tahanan Palestina Riyad al Asyqar menegaskan prosentase tahanan wanita Palestina tahuan 2008 meningkat 25% dibandingkan dengan tahun 2007. Sejak awal tahun 2008 saja Israel telah menculik 26 wanita Palestina sebagian besar dari Nablus.
Di antara para tahanan wabita itu ada dua anggota dewan Muna Manshur dan Maryam Shaleh. Ada Wakil Walikota Nablus Khalud al Misri. Ada Anggota Dewan Eksekutif Persatuan Wanita Nablus Hanin al Amuri. Ada Anggota Dewan Kota Syaqiba Suhaila Shalash dan yang lainnya. Di antara para tahanan wanita tersebut juga ada 3 tahanan di bawah umur dan 3 mahasiswi serta 3 tahanan di dalam penjara isolasi.
Asyqar menjelaskan bahwa Israel sampai saat ini masih menahan lebih 95 wanita Palestina yang tersebar di 12 penjara. Di antara para tahanan wanita tersebut ada 2 tahanan yang masih mengasuh bayinya di dalam penjara. Pertama bernama Fatimah Yunus Zaitawi asal Jabalia wilayah utara Jalur Gaza yang melahirkan bayi laki-laki di dalam penjara Israel 65 bulan yang lalu. Yang kedua bernama Khaula Zaitawi saat ditangkap meninggalkan bayi kecil. Kemudian dibawa ke dalam penjara setelah itu. Sesuai undang undang Israel anaknya sudah harus dipisah dengan ibunya pada 13 Juli lalu setelah berusia 2 tahun. Namun dia mendapatkan perpanjangan sampai berakhir masa tahanannya akhir tahun ini.
Banyak para tahanan wanita yang menderita berbagai penjakit karena tidak mendapatkan pelayahan medis yang layak dan sengaja diabaikan oleh pihak Israel tidak ada dokter spesialis atau dokter wanita untuk memantau urusan kesehatan para tahanan wanita yang sakit. Banyak dari mereka yang menderita sakit kulit karena minimnya kebersihan dan banyaknya serangga di dalam sel tahanan.
4 Wanita dan Suaminya Mendekam di Penjara
Sebuah lembaga studi tentang tahanan Palestina “Ahrar Center” mengungkapkan bahwa 4 orang tahanan wanita Palestina bersama suami mereka kini sedang mendekam di dalam penjara Zionis Israel. Para wanita dan suaminya tersebut mengalami penderitaan sangat berat di dalam penjara. Mereka tidak dilarang mendapatkan hak-haknya yang paling menimal di dalam penjara.
Dalam pernyataan pers Rabu (30/07) AhrarCenter menyatakan “penderitaan sangat banyak dan besar dialami anak bangsa Palestina”. Ahrar mengatakan “Hal yang paling sulit dialami keluarga-keluarga Palestina yang bisa menjadi percerai-beraian adalah penangkapan ibu dan ayah serta meninggalkan anak-anak tanpa ada yang menanggung dan menjadi sandaran.”
Ahrar Center meneropong penderitaan keluarga-keluarga yang dihilangkan oleh penjajah Israel suami dan istri dari anggota keluarganya sengaja untuk mencerai-beraikan mereka. Ahrar menitik-beratkan pada penderitaan 4 keluarga Palestina yang kehilangan rasa kehangatan keluarga keamanan dan kedamaian anak-anaknya hidup dalam kondisi tercerai-berai ketakutan dan tidak stabil.
Menurut Ahrar Center ada 4 tahanan wanita berada dalam kondisi sangat sulit sebagaimana suami-suami mereka yang juga ditahan Zionis Israel. Mereka tidak boleh berkumpul atau bertemu atau berhubungan walau hanya melalui telepon. Semua ini dilakukan Israel untuk menekan mereka (para tahanan wanita) menghancurkan semangat mereka menghancurkan keluarga Palestina dan menceai-beraikan mereka.
Direktur Ahrar Center Fuad al Khafash mengatakan dengan ditahannya anggota dewan kota Nablus Khalud al Misri dan suaminya Amar al Misri maka jumlah wanita Palestina yang ditahan dengan suaminya ada 4 keluarga.
Pasangan lain yang ditahan Israel adalah Nura al Hashelmon ditangkap bersama suaminya Muhammad al Hashlemon Athaf Alyan ditangkap bersama suaminya Walid Alhudli dan Khaula Zaitawi bersama suaminya Jaser Abu Umar.
Departemen Urusan Tahanan Palestina Rabu (30/07) dalam pernyataannya menyeerukan lembaga-lembaga internasional yang konsen pada masalah wanita yang mengklaim memperjuangan issu pembebasan wanita dan memberin hak-hak agar memiliki peran dalam menghentikan permusuhan dan penangkapan terhadap para wanita Palestina. Agar menekan pihak penjajah Zionis Israel membebaskan para tahanan wanita Palestina khususnya mereka yang sakit dan para ibu yang meninggalkan anak-anak yang tidak mendapatkan orang yang mengurus mereka. (seto)