Oleh: Gadeon Levi (Ha’arez 25/07/08)
Bisa saja Israel mengklaim bahwa pihaknya bukanlah yang pertama membawa masuk senjata nuklir ke wilayah timur tengah. Namun Israel tidak bisa bertindak serupa terhadap sarana-sarana (senjata) penghancur lain: buldoser. Ada klaim seakan orang-orang Palestina secara tiba-tiba yang mengadopsi pertama kali menggunakan Buldoser sebagai senjata perlawanan sebagaimana dikatakan menteri keamanan dalam negeri Israel. Hal ini menjelaskan sekali lagi berapa banyak kemudahan bagi kita (Israel) untuk melontarkan citra secara sepihak.
Orang-orang Palestina tidak pernah berkreasi dan tidak akan menciptakan buldoser sebagai senjata pembinasa dan pembunuh. Mereka hanya taklid mengikuti “gaya” lama Israel yang bisa dirujuk ke sejarah negara atau paling tidak sejarah pendudukan. Mari kita lupakan saat 416 desa yang dimusnahkan keberadaannya oleh Israel pada tahun 1948 – yang kala itu belum ada buldoser jenis D-9 – untuk fokus pada model buldoser paling anyar yang di tangan Israel berubah menjadi salah satu senjata paling menakutkan dan paling besar di kawasan.
Beda antara buldoser (pembunuh) Palestina dan buldoser Israel nungkin hanya warna dan besarnya saja. Seperti biasa buldoser kita lebih besar dan bahkan sangat besar. Tidak ada kemiripan antara buldoser kecial berwarna kuning yang dikendarai penyerang Palestina dan buldoser D-9 yang kokoh besar yang digunakan para serdadu Israel untuk menghancurkan.
Sejak awal pendudukan (oleh Israel) perusahaan Katter Blair menjadi pemasok utama senjata bagi Israel paling tidak pemasok pesawat senjata artileri dan tank-tank. Bukanlah suatu kebetulan apabila ada para aktivis perdamaian di dunia berupaya memboikot perusahaan ini. Melalui alat-alat berat yang dihasilkan perusahaan ini Israel telah melakukan kehancuran yang sulit untuk digambarkan besar dan jangkauan luasnya. Pergilah ke Rafah (wilayah selatan Jalur Gaza red) dan berdirilah di jalan di Khan Yunis untuk menyaksikan hasil kehancuran yang terakumulasi di sana hingga hari ini.
Perkampungan secara total telah menjadi rata dan isi-isi rumah di sana – mulai dari property perabotan dan kenangan – runtuh menjadi puing-puing di bawah gigi-gigi buldoser-buldoser (Israel). Sudahkan anda menyaksikan suatu kali bagaimana sebuah jalan nampak setelah aksi pembuldoseran? Mobil-mobil hancur ringsek bagaikan kotak korek api dan rumah-rumah berubah menjadi puing-puing batu beserta apa yang ada di dalamnya. Setiap jalan di Rafah nampak lebih buruk berpuluh kali lipat dari jalan Raja Dawud.
Pada tahun 2004 misalnya 10704 orang Palestina kehilangan tempat berteduh setelah militer Israel menghancurkan 1404 rumah sebagian besarnya di Jalur Gaza untuk target-target lapangan yang berkaitan dengan aksi-aksi. Di kamp pengungsi Jenin militer Israel menghancurkan 560 rumah. Sopir legenda buldoser “Kurdi” meriwayatkan bagaimana dia meminum wisky saat dia mengubah Jenin menjadi lapangan seperti lapangan Teddy Colic. Saat operasi “busur di awan” operasi yang menjadikan buldoser sebagai sarana Israel menghancurkan 120 rumah dalam sehari. Barang siapa di Rafah dan Khan Yunis dia sendirilah yang tahu apa yang dilakukan buldoser-buldoser kita yang unggul itu.
Jangan anda katakana bahwa buldoser-buldoser kita tidak menghancurkan dan tidak membunuh. Apa yang membunuh seorang aktivis perdamaian wanita Ritchel Cory jika belum dilihat oleh sopirnya berdasarkan banyak kesaksian sebelumnya bahwa dia melindas korban hingga meninggal? Siapa yang menumpas anggota keluarga Shubi di Nablus – terdiri dari seorang kakek dua cucu seorang ibu dan dua anaknya – mereka semua ditumpas di bawah rangkaian buldoser-buldoser? Siapa yang membunuh Jamal Fayed pemuda cacat dari kamp pengungsi Jenin yang tidak tersisa bekasnya kecuali sisa-sisa kursinya rodanya di bawah puing-puing sementara jasadnya hingga saat ini belum ditemukan? Bukanlah ini teror buldoser? Orang-orang menemukan buldoser (sebagai senjata) belakangan ini saja. Apa yang baik buat kita cocok juga buat mereka. Bagaimana usulan para aksi keamanan kita untuk memerangi fenomena baru ini? Pasti menghancurkan rumah-rumah mereka dengan buldoser tentunya. (seto)