Tue 6-May-2025

PBB: Israel Perintahkan Penghancuran 3000 Rumah Palestina di Tepi Barat

Rabu 28-Mei-2008

Ramallah – Infopalestina: Biro Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB atau UN OCHA (The United Nations Office for the Coordination of Humanitarian Affairs) dalam laporan yang dikeluarkan hari Selasa (27/05) mengatakan ribuan warga Palestina di Tepi Barat kini sedang menghadapi ancaman pengusiran dan penelantaran setelah otoritas penjajah Israel mengancam menghancurkan rumah-rumah mereka termasuk sebuah kampung secara keseluruhan.

Biro Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB dalam laporannya mengatakan “Sampai sekarang otoritas penjajah Israel telah mengeluarkan intruksi penghancuran terhadap lebih dari 3000 bangunan milik orang-orang Palestina di Tepi Barat. Dan mungkin instruksi ini dilaksanakan segara tanpa ada peringatan sebelumnya.”

OCHA menambahkan “Setidaknya warga di 10 perkampungan kecil di seluruh Tepi barat menghadapi ancaman pengusiran dan penelantaran akibat instruksi penghancuran yang tinggal menunggu pelaksanaannya.” OCHA mengisyaratkan bahwa kebanyakan instruksi penghancuran ini dikeluarkan karena bangunan-bangunan tersebut dianggap tidak memiliki surat izin bangunan yang sangat jarang hal itu diberikan otoritas penjajah Israel kepada orang-orang Palestina yang terusir dari tanahnya dan terlantar akibat pembantaian-pembantaian yang dilakukan geng-geng Hagana terhadap mereka 60 tahun lalu.

Pada tiga bulan pertama tahun 2008 otoritas penjajah Israel telah menghancurkan 124 bangunan lebih banyak dibandingkan tahun 2007 sebanyak 107 bangunan. Aksi tersebut telah mengakibatkan 435 warga Palestina di antaranya 135 anak terusir dan terlantar. Demikian menurut data dari OCHA.

Laporan ini menyebutkan anak-anaklah biasanya yang paling terkena dampak akibat penghancuran rumah-rumah mereka dan pengusiran keluarganya setelah itu. Berdasarkan data resmi otoritas Palestina telah menolak 94% permintaan surat izin mendirikan bangunan yang diajukan orang-orang Palestina di Tepi Barat sejak Januari 2000 hingga September 2007. Selama rentang waktu tersebut otoritas penjajah Israel telah mengeluarkan 5000 perintah penghancuran terhadap rumah-rumah warga Palestina. Dan sudah terealisasi penghancuran lebih 1600 bangunan.

Lembaga Kemanusiaan IsraelPeace Now” dalam laporan yang diterbitkan belakangan ini mengatakan penolakan Israel memberikan surat izin pendirian bangunan bagi orang-orang Palestina di Tepi Barat adalah ancaman yang sangat mengerikan. Bahwa otoritas Israel telah melakukan siasat khusus untuk mendorong pengusiran paksa (transfer) terhadap orang-orang Palestina.

Sejak tahun 2000 hingga 2007 telah dikeluarkan 2900 perintah penghancuran lokasi-lokasi koloni permukiman Yahudi di Tepi Barat. Namun tak satupun perintah itu dilaksanakan kecuali 7%-nya saja. Demikian menurut lembaga IsraelPeace Now”.

7.450.000 Warga Palestina Hidup Sebagai Pengungsi

Hingga menjelang akhir tahun 2007 sebuah data survey menunjukan bahwa sebanyk 7.450.000 warga Palestina hidup sebagai pengungsi. Adalah Markaz Badil Limashadir Huquq al Muwathinah wa al Laji’in sebuah lembaga sosial kemnusiaan Palestina yang mengurusi masalah pengungsi Palestina berhasil melakukan survey menyeluruh terhadap jumlah pengungsi Palestina yang mencakup di berbagai tempat dan keberadaan mereka termasuk warga Palestina yang terusir dari desa-desa mereka di dalam wilayah Palestina terjajah tahun 1948. Hasil survey ini tertuang dalam laporan dengan judul “Pengungsi Palestina – Survey Menyeluruh Tahun 2006 – 2007”.

Laporan ini menegaskan bahwa persoalan pengungsi Palestina adalah pesoalan pengungsi terbesar di dunia dan paling luas penyebarannya. Survey menyeluruh ini menunjukan bahwa selama rentang waktu tahun 2006 – 2007 jumlah pengungsi Palestina mencapai 7 juta 450 ribu pengungsi. Atau sebanding dengan 70% dari jumlah total warga Palestina (101 juta jiwa).

Sementara itu masih ada 400 ribu lainnya yang status hukumnya masih belum jelas. Data kuat menunjukan bahwa mereka juga termasuk hidup sebagai pengungsi. Laporan ini merujuk kepada aksi-aksi pengusiran paksa terhadap orang-orang Palestina baik mereka itu pengungsi atau bukan pengungsi di tanah Palestina terjajah dan di negara penjajah Israel serta di sebagian negara khususnya di Irak dan Libanon yang hingga kini masih terus kedatangan pengungsi Palestina.

Di Libanon menurut laporan ini perang antara Israel dan LIbanon pada musim panas 2006 lalu telah mengakibatkan tidak kurang dari 16 ribu pengungsi Palestina eksodos meninggalkan kamp mereka. Sementara peristiwa di kamp pengungsi Nahr Bared yang terjadi di tahun 2007 lalu mengakibatkan 31 ribu pengungsi Palestina eksodos meninggalkan tempat tinggal mereka di kamp pengungsi. Sedangkan di Irak yang kini diduduki Amerika dan sekutunya pengungsi Palestina terus mengalami ancaman teror dan intimidasi sehingga lebih dari 15 ribu pengungsi Palestina eksodos meninggalkan rumah mereka. (seto)

Tautan Pendek:

Copied