Tue 6-May-2025

Israel dan Ketakutan Migrasi Balik

Kamis 24-April-2008

Taufiq Almadini – Infopalestina: Bila Gerakan Zionis Internasional secara historis telah berhasil memanfaatkan peristiwa Holocaust Yahudi sekaligus memanfaatkannya untuk alasan pembenaran mewujudkan “Negara Israel” di Palestina maka meskipun telah 60 tahun berlalu didirikan negara Yahudi ini benar-benar tidak berdaya menciptakan tanah air yang aman bagi orang Yahudi. Sampai hari ini Israel masih hidup dalam suasana perang permanent dengan Arab secara umum dan dengan Palestina secara khusus. “Negara Yahudi” ini telah menjadi tempat paling berbahaya di dunia bagi orang Yahudi. Karena Negara ini didirikan agar tetap menjadi basis strategis terdepan bagi imperium barat yang melakukan peran tugas dalam lingkup rencana imperialisme umum sesuai setiap babak sejarah. Perampasan oleh Israel secara agresif dan ekspansif dalam menduduki tanah-tanah Arab telah menyulut banjir kecaman logis secara mendunia. Sekaligus membangunkan ketakutan dari orang-orang Yahudi di seluruh dunia. Orang-orang Zionis mengklaim pertama bahwasanya tidak ada yang namanya kecaman logis terhadap Israel. Mereka menganggap semua kecaman yang ditujukan kepada mereka sebagai gerakan anti smith. Dan kedua bahwa anti smith adalah virus yang muncul dari hati orang-orang yang menyimpang terlepas dari apa yang dilakukan orang-orang Yahudi atau Israel.

Akibat dilema ini sekarang ini terjadi migrasi balik ke luar Israel yang prosentasenya mencapai tingkat yang mengkhawatirkan dan itu mengancam keseimbangan demografi Israel yang sangat mencemaskan dan menjadi kerisauan Negara Yahudi. Pada pertengahan tahun 2004 ada sekitar 760 ribu Israel tinggal di luar bertambah 40% sejak mulai meletus intifadhah kedua tahun 2000.

Dinas penampungan imigran baru di Israel belakangan mengungkapkan bersamaan peringatan 60 tahun pendirian Negara Israel pihaknya mulai melakukan kampanye ekspansif untuk menarik kembali sebanyak mungkin orang-orang Israel yang telah meninggalkan Palestina terjajah dan tinggal di negara-negara barat jumlah mereka mencapai 700 jiwa. Orang-orangIsrael yang tinggal di Amerika Serikat Eropa dan Australia pergi meninggalkan Israel untuk mencari taraf hidup yang lebih baik. Dinas penampungan imigran baru Israel menyatakan sulit meyakinkan mereka (orang-orang Israel yang sudah meninggalkan Palestina terjajah) ini untuk kembali lagi. Setiap tahunnya hanya 5000 dari mereka yang kembali sementara dalam waktu yang sama jumlah mereka yang meninggalkan Palestina terjajah mencapai 20 ribu jiwa setiap tahunnya.

Sejak awal gerakan zionisme belum berhenti mengawinkan antara penceburan konflik demi menguasai tanah Palestina dan demi memasifkan migrasi untuk menciptakan mayoritas Yahudi di Palestina. Namun bila jumlah orang Yahudi di “Israel Raya” hanya 54 juta jiwa sementara jumlah Arab (Palestina) 41 jiwa maka jumlah mereka (Palestina) akan menjadi mayoritas pada akhir tahun 2010. Jumlah mereka akan menjadi 82 juta jiwa pada tahun 2020 sementara jumlah orang Yahudi hanya 67 juwa jiwa. Untuk menghadapi bahaya ini Israel hanya memiliki dua senjata. Pertama adalah penghijrahan orang-orang Yahudi secara massif ke Israel dan atau mengusir secara massif orang-orang Palestina. Kemungkinan pertama tidak bisa direalisasikan kecuali apabila terjadi aksi-aksi kekerasan anti smith yang berbahaya di Barat. Adapun yang kedua adalah dengan apa yang disebut kalangan Israel dengan istilah “transfer” (pemindahan orang-orang Palestina ke wilayah Arab sekitarnya). Langkah ini diimpikan sebagian kelompok kanan Israel meski pelaksanaannya tidak mungkin secara dingin (tenang). Langkah ini harus dilakukan dengan kondisi tegang dan konfrontasi regional.

Israel saat ini mengalami ancaman migrasi balik serta menurunnya perasaan afiliasi orang-orang Yahudi yang tinggal di negara-negara Barat kepada Negara Israel. Terutama mereka yang tinggal di Amerika Serikat. Setiap usia anak muda Yahudi yang tinggal di negara-negara barat makin kecil maka tingkat perasaan afiliasi mereka ke Israel pandangan mereka terhadap negara Israel dan urgensinya bagi mereka semakin menurun. Ada 52% orang Yahudi yang tinggal di Amerika tidak peduli dengan Israel. Sementara itu jumlah anak muda yang merasa nyaman dengan adanya Israel prosentasenya tidak lebih dari 54%.

Menurut Direktur Umum Pusat Perencanaan Politik Bangsa Yahudi Nahman Shai sekitar 50 Yahudi di Amerika Serikat setiap harinya berubah dari keyahudiaanya. Sebab-sebab yang menambah perasaan seperti ini bermacam-macam. Di antaranya adalah:

Pertama: Masyarakat Israel sejak berdiri adalah masyarakat koloni yang dikuasai tabiat perang serta kehilangan keamanan dan stabilitas. Mereka adalah masyarakat yang siap dimobilisasi dan siap selalu untuk mencebur dalam perang.

Kedua: Kehidupan nyaman yang dialami mayoritas orang-orang Yahudi di Barat mendorong mereka untuk mengambil sikap ini. Karena 90% orang Yahudi di dunia hidup di negara-negara yang taraf hidup di dalamnya lebih tinggi dari tafaf hidup di Israel seperti Amerika Serikat kemudian Perancis Inggris Jerman dan negara-negara Eropa lainnya.

Ketiga: Sesungguhnya menjauhnya orang-orang Yahudi Amerika dari perasaan afiliasi mereka terhadap Israel muncul akibat tindakan represif biadab yang dilakukan otoritas penjajah terhadap bangsa Palestina. Juga karena peran tugas Israel sebagai pelaksana kebijakan politik Amerika Serikat yang mengharuskan Israel bertingkah dengan “standar moralitas dan kemanusiaan” ala Barat.

Faktor demografi Yahudi yang terancam dan jenis hubungan terbaru antara “Israel” dan Yahudi “diaspora” telah menjadi kecemasan bagi Negara Yahudi. Karena hal ini berkaitan dengan kelangsungan eksistensinya sebagai Negara Yahudi. Tingkat migrasi ke Israel setiap tahunnya terus menurun dari 100 ribu imigran pada tahun 1990-an menjadi 14 ribu imigran sejak awal abad 21 ini. Sebaliknya tingkat migrasi balik mengalami peningkatan. Kajian-kajian khusus mengenai masalah migrasi Yahudi mengungkap penurunan migrasi Yahudi ke Israel dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Di antaranya adalah menurunnya jumlah Yahudi di runia yang terus merosot dari 21 juta jiwa pada tahun 1970 menjadi 11 juta 800 ribu jiwa pada tahun 2007. Meningkatnya pernikahan campuran dengan wanita non Yahudi jumlahnya mencapai 51% lebih berdasarkan laporan-laporan Yahudi Amerika. Peleburan dalam masyarakat lokal tidak atensi dan perhatian akan pentingnya mempraktekan tradisi-tradisi Yahudi. Dari sejumlah penelitian tingkat peleburan dengan masyarakat lokal di kalangan Yahudi Rusia mencapai 70% di Amerika mencapai 50% dan di Eropa Barat mencapai 45%. Sedangkan faktor lainnya adalah banyaknya pemuda Yahudi di Amerika Serikat dan Israel yang lebih memilih menunda untuk menikah. (seto)

Tautan Pendek:

Copied