Infopalestina: Harian terkemuka Israel Ha’aretz menyatakan Israel dan Amerika telah menandatangani kesepakatan peningkatan kerjasama nuklir antara kedua belah pihak sebagai bagian dari langkah upaya Israel untuk mendapatkan bantuan luar demi memastikan keamanan reactor nuklirnya di Dimona yang dianggap sudah kuno.
Naskah MoU kerjasama keamanan nuklir itu sudah ditandatangani dua lembaga antara Komisi Energi Atom Israel (Israel Atomic Energy Comission/IAEC) dengan US Nuclear Regulatory Comission (NRC) beberapa waktu lalu. Di antaranya akan dilakukan kerja sama bidang penelitian pengembangan nuklir.
Keputusan untuk melakukan kerja sama nuklir ini merupakan lanjutan dari pengembangan reaktor di Dimona yang telah dilakukan oleh Israel bekerja sama dengan Prancis pada 1960 silam. Sekaligus merupakan pengembangan dari kesepakatan sebelumnya antara Israel dan Amerika yang ditandatangani selama 20 tahun terakhir. NRC dalam pernyataan resminya mengungkapkan berbagi informasi keamanan nuklir Israel didasarkan pedoman berbagi informasi versi Departemen Luar Negeri AS. Perjanjian ini termasuk penelitian di Nahal Soreq selatan Tel Aviv.
“Hingga saat ini IAEC hanya mendapatkan akses informasi dari NRC. Saat ini Isael bisa melihat 93% hasil riset dari NRC” kata Jurubicara Komisi Energi Atom Israel Nili Lifshitz Lifshitz Selasa (15/4/2008).
Dia menambahkan dengan kerjasama baru ini IAEC akan memiliki kemampuan untuk belajar dan membandingkan teknologi milik AS. Selain itu Israel juga bisa mengirimkan ilmuwan untuk belajar ke AS guna transfer teknologi soal nuklir. Israel sangat berharap bisa mendapatkan bantuan asing demi memastikan keselamatan reactor nunlirnya yang dibangun dengan tehnologi lama.
Selama ini banyak Negara termasuk seperti Amerika lebih memilih untuk tidak melakukan kerjasama di bidang nuklir dengan Israel karena yang disebut terakhir ini tidak menandatangani Ratifikasi Traktat Bebas Senjata Nuklir. Namun demikian Amerika memiliki kesepakatan-kesepakatan dengan Israel seputar kerjasama keamanan nuklir. Israel juga memiliki kesepakatan kerjasama terbatas dalam masalah keamanan nuklir dengan Badan Tenaga Atom Internasional International (Atomic Energy Agency/IAEA).
Dalam beberapa tahun terakhir Israel banyak melakukan upaya untuk memperbaiki dan memperluas hubungannya dalam masalah nuklir dengan sejumlah Negara. Tujuannya untuk menerabas pengisolasian dari masalah ini. Bahkan demi urgensinya mendapatkan bantuan pihak-pihak asing untuk menjaga keamanan lembaga penelitian nuklir di Dimona.
Berdasarkan sejumlah sumber reactor nuklir di Dimona yang digunakan Israel untuk mengembangkan senjata nuklir telah dibangun sejak 50 tahun lalu. Sejumlah pakar bidang nuklir sebelumnya telah mengungkapkan kekhawatiran kemungkinan terjadi masalah keamanan di sana. Namun Israel mengklaim telah melakukan pengembangan reaktornya selama beberapa tahun terakhir. Dengan begitu tingkat keamanannya masih tertinggi di dunia. Komisi Energi Atom Israel mengatakan bahwa di Amerika ada reactor-reaktor yang umurnya sudah tua dan telah mengalami pengembangan serupa sampai diizinkan untuk beroperasi selama puluhan tahun.
Koordinasi untuk Serang Fasilitas Nuklir Suriah
Harian Israel Ha’aretz menyebutkan saat ini Amerika dan Israel tengah melakukan koordinasi untuk mengungkap rincian khusus tentang serangan terhadap fasiltias nuklir yang didirikan Suriah dari bantuan Korea Utara sekitar 6 bulan lalu.
Rencananya para pejabat Amerika akan membeberkan informasi baru ini dalam sidang konggres Amerika. Meskipun mendapat tentangan dari depertemen pertahanan dan intelijen Israel. Karena khawatir pengumuman tentang masalah ini bisa berdampak pada tekanan terhadap Presiden Suriah Bashar al Asad untuk membalas serangan terhadap Israel.
Namun kalangan pejabat Israel berkeyakinan pengungkapan masalah ini akan memberikan manfaat khususnya bagi Israel. Karena hal itu bisa memperbaiki factor prefentif Israel. Penasehat PM Israel telah mengkaji masalah ini di Washington dan dicapai kesepakatan mengenai rincian yang layak disebarkan tentang serangan Israel.
Mantan konsul Israel di New York Alone Benkas menyebutkan bahwa tujuan pengumuman rincian ini adalah untuk mengkriminalkan Korea Utara yang ikut membangun fasilitas nuklir Suriah. Karena tidak ada urusan bagi Korea Utara atas Israel.
Dia menegaskan intelijen Israel bukanlah pihak yang memutuskan dalam masalah ini. Namun bisa saja dinas intelijen memberikan rekomendasi ke perdana menteri. Namun keputusan final ada di tangan Olmert yang memungkinkan dia meminta Amerika untuk tidak menyebarkan rincian ini atau menyebarkannya dalam ruang tertutup.
Ketegangan di Perbatasan Utara Israel
Israel menyatakan pihaknya selalu siap untuk menghadapi segala kemungkinan yang terjadi di wilayah perbatasan utara Israel. Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak mengatakan “Kami tidak mengharapkan perang. Namun persiapan memiliki arti kemampuan dan kesiapan di fron internal.” Namun sejumlah sumber menyebutkan dalam minggu-minggu terakhir ini sempat terjadi ketegangan di wilayah perbatasan utara Israel. Hizbullah dan pasukan Libanon mengumumkan siaga penuh sebagai antisipasi kemungkinan serangan Israel ke Suriah. Dan Libanon masuk dalam manuver ini.
Barak mengklaim Israel tidak berkepentingan dengan memburuknya situasi di fron utara. Namun menurutnya di sana ada sensitifitas khusus dan pihak lain mengetahui hal itu. Namun demikian Barak berharap akan bisa menghadapi segala kemungkinan. “Seharusnya kita merealisasikan kemenangan besar dalam setiap konfrontasi militer yang mungkin terjadi” ungkapnya. Untuk pertempuran saat ini lanjut Barak pihaknya mempersiapkan fron internal. Oleh karena itu Israel giat melakukan simulasi di internal Israel secara besar-besaran.
Israel menampik bisa simulasi keamanan ini dikaitkan dengan ketegangan di perbatasan utara. Karena simulasi ini sudah direncanakan sejak beberapa bulan lalu. Bahwa simulasi ini sebagai bagian dari kesimpulan dari yang dapat dalam perang Libanon pertengan Juni 2006 lalu. Bukan karena ketegangan dengan Suriah.
Meski demikian Israel mengakui pihaknya menghadapi ancaman eksistensi dari Iran. Untuk itu Israel menyiapkan 5 kapal selam yang termasuk paling canggih di dunia sebagai bagian dari pentingnya menghadapi bahaya Iran. (seto)