Infopalestina: Dalam waktu dekat ini dijadwalkan sebuah komisi khusus tentang Yahudisasi (warga non Yahudi) akan menyampaikan laporan kepada PM Israel Ehud Olmert melalui Menteri Imigrasi Israel Jakob Edry. Komisi ini akan melaporkan soal yahudisasi lebih dari 300 ribu imigran non Yahudi ke
Komisi yang terdiri dari perwakilan sejumlah departemen ini telah dibentuk sekitar enam bulan lalu atas instruksi dari PM Israel Ehud Olmert guna membahas masalah yahudisasi imigran (non Yahudi). Komisi ini diketuai oleh Direktur Umum Departemen Imigrasi Israel Erez Halvon. Turut serta dalam komisi ini sejumlah perwakilan dari kantor perdana menteri bidang yahudisasi departemen pendidikan dan pengajaran Hebrew Agency dan militer
Komisi ini juga membicarakan tentang mereka yang ingin menjadi Yahudi. Mereka adalah orang-orang yang bukan warga di
Dari sini mereka terpaksa harus menjalani proses panjang yang melelahkan sampai mendapatkan persetujuan untuk diyahudikan. Padahal tidak boleh bagi mereka langsung menjalani proses yahudisasi sampai mendapatkan persetujuan. Dari realitas inilah maka arahan-arahan komisi berbicara tentang reduksi peran komisi sebagai pemeriksa dan penguji. Komisi diizinkan melakukan pemeriksaan dan pengujian kedudukan hukum bagi orang yang meminta menjadi Yahudi serta sisi-sisi tehnis lainnya saja. Dan tidak sibuk pada persoalan-persoalan esensial seperti penetapan keinginan hal yang sangat menghambat kerja orang-orang yang meminta menjadi Yahudi.
Di sisi lain komisi menyatakan bahwa tujuan dari dibentuknya komisi ini adalah untuk meyahudikan 300 ribu imigran non Yahudi. Diisyaratkan bahwa sebelum laporan ini diajukan Menteri Imigrasi mengatakan bahwa yahudisasi adalah urgensi kebangsaan dan strategi yang mengandung urgensi pasti bagi masa depan demografi
80% Anak Imigran Tidak Diakui Keyahudiannya
Sebuah laporan
Menurut laporan para imigran Yahudi setiap tahunnya melahirkan 8000 anak. Sekitar 320 ribu anak Yahudi yang kini hidup di
Atas dasar inilah menurut Ma’arev beberap waktu lalu PM Israel Ehud Olmert mengeluarkan instruksi yang mendorong proses yahudisasi ini guna menjamin tingginya angka demografi Yahudi di Palestina. Rencana ini menargetkan yahudisasi 300 ribu orang dalam jangka waktu 5 tahun. Dia pun menugaskan Skretaris Pemerintah Israel Ovad Yahezkil untuk mengkordinasi upaya dalam masalah ini mulai dari sekarang. Sekaligus menugaskan Direktur Umum Depertemen Imigrasi Erez Halvon untuk membentuk sebuah komisi guna mengkordinasi rencana ini dengan institusi Hakom terbesar.
Pemerintah
Bom Demografi Warga Palestina
Sejumlah pengamat melihat ledakan bom penduduk Palestina akan mengancam identitas Yahudi negara
Isu bom demografi Palestina sesungguhnya pernah mencuat pada pertengahan tahun 1980-an kemudian lenyap secara drastis menyusul terjadinya gelombang imigran Yahudi dari Uni Soviet pada tahun 1990-an yang mencapai hampir satu juta imigran saat itu.
Sejak intifadhah al Aqsha 2000 lalu angka imigran Yahudi ke Palestina terus mengalami penurunan. Hasil sensus terakhir yang dilakukan Desember 2007 menyatakan bahwa migrasi orang Yahudi ke Israel tahun ini mengalami penurunan drastis dipastikan penurunan tahun ini mencapai angka terendah semenjak 20 tahun.
Kementrian Kuasa mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang melakukan migrasi ke Israel pada tahun 2007 mencapai 19700 jiwa lebih sedikit 6% dari tahun sebelumnya.
Zaev Belsky Kepala Agen Yahudi—Dewan Pemerintah Bidang Imigrasi—menyatakan kesedihannya atas penurunan angka imigran yang semakin merosot. Selain masalah keamanan Zaev mengklaim bahwa penurunan itu juga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masalah ekonomi akibat gempuran sengit perlawanan Palestina.
Hasil berbagai kajian dari lembaga-lembaga penelitian Israel menunjukkan jumlah warga Yahudi di Israel akan mengalami penurunan secara gradual dan pada suatu hari warga Yahudi bisa menjadi minoritas di Israel.
Sebagian besar hasil kajian
Pengamat politik dan anggota Dewan Nasional Palestina Abdullah Horani mengatakan substansi konsep pemikiran zionis adalah eksistensi negara hanya bisa terwujud dengan cara mengusir warga lain. Konsep itu yang sesuai dengan slogan “tanah tanpa rakyat dan rakyat tanpa tanah” menghendaki tanah Palestina dikosongkan dari penduduk aslinya seperti halnya yang dilakukan kolonial kulit putih terhadap penduduk asli dari suku Indian di Amerika dan suku Aborigin di Australia.
Perasaan cemas yang menghinggapi
Jumlah kaum Yahudi di dunia terus menurun. Jumlah kaum Yahudi di seantero dunia tahun 2004 hanya sekitar 13 juta jiwa yakni menurun dibandingkan dengan tahun 1967 yang mencapai 16 juta jiwa dan tahun 1945 yang mencapai 20 juta jiwa.
Pada tahun 2020 diprediksi warga Yahudi hanya berkisar 44 persen berbanding 56 persen warga Arab jika perimbangan pertumbuhan penduduk seperti saat ini. Pada tahun 2050 jumlah warga Yahudi hanya tinggal 37 persen berbanding 63 persen warga Arab. Perhitungan itu tanpa ada kembalinya pengungsi Palestina di luar negeri saat ini yang diperkirakan berjumlah antara 4 hingga 5 juta jiwa. (seto)