Tue 6-May-2025

Ha’aretz: Israel Minta Hamas Keluarkan Askelon dari Zona Pertempuran

Selasa 18-Maret-2008

Infopalestina: Media-media massaIsrael tidak pernah menyangsikan kemungkinan agresi terbatas Israel terhadap Jalur Gaza berubah menjadi aksi meluas dan pendudukan darat secara besar-besaran. Meskipun prediksi yang berkembang di Israel mengatakan tidak adanya solusi menyeluruh untuk menangkal serangan roket-roket perlawanan Palestina.

Koresponden militer harian Israel Ha’aretz Amos Hariel mengutip dari sumber-sumber militer Israel yang mengatakan bahwa Hamas ingin membangun terror balancing (perimbangan teror). Yaitu dengan melakukan upaya yang bisa mencegah Israel menyerang para kadernya dari udara atau berinisiatif melancarkan aksi militer darat.

Untuk itu gerakan Hamas membalas aksi-aksi militer Israel dengan melancarkan serangan-serangan roket al Qassam dan juga roket Katiyosha kea rah Askelon. Padahal Israel menginginkan dari semua aksi militer dan agresinya ke Jalur Gaza adalah agar bisa memberikan keleluasaan maneuver yang lebih besar.

Amos menambahkan “Israel menginginkan dari aksi-aksi yang dilakukan saat ini pengakuan dari Hamas agar mengeluarkan Askelon dari zona pertempuran dan membebaskan serangan roket atas kota Sderot.”

Pengakuan Olmert

Dalam kunjungan ke Askelon Selasa (11/03) PM Israel Ehud Olmert mengakui kelemahan pemerintah dan militernya dalam menghadapi roket-roket buatan lokal Palestina yang ditembakan faksi-faksi perlawanan Palestina dari Jalur Gaza ke arah permukiman-permukiman Yahudi yang berdekatan dengan Jalur Gaza khususnya Askelon. Askelon adalah wilayah yang mengalami hujan roket yang ditembakan perlawanan Palestina selama dua pekan paska pembantaian di Jalur Gaza oleh pasukan Zionis Israel. Serangan roket-roket perlawanan ke Askelon ini telah mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan parah.

Olmert mengatakan dalam kunjungannya itu “Meskipun roket Garad (yang menurut otoritas Israel banyak digunakan untuk menggempur wilayah Askelon) lebih ringan daripada roket qassam namun kami tidak memiliki cara untuk mencegah berulangnya serangan-serangan ini. Untuk itu harus dilakukan kajian secara mendalam.”

PM Ehud Olmert meminta warga Askelon sebagaimana dilakukan sebelumnya terhadap warga Sderot yang mengalami serangan gencar roket-roket perlawanan agar terbiasa dengan pemikiran bahwa jatuhnya roket belum dan tidak akan terjadi sekali saja. Bahwa Israel tidak memiliki cara untuk mencegah jatuhnya roket-roket berikutnya.”

Pengakuan Olmert ini menyulut serangan sengit di dalam parlemen Israel. Sebanyak 43 anggota parlemen dari kelompok oposisi Rabu (12/03) meminta dilakukan dialog khusus di parlemen Knesset yang diikuti oleh semua fraksi dengan dihadiri PM Israel Ehud Olmert untuk mendiskusikan apa yang disebut Olmert “kelemahan pemerintah” menghentikan serangan roket-roket Palestina.

Ketua Fraksi Likud partai oposisi terbesar di Israel Gideon Sair menyebut perkataan PM Olmert sebagai “memalukan”. Dia mengingatkan bahwa pernyataan ini disampaikan Olmert menyusul ancaman gerakan Hamas untuk melancarkan seangan balasan ke Israel.

Melaluai ketuanya Fraksi Likud meminta PM Olmert mundur dari jabatannya. Akibat pengakuannya telah gagal menghentikan seangan roket buatan lokal Palestina. Gideon mengatakan “Apabila tidak mampu menghadapi tantangan keamanan maka seyogianya dia mundur.”

Pernyataan Olmert ini dianggap oleh anggota Likud sebagai “kekurangan fatal”. Olmert diminta agar tidak menganggap serangan roket ke kota Askelon sebagai perkara yang pasti harus menyerah dengan keadaan. Anggota yang lain menyebut sikap Olmert ini sebagai “kebangkrutan keamanan dan ideologi”. (seto)

Tautan Pendek:

Copied