Gaza – infopalestina -Aiman Toha Juru Bicara Hamas menegaskan bahwa gerakannya tidak pernah berupaya menggalang gencatan senjata dengan pihak Zionis Israel. Upaya ini disampaikan kepada Hamas baru-baru ini saja. Ia juga menjelaskan bahwa Hamas sesuai prinsip kemaslahatan utama bagi bangsa Palestina tidak menolak adanya ide gencatan senjata itu. Dan pada saat yang sama ia menekankan bahwa perlawanan (menentang penjajah Zionis) merupakan jalan strategis. Menurutnya Hamas terlibat langsung dan mengerti betapa besar pengorbanan serta beban yang harus dipikulnya dalam mengemban amanat ini. Baginya tidak ada masalah dilakukan kajian terhadap usulan gencatan senjata selama beriringan dengan kemaslahatan besar bangsa Palestina.
Di sisi lain Toha mengatakan dalam wawancara khusus dengan koresponden infopalestina di Gaza terkait penangkapan terus menerus badan keamanan milik Kepala Otorita Palestina (OP) Mahmud Abbas terhadap kader pendukung dan anggota Hamas di Tepi Barat. Ia meminta kepada OP di Tepi Barat “Untuk menghentikan kejahatannya sebelum kesabaran kami habis.”
Toha mengisyaratkan adanya integralitas peran antara badan keamanan pimpinan OP di Tepi Barat dengan aparat keamanan penjajah Zionis Israel. Ia mengaitkan penangkapan kader-kader Hamas dengan kerjasama keamanan antara OP dengan pihak Zionis Israel. Toha menuduh badan keamanan milik Abbas dan pemerintah inkonstitusional pimpinan Salam Fayyadh melaksanakan poin pertama dalam rencana Peta Jalan Damai yaitu memberangus perlawanan Palestina.
Berikut wawancara lengkap koresponden infopalestina di Gaza dengan Aiman Toha “Abu Muhammad” Juru Bicara Hamas.
Hubungan Hamas dengan Pejabat Mesir
Pertama bagaimana Anda menilai hubungan antara Hamas dengan pejabat Mesir hari-hari terakhir ini?
Pertama terima kasih saya sampaikan kepada Anda atas wawancara dan kesempatan yang baik ini. Kedua mengenai hubungan antara kami dengan pejabat Mesir adalah hubungan yang positif dan tidak berubah walau situasi dan kondisinya berubah. Hubungan ini dibangun atas dasar kepercayaan saling memahami saling musyawarah dan saling menghormati.
Bisa Anda sampaikan kepada kami siapa tim gabungan yang dibentuk antara pihak Anda dengan pihak Mesir? Lalu apa tugasnya?
Terkait dengan tim gabungan atau tim koordinasi di lapangan itu adalah sebuah pihak yang diberikan amanat untuk menyelesaikan problematika krusial harian antara kami dengan pihak Mesir. Selama masa yang lalu itu tim ini bisa menyelesaikan persoalan-persoalan yang penting dan besar. Salah satunya adalah masalah dibolehkannya barang-barang orang yang tertahan di perbatasan mereka yang ditahan (oleh pihak keamanan Mesir) orang-orang sakit dan lain-lainnya masuk ke wilayah Jalur Gaza. Walau demikian ada hal yang harus diingat bahwa kerja dalam masalah-masalah ini masih belum selesai. Karena masalah-masalah tersebut hingga kini masih krusial sebab masih ada orang-orang yang ditahan di pihak Mesir masih ada orang yang sakit dan tertahan di perbatasan tidak bisa masuk ke Jalur Gaza.
Selama pertemuan-pertemuan pihak Anda dengan pihak Mesir apa hasil-hasil yang paling penting yang sudah disepakati? Lalu keberhasilan apa yang paling penting ditelorkan dari pertemuan-pertemuan tersebut?
Saya katakan bahwa pertemuan kontak dan diskusi itu sejatinya bersifat positif. Semua pertemuan dalam kerangka itu. Maksudnya semua diskusi dan tukar pikiran dalam masalah-masalah krusial di wilayah Palestina seperti dialog blokade status perlintasan dan masalah-masalah lainnya berjalan secara positif. Dalam masalah-masalah ini Hamas sudah menjelaskan sikap dan pandangannya secara gamblang. Termasuk sikapnya mengenai gencatan senjata dan serdadu Israel yang ditahan pihak Palestina.
Oleh karena itu jika kita melihat masalah-masalah ini sebenarnya tidak butuh keputusan-keputusan cepat yang diselesaikan satu atau dua pertemuan atau lebih. Akan tetapi butuh waktu lama dan upaya keras untuk mematangkan masalah yang bisa membantu kepentingan setiap individu Palestina. Terutama semua masalah ini tidak hanya terkait dengan Hamas saja namun disana ada banyak pihak yang saling terkait. Usulan-usulan itu datang dari sana sini. Maka saya tidak yakin solusi atau hasil-hasilnya itu langsung muncul setelah pertemuan namun butuh waktu lama.
Sikap apa yang diambil pihak Anda terkait adanya sejumlah sikap dan pernyataan pejabat Mesir dan penulis di media-media Mesir yang mengritik perlawanan (jihad) sendiri? Dan mereka juga menolak pembukaan perlintasan Rafah kecuali sesuai dengan kesepakatan tahun 2005?
Begini semua pernyataan itu tidak mewakili bangsa Mesir yang orsinil yang sudah menjadi bagian dari bangsa Palestina. Ribuan syuhada sudah dipersembahkan untuk membela Palestina. Sikap Mesir selama ini selalu mendukung bangsa Palestina dan hak-haknya yang adi. Untuk itu suara-suara sumbang itu tidak mewakili dan hati nurani bangsa Mesir. Insya Allah.
Perkembangan perundingan pertukaran tahanan
Apakah Anda bisa menjelaskan kepada kami tentang perkembangan terakhir pembahasan mengenai pertukaran tahanan yang ditukar dengan serdadu Israel Gilad Shalit?
Terkait dengan masalah ini tidak ada yang baru. Hamas sudah mengajukan tuntutan- tuntutannya kepada pihak Mesir dalam kasus ini. Dalam masalah ini tidak mungkin tawar menawar atau memunculkan sikap lunak. Problemnya ada di pihak Zionis Israel yang hingga kini masih bersikukuh membuat barometer yang bisa menghalangi perundingan pertukaran tahanan. Untuk itu pihak Zionis Israel harus menanggung sendiri akibatnya.
Sikap Hamas atas Kondisi yang Terjadi di Tepi Barat
Berpindah ke masalah lain bisakah Anda menjelaskan kepada kami tentang sikap Hamas terhadap masih terjadinya penangkapan kader-kadernya oleh pihak badan keamanan OP pimpinan Mahmud Abbas di Tepi Barat?
Sudah sangat jelas bahwa disana ada keterkaitan peran antara badan keamanan milik OP pimpinan Mahmud Abbas dengan pihak penjajah Zionis Israel. Peran itu hari demi hari mulai terungkap jelas. Pihak badan keamanan OP mengejar-ngejar kader Hamas sementara pihak Zionis Israel mengejar-ngejar kader Jihad Islami. Operasi pemberangusan ini terus berlangsung kepada kader aktivis dan pimpinan Jihad Islami.
Begitu juga hal yang sama dialami oleh kader aktivis dan pimpinan Hamas. pemerintah inkonstitusional pimpinan Salam Fayyadh melaksanakan poin pertama dalam rencana Peta Jalan Damai yaitu memberangus perlawanan Palestina. Ini riil apa yang terjadi di lapangan.
Kami di Hamas menegaskan bahwa kami tidak lemah. Kami mempunyai kemampuan untuk menghentikan praktek jahat OP. Akan tetapi prioritas kami adalah melawan pihak penjajah Zionis Israel dan membidikkan bedil kami kepada mereka dulu. Namun ingin saya katakan pihak OP harus menggunakan kesempatan ini (masa kami masih bisa menahan diri red.) dan menghentikan semua kejahatannya sebelum kesabaran kami habis.
Perkembangan Terakhir Soal Perlintasan Rafah
Disana ada berita yang beredar berbicara soal kemungkinan dibukanya kembali perlintasan Rafah yang memisahkan antara Jalur Gaza dengan wilayah Mesir sesuai dengan kesepakatan perlintasan tahun 2005? Apa pandangan Anda dalam masalah ini?
Hamas sudah menjelaskan sikapnya tentang persoalan perlintasan (Rafah) yaitu perlintasan ini harus dikoordinasikan antara Palestina-Mesir. Tidak ada lagi campur tangan penjajah Zionis didalamnya. Kami bersikap fleksibel akan keberadaan pasukan penjaga presiden Palestina dan dinas keamanan lainnya yang berada di Jalur Gaza. Dengan syarat nama-nama pasukan penjaga presiden itu disepakati oleh kami di Hamas dan teman-teman di Fatah. Keberadaan pasukan Eropa juga kami sikapi fleksibel dan kami katakan tak ada masalah akan keberadaan mereka ini baik di Arish atau di Gaza sendiri. Sehingga memudahkan pergerakan mereka dan tidak dikuasai oleh pihak penjajah Zionis Israel. Di masa lalu kami merasakan bagaimana pihak penjajah Zionis Israel memantau pergerakan orang-orang Eropa itu. Hal ini yang menyebabkan terjadinya tragedi kemanusiaan akibat penutupan perlintasan selama waktu yang lama. Demikian juga kami tidak memiliki akses untuk membuka perlintasan karena adanya persetujuan lama. Kami tidak menolak pembukaan perlintasan asalkan dengan mekanisme yang baru. Terlebih kesepakatan tahun 2005 secara de jure sudah berakhir. Karena persetujuan itu ditanda-tangani hanya untuk satu tahun saja dan itu sudah berakhir. Kemudian diperpanjang sampai bulan Mei 2006 itupun sudah berakhir. Jadi tidak ada tempat lagi untuk kembali ke masa lalu itu.
Pandangan Hamas tentang Gencatan Senjata
Hari-hari ini ada pembicaraan tentang gencatan senjata maksudnya apa? Apakah pihak Anda yang pertama kali membahasnya? Atau pihak penjajah Zionis yang merangkak dibelakangnya? Ataukah disana ada pembicaraan lain? Dan perkembangan terakhir apa dalam masalah ini?
Ingin saya katakan dengan jelas bahwa kami tidak pernah berupaya menggalang gencatan senjata dengan pihak Zionis Israel. Perlawanan (menentang penjajah Zionis) merupakan jalan strategis. Kami terlibat langsung dan mengerti betapa besar pengorbanan serta beban yang harus dipikulnya dalam mengemban amanat ini. Namun hal ini tidak menutup kemungkinan setiap usulan atau inisiatif apapun dikaji sesuai dengan kemaslahatan besar bangsa Palestina. Hari-hari terakhir ini usulan gencatan senjata diajukan kepada kami. Kami jelaskan bahwa kami secara prinsip tidak menolaknya asal sesuai dengan prinsip kemaslahatan besar bangsa Palestina. Tapi ada tiga syarat penting dalam masalah ini pertama berdimensi waktu (ada batasan waktunya) saling bertukaran dan menyeluruh (komprehensif) kedua menghentikan semua bentuk penindasan ketiga mencabut blokade jahat yang diterapkan atas bangsa Palestina. Inilah syarat-syarat kami untuk gencatan senjata. Ini juga mempertegas bahwa kami tidak merengek-rengek untuk gencatan senjata. Kalau kami merengek-rengek tentu kami akan menerimanya walau harus tanpa syarat. Syarat-syarat kami itu demi kemaslahatan bangsa Palestina dan bukan seperti yang diklaim oleh sebagian pihak untuk melindungi diri kami sendiri.
Tapi perlu kami tegaskan disini bahwa tidak ada ruang untuk membahas soal gencatan senjata selama kejahatan kekejaman blokade dan pembantaian masih terus dilakukan terhadap bangsa Palestina. Peristiwa kekejaman yang paling mutakhir adalah gugurnya para syuhada kami di wilayah Bethlehem Tepi Barat. (AMRais)