Tue 6-May-2025

Palestina Hadapi Demografi Dengan Perteguh Haknya Atas Al-Quds

Senin 18-Februari-2008

Oleh : DR. Yusup Kamil Ibrahim

Sangat jelas pelanggaran Israel terhadap permukiman dan penodaan terhadap wilayah Palestina tergambar dalam upaya mereka merubah letak geografi dan perubahan demografi Al-Quds. Apa yang dipublikasikan pemerintah Israel jauh-jauh hari bahwa al-Quds adalah ibu kota Abadi mereka. Tidak ada celah untuk membuat ibu kota kedua dalam terminilogi mereka. Inilah sebenarnya awal mula perubahan demografi al-Quds yang berlanjut pada perubahan geografinya.

Para perancang Israel secara langsung mengumumkan hal ini paska pertemuan Annapolis dan niat mereka untuk meperluas permukiman secara berlipat ganda yang dicanangkan untuk bangsa Yahudi. Untuk itu mereka harus mengusir puluhan ribu warga Palestina yang mendiami kota suci ke luar perbatasan distrik al-Quds. Mereka juga merencanakan untuk membagi Tepi Barat menjadi beberapa bagian. Oleh karena itu rencana al-Quds tersebut merupakan bagian dari grand design proyek Israel di Tepi Barat. Dengan rencana ini Al-Quds akan tepisah seluruhnya dari lembah Yordania yang saat ini masih dalam tahap penyelesaian.

Namun data terbaru Lembaga Jerusalem Research kemarin menunjukan bangsa Yahudi yang eksodus dari al-Quds masih terus berlangsung dan jumlah yahudi di sana semakin menyusut dibanding dengan bangsa Palestina. Lembaga ini menganggap wilayah Palestina jajahan 48 dan Al-Quds Timur (jajahan 67) merupakan satu kesatuan.

Menurut lembaga Israel ini tahun 2006 jumlah warga al-Quds mencapai 733.000 jiwa. Dari Jumlah itu 481.000 jiwa (66%) adalah bangsa Yahudi. Sementara bangsa Palestina hanya berjumlah 252.000 atau 34%nya. Namun sebanyak 5000 warga Palestina berasal dari wilayah Palestina jajahan 48 seperti distrik Bet Shafafa dan sisanya dari wilayah lain yang datang mencari rizki di al-Quds.

Dalam laporannya lembaga ini menyebutkan jumlah pemukim yahudi di wilayah permukiman Israel di Al-Quds tahun 2006 mencapai 187.000 jiwa atau 43 % dari jumlah keseluruhan warga yang tinggal di al-Quds timur. Padahal pada tahun 1967 jumlah pemukim yahudi di Al-quds terjajah mencapai 50 % dari jumlah keseluruhanya.

Dari data ini diperoleh kesimpulan presentase warga Yahudi yang pindah ke al-Quds terjajah mengalami kemunduran tiap tahunnya. Sejak tahun 1998 hingga 2007 saja hanya mencapai 6000 jiwa. Memang ada pertambahan yaitu sekitar 12 % tapi pertumbuhan penduduk Palestina mencapai 31 %.

Sejak tahun 1967 hingga sekarang pertambahan warga yahudi di Al-Quds sebelah barat maupun timurnya mencapai 143 % sementara warga Palestina bertambah sekitar 268 %.

Perlu disebutkan di sini imigrasi Yahudi ke wilayah al-Quds semuanya menuju permukiman terbesar Israel di sekitar al-Quds. Seperti Mudi’in Eilet Pitar dan Maale Adumim. Mayoritasnya adalah kalangan agamawan fanatik. Mereka berpindah ke wilayah tersebut disebabkan harga rumah yang murah disamping berbagai fasilitas yang disediakan pemerintah Israel bagi siapa yang mau pindah ke sana.

Di antara rencana pemerintah Israel dalam hal ini adalah penggabungan sejumlah permukiman tersebut ke dalam kota al-Quds. Dengan demikian mereka bisa membalik wajah demografi al-Quds menjadi mayoritas bangsa yahudi. Apa yang terjadi saat ini adalah proyek perluasan permukiman terbesar baik yang berada di dalam kota Al-Quds atau di sekelilingnya. Inilah obsesi Olmert tahun 2010. Ia berniat menggabungkan permukiman-permukiman kecil di luar Al-Quds ke dalam wilayah kota al-Quds. Terutama permukiman Maale Adumim yang terbentang hingga Lembah Yordania.

Termasuk dalam strategi besar Israel adalah memisahkan wilayah utara Tepi Barat dari wilayah sekelilingnya untuk menambah presentase demografi Yahudi demi kepentingan mereka di al-Quds. Namun Olmert belum bisa melaksanakan obsesinya ini kecuali setelah mendapat persetujuan dari Amerika paska KTT Annapolis.

Bagaimanapun banyaknya rencana mereka dan berapapun besarnya dana mereka namun data demografi Israel menunjukan bahwa presentase bangsa Yahudi jauh di bawah bangsa Palestina. Kenyataan inin akibat teguhnya bangsa Palestina dalam mempertahankan kota sucinya walau berbagai tindak kekerasan sering mereka alami dari kelompok zionis Israel. (asy).

Tautan Pendek:

Copied