Tue 6-May-2025

Perluasan Permukiman dan Yahudisasi Al-Quds Tamparan Bagi Perundingan Palestina

Senin 18-Februari-2008

Harian Palestina (17/2)

Dalam wawancara dengan Harian Palestina yang terbit Ahad (17/2 ) Wakil Ketua Hamas di wilayah Jajahan 48 Syaikh Kamal Khotib menganggap tindakan Israel yang memperluas permukiman Zionis di kota Al-Quds merupakan tamparan telak terhadap juru runding Palestina untuk Israel di Annapolis.

“Pembuatan terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha pembangunan ribuan unit rumah baru penindasan terhadap warga Palestina di Al-Quds ditambah ketidak jelasan tentang masa depan kota Al-Quds menyusul pernyataan pemerintah Israel yang menganggapnya sebagai ibukota abadi tak terbagi menunjukan tidak berdayanya juru runding Palestina. Saatnya nanti Israel akan menggunakan hal tersebut untuk menerapkan peraturan baru dalam menghegemoni wilayah Al-Quds”ungkap Khotib.

Dalam pernyataan pers yang dilansir harian Palestina Ahad (17/2) Khotib menjelaskan “Apa yang terjadi Jum’at kemarin berupa runtuhnya pelataran Masjid al-Aqsha bagian baratnya yang berdekatan dengan perpustakaan manuskrif Palestina menegaskan tentang kebenaran perkiraan para pengamat beberapa tahun yang lalu bahwa Israel tidak pernah berhenti membangun terowongan di bawah Masjid al-Aqsha.”

Pembicaraan saat ini bukan hanya berkisar tentang terowongan yang sudah terbongkar dua hari yang lalu tetapi masalahnya sekarang adalah tentang pelataran Masjid Al-Aqsha bagian dalam.

Di sisi lain Syaikh Khotib menampik klaim Zionis yang menyebutkan runtuhnya pelataran Masjid al-Aqsha karena gempa bumi lokal. Khotib menyebutkan “Retaknya pelataran al-Aqsha sudah terjadi sebelum shalat Jum’at sedang gempa bumi terjadi sekitar jam 12.30 siang” ungkapnya. “Walaupun retaknya pelataran Al-aqsha disebabkan bergesernya sediment tanah maka bergesernya sediment tanah akibat ruang kosong yang ada di bawahnya akibat penggalian terowongan Israel” tukasnya

Terowongan Penyebab Utama

Syaikh Khotib kemudian menjelaskan tentang peristiwa tahun 2004 ketika terjadi runtuhnya gerbang al-Mugaribah. Saat itu Israel mengklaim bahwa kejadian tersebut akibat jatuhnya salju pada bulan Pebruari 2004. Bertumpuknya salju memang yang menyebabkan runtuhnya gerbang al-Mugaribah secara tidak langsung. Namun penyebab utamanya adalah penggalian terowongan yang dilakukan Israel di bawah masjid tersebut. Inilah yang menyebabkan gerbang al-Mugaribah runtuh. Maka terowongan ini juga yang menyebabkan runtuhnya pelataran al-Aqsha pada Jum’at kemarin.

Di sisi lain Khotib mengingatkan pemerintah Israel dulu pernah menampik adanya penggalian di bawah Masjid al-Aqsha. Mereka juga menolak adanya terowongan di bawahnya. Akan tetapi hari ini mereka tidak bisa mengelak. Sejumlah media dan wartawan sudah mengabadikanya dan menjelaskan peristiwa sebenarnya.

Fakta ini membuktikan kegiatan mereka yang membuat tempat peribadahan di bawah Masjid al-Aqsha sebagai prakontruksi pembanguan Haikal ketiga yang mereka impi-impikan di atas reruntuhan Masjid al-Aqsha jika telah runtuh.

Tamparan Keras

Pemimpin Hamas ini memandang apa yang terjadi di bawah Masjid al-Aqsha saat ini menjadi bukti Israel tidak pernah peduli terhadap kecaman maupun kutukan dari para pemimpin Arab. Tindakan Israel ini merupakan lanjutan dari proyek mereka untuk menghancurkan pondasi Al-Aqsha dan membangun haikal ketiga. Walaupun begitu perundingan demi perundingan tetap berlanjut dengan pihak zionis. Padahal Israel senantiasa melakukan pelanggaran terhadap al-Quds terjajah. Hal ini menunjukan perundingan Israel-Palestina tidak memberikan apa-apa. Israel juga tidak memberikan pilihan alternative apapun kepada Palestina kecuali perundingan yang berbau politis.

Berlanjutnya perundingan dengan Israel dan tindakan mereka di willayah Palestina memberikan gambaran yang jelas bawah perundingan tersebut bukan demi kepentingan Palestina. Dengan kata lain para juru runding mewakili pemerintah Zionis-Amerika dalam merealisasikan keinginanya. Zionis menginginkan menutup masalah Palestina melalui tangan orang-orang Palestina.

Keputusan Akhir

Adapun penolakan pemerintah Israel atas masalah al-Quds dan pada saat yang sama mereka masih melanjutkan pembangunan sekaligus perluasan permukiman Israel di al-Quds menunjukan Israel telah mengambil keputusan final terkait al-Quds secara umum atau Masjid al-Aqsha secara khusus.

Pembangunan ribuan rumah baru dan penggalian terowongan di bawah Masjid al-Aqsha tidak ragu lagi bahwa hal tersebut berbau politik. Sementara sikap politik dunia seolah mengizinkan tindakan Israel yang ingin meyahudikan al-Quds dan menguasai Masjid Al-Aqsha.

Di pihak lain kondisi ummat Islam dan Arab justru semakin membuat Israel tambah berani melakukan berbagai hal di atas. Kebanyakan dari negara-negara Arab terdapat banyak kendala. Diantaranya masih membeo terhadap sikap Amerika.

Oleh karena itu tidak ada alasan bagi bangsa Arab dan Islam untuk terus diam. Dengan kebisuan mereka berarti telah ikut berkoalisi dengan Israel untuk melakukan kejahatanya terhadap Masjid al-Aqsha dan Al-Quds terjajah. (asy)

Tautan Pendek:

Copied