Harian Palestina (17/2)
Dalam wawancara dengan Harian Palestina yang terbit Ahad (17/2 ) Wakil Ketua Hamas di wilayah Jajahan 48 Syaikh Kamal Khotib menganggap tindakan Israel yang memperluas permukiman Zionis di kota Al-Quds merupakan tamparan telak terhadap juru runding Palestina untuk Israel di Annapolis.
“Pembuatan terowongan di bawah Masjid Al-Aqsha pembangunan ribuan unit rumah baru penindasan terhadap warga Palestina di Al-Quds ditambah ketidak jelasan tentang masa depan kota Al-Quds menyusul pernyataan pemerintah Israel yang menganggapnya sebagai ibukota abadi tak terbagi menunjukan tidak berdayanya juru runding Palestina. Saatnya nanti
Dalam pernyataan pers yang dilansir harian Palestina Ahad (17/2) Khotib menjelaskan “Apa yang terjadi Jum’at kemarin berupa runtuhnya pelataran Masjid al-Aqsha bagian baratnya yang berdekatan dengan perpustakaan manuskrif Palestina menegaskan tentang kebenaran perkiraan para pengamat beberapa tahun yang lalu bahwa
Pembicaraan saat ini bukan hanya berkisar tentang terowongan yang sudah terbongkar dua hari yang lalu tetapi masalahnya sekarang adalah tentang pelataran Masjid Al-Aqsha bagian dalam.
Di sisi lain Syaikh Khotib menampik klaim Zionis yang menyebutkan runtuhnya pelataran Masjid al-Aqsha karena gempa bumi lokal. Khotib menyebutkan “Retaknya pelataran al-Aqsha sudah terjadi sebelum shalat Jum’at sedang gempa bumi terjadi sekitar jam 12.30 siang” ungkapnya. “Walaupun retaknya pelataran Al-aqsha disebabkan bergesernya sediment tanah maka bergesernya sediment tanah akibat ruang kosong yang ada di bawahnya akibat penggalian terowongan
Terowongan Penyebab Utama
Syaikh Khotib kemudian menjelaskan tentang peristiwa tahun 2004 ketika terjadi runtuhnya gerbang al-Mugaribah. Saat itu
Di sisi lain Khotib mengingatkan pemerintah
Fakta ini membuktikan kegiatan mereka yang membuat tempat peribadahan di bawah Masjid al-Aqsha sebagai prakontruksi pembanguan Haikal ketiga yang mereka impi-impikan di atas reruntuhan Masjid al-Aqsha jika telah runtuh.
Tamparan Keras
Pemimpin Hamas ini memandang apa yang terjadi di bawah Masjid al-Aqsha saat ini menjadi bukti
Berlanjutnya perundingan dengan
Keputusan Akhir
Adapun penolakan pemerintah Israel atas masalah al-Quds dan pada saat yang sama mereka masih melanjutkan pembangunan sekaligus perluasan permukiman Israel di al-Quds menunjukan Israel telah mengambil keputusan final terkait al-Quds secara umum atau Masjid al-Aqsha secara khusus.
Pembangunan ribuan rumah baru dan penggalian terowongan di bawah Masjid al-Aqsha tidak ragu lagi bahwa hal tersebut berbau politik. Sementara sikap politik dunia seolah mengizinkan tindakan
Di pihak lain kondisi ummat Islam dan Arab justru semakin membuat
Oleh karena itu tidak ada alasan bagi bangsa Arab dan Islam untuk terus diam. Dengan kebisuan mereka berarti telah ikut berkoalisi dengan