Gaza – Infopalestina: Pasca aksi bom syahid di Dimona suara-suara tuntutan di Israel untuk membunuh pimpinan Hamas kembali nyaring terdengar. Terutama terhadap PM Ismael Haniya dan Dr. Mahmud Zehar dalam aksi invasi ke Jalur Gaza.
Meskipun Batalion Syuhada Al-Aqsha sayap Fatah yang tidak lagi diakui Otoritas Palestina Batalion Syahid Abu Mustafa sayap militer Front Rakat dan Batalion Perlawanan Nasional menyatakan bertanggungjawab atas operasi serangan syahid bersama di Dimona namun pejabat Israel mengarahkan panah kemurkaan mereka kepada gerakan Hamas untuk dibantai para elitnya.
Wakil kepala Intelijen Dalam Negeri Israel Shabak Yisrael Hason yang juga anggota parlemen Knesset dari partai Israel Baetona yang merupakan partai kanan ekstrim menyerukan agar membalas aksi Dimona dengan membunuh elit politik Hamas. Ia menyatakan”Saya ingin ingatkan kenapa operasi bunuh diri Hamas dihentikan. Sebab Syaikh Yasin dan Rantisi yang sudah tiba di surga dan menghentikan aksi bunuh diri” tukas Hason ketus tanpa ingat kekejaman yang dilakukan serdadu Israel dalam membantai warga sipil Palestina.
Ketakutan akan roket Al-Qassam dan aksi bom syahid
Aksi bom syahid tanpaknya memicu ketakutan Israel yang hingga kini tidak menemukan cara menghentikan roket Al-Qassam. Hason menandaskan bahwa terjadinya aksi bom syahid dalam kancah perlawanan Israel adalah realitas yang tidak mungkin diterima Israel.”
Sementara Eili Bashai wakil ketua PM Israel dan ketua partai Shasa meminta agar Israel menguasai koridor Shalahuddin atau Piladelpia antara Jalur Gaza dan Mesri dan menghentikan segera akses perundingan politik dengan Otoritas Palestina yang dipimpin oleh Mahmod Abbas.
Tuntutan membunuh elit Hamas
Mayoritas anggota parlemen Israel Knesset meminta agar dua pimpinan Hamas PM Ismael Haniya dan mantan Menlu Palestina Mahmod Zehar dibunuh.
Anggota Knesset Silvan Shalom dari Partai Likud ekstrim menilai kemungkinan sampainya aksi syahid ke Dimona setelah pihak Israel meninggalkan Jalur Gaza. Ia menegaskan perundingan dengan Otoritas Palestina pimpinan Mahmod Abbas sama saja seperti kulit bawang sebab Hamaslah yang menguasai Jalur Gaza.
Sebelumnya media-media Israel melansir sikap-sikap pemerintahan penjajah Israel mengubah aturan main pembebasan tahanan Palestina sebagai respon tuntutan Hamas membebaskan serdadu Israel Galiat Salit.
Suara-suaran menuntut invasi Gaza
Silvan Shalom meminta kepada Menhan Israel Ehud Barak untuk melakukan invasi militer besar-besaran ke Jalur Gaza. Sementara partai Shasa menuntut menarik diri (walkout) dari pemerintah Israel sebagai kecaman atas aksi Dimona. (bn-bsyr)