Al-Quds – Infopalestina:
Media Israel mengkrik keras pemerintah Ehud Olmert dalam memperlakukan Jalur Gaza yaitu memblokade perlintasan melarang masuknya obat-obatan dan makanan menyetop bahan bakar. Tindakan ini menyebabkan perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir terkuat dan Hamas keluar menjadi pemenang.
Di harian Maarev edisi Senin (28/1) Gad Shamron menulis tentaang kejutan penjebolan tembok di Rafah. Sharon menilai hancurnya tembok itu sudah bisa diperkirakan sejak serdadu Israel keluar dari Gaza. Artinya pihak Israel masa bodoh dengan laporan intelijen Israel di lapangan seperti yang pernah dilakukan pada tahun 1973 (perang Ramadhan).
Shamron mengingatkan sekeranjang kejutan-kejutan Hamas yang mewujudkan pelanggaran penting. Ia meminta kepada pemerintahan Israel untuk brsiap-siap dalam rangka mengurangi kerugian-kerugian di masa depan. Ia mengisyaratkan dua peristiwa lagi yang akan terjadi. Peristiwa pertama Hamas akan mengirim bantuan kemanusiaan dan kapal ke pelabuhan Gaza. Kedua akan terjadi aksi menjebol tembok rasial Israel dengan ujung tombak wanita Palestina berpakaian tradisional dan anak-anak dengan membahwa tas sekolah. Mereka akan menyerang tembok seperti topan. Tanpa daya serdadu Israel tidak akan bisa berbuat apa-apa. Ini merupakan capaian-capaian politik Hamas.
Sementara di Yediot Aharonot edisi Senin (28/1) Nahem Barnah menulis bahwa keputusan menteri peperangan pemerintahan Ehud Barak yang diterapkan sejak tiga bulan lalu memperketat blokade Gaza menyetop suplai bahan bakar aliran listrik. Langkah ini untuk menghentikan roket Al-Qassam. Namun menurut Nahem langkah ini tergesa-gesa dan berbahaya dari sisi keamanan dan politik.
Bagi Nahem dari peristiwa jebolnya tembok Rafah terungkap kekuatan tersembunyi yang berbahaya bagi negara Israel dari segala sisi. Pengamat politik Israel ini mengingatkan akibat buruk jika Israel melakukan operasi militer ke Jalur Gaza. Keluarnya warga Jalur Gaza ke Mesir mungkin hanya membuat gelisah negeri pirdamida namun bagi Israel adalah bahaya keamanan.
Nahem dan Shamron sepakat bahwa militer Israel tidak memiliki jawaban atas unjuk rasa anak-anak wanita dan orang-orang tua Palestina ke perlintasann-perlintasan lainnya. Jika perlintasan Rafah rubuh maka dengan mudah perlintasan Kosvem timur Gaza akan runtuh juga perlintasan lain. Apakah Israel akan menembaki mereka? Tentu akan muncul anomali-anomali bagi Israel di mata dunia internasional dan aktifis HAM. Dunia akan melihat para pengungsi Palestina kembali ke tanah air mereka. Nahem menilai bahwa pihak yang paling diuntungkan dari blokade Gaza adalah Hamas. Pamornya naik dan semakin berkibar. Dunia Arab terkagum kepada Hamas.
Namun pengamat Israel Moshe Artes di harian Haaretz mengkritik pemerintah Olmert yang melakukan sejumlah taktik bodoh yang berbalik kepada Israel. Misalnya dengan blokade atas Gaza Israel ingin menghentikan bahan bakar dan makanan ke sana agar Barat menekan perlawanan Palestina menghentikan serangan mereka ke Israel namun reaksi berbalik. Tembok yang memisahkan Gaza dan Mesir justru terbuka dan bantuan beserta senjata mengalir dari luar ke Jalur Gaza. Moshe mengumpamakan Hamas melakukan “skak matt” untuk Israel dalam permainan catur. (bn-bsyr)