Tue 6-May-2025

Al-Quds dan Sampul Pencekik

Selasa 15-Januari-2008

Media-media Israel suka mengistilahkan kegiatan permukiman Israel di al-Quds dengan “Sampul al-Quds” dalam rangka meredam penolakan warga al-Quds atas aksi penjajahan Israel selama ini. Sementara pembangunan permukiman Israel di al-quds merupakan bagian dari serangan permukiman yahudi ke wilayah Arab.

Yang tampak jelas dari aksi ini adalah diteruskannya pembangunan tembok rasial ini di wilayah Palestina. Dimana Israel telah membangun dan menghabiskan sebagaian besar wilayah Palestina serta mengisolasi beberapa kota dan daerah satu sama lainya. Sumber Israel dan Palestina dengan nada yang sama menyebutkan proyek “Sampul al-Quds” ini telah semakin maju dalam rangka mencaplok sebagaian besar wilayah al-Quds di Tepi Barat untuk pembangunan distrik yahudi di sana serta mengusir sebanyak mungkin warga Palestina dan mengisolasi mereka dari kerabat dan saudaranya.

Menurut data yan ada sampul rasial diatas pada akhirnya akan menghabiskan seperempat wilayah Tepi Barat dan mengisolasi lebih dari 200.000 warga Palestina di al-Quds dari kerabat dan saudara-saaudara mereka yang berada di dalam tembok.

Untuk itu dinas militer Israel telah menggusur 16.000 hektar wilayah Palestina atau sekitar 25 % dari luas Tepi Barat. Adapun tembok rasial nantinya akan mengisolasi 58 % dari seluruh wilayah Tepi Barat. sehingga bagian yang ada di dalam tembok rasial itu nantinya akan menjadi bagian dari wilayah Israel. Pada saat ini pemerintah Israel telah jauh melewati garis hijau mencaplok sebagian besar Tepi Barat. Dengan demikian maka wilayah Palestina yang diusulkan hanya 42 % saja dari wilayah Tepi Barat.

Untuk mendukung pembanguan tembok Rasial Dewan Knesset Israel mengeluarkan keputusan yang bersisi maklumat bahwa Tepi Barat bukan termasuk wilayah jajahan. Mereka juga dengan sistematis melakukan perubahan demografi wilayah yang berada di belakang tembok dengan mengisolasi sebagai besar warga Tepi Barat yang terdiri dari 38 juta warga dari 12 juta keluarganya yang berada di jalur hijau.

Untuk memperkuat klaimnya ini Dewan Knesset mengeluarkan keputusan baru berupa larangan menikah bagi warga Palestina yang berada di wilayah jajahan 1948 dengan warga Palestina yang berada di wilayah jajahan 1967. Disamping itu serdadu Israel membuat blokade semen untuk memisahkan satu kampung dan kota-kota Palestina.

Di sisi lain untuk merealisasikan pembangunan distrik yahudi di wikayah al-Quds Israel mempublikasikan rencananya untuk membangun 20.000 unit permukiman baru. Sementara menteri keuangan Israel akan memberikan 23.000 dolar bagi warga Israel yang menyetujui pelaksanaan rencana tersebut.

Rencana Israel di atas mengakibatkan yahudisasi wilayah al-Quds secara demografis maupun gaegrafis dan akan menghilangkan status ke araban wilayah al-Quds. Pada saat yang sama partai politik dari ultra kanan Yahudi menyerukan pengusiran 200.000 warga Palestina dari wilayah Al-Quds timur.

Sebelumnya beberapa kelompok yahudi radikal sudah melakukan pengusiran bangsa Palestina pada tahun 1948 dan mengusir 200.000 warga al-Quds dari tempat tinggalnya. Serdadu Israel pun telah mengusir 15.000 warga dari al-Quds selama masa penjajahan wilayah timur al-quds pada bulan Juni tahun 1967.

Sementara itu sikap para pemimpin Zionis sangat jelas terlihat dari hasil konfrensi Hertzel yang diadakan pada tahun antara 2000 s/d 2006 yang mendorong dilakukannya proyek yahudisasi al-Quds.

Dalam kaitan ini partai-partai politik Israel seolah berlomba dalam menggoalkan program yahudisai al-Quds tampak dalam program politik mereka paska pemilu Knesset yang ke 17 pada tanggal 28 Maret tahun 2006.

Dengan melihat sepak terjang Israel secara keseluruhan dari aksinya membangun tembok rasial yang telah menyimpang jauh dari garis hijau di wilayah Tepi Barat maka pembangunan tembok rasial itu sengaja dilakukan untuk memperluas garis hijau Israel ke sebelah timur dalam rangka memberangus kesempatan mendirikan negara Palestina di seluruh Tepi Barat dan Jalur Gaza yang hanya 22% dari seluruh wilayah Palestina sebenarnya pada satu sisi dan menimbulkan bahaya perubahan demografis yang dirancang para ahli setrategi Israel pada sisi lainya. Disamping menghapus angan-angan bangsa Palestina untuk mendirikan negaranya dengan ibu kota al-Quds.

Nabil Mahmud al-Sahli penulis Palestina

Harian al-Syarq al-Ausat 1/5/2006

Tautan Pendek:

Copied