Alquds – Infopalestina: Sebuah laporan terbaru Israel menunjukan bahwa seperlima dari jumlah permukim Yahudi yang dievakuasi dari permukiman Yahudi di Gush Katif wilayah selatan Jalur Gaza sekitar dua tahun yang lalu kini menjalani terapi kejiwaan dari lembaga Yahudi yang menangani masalah kejiwaan.
Laporan yang diterbitkan oleh salah satu harian terkemuka Israel Ha’aretz edisi Senin (07/01) itu menjelaskan bahwa hal ini terjadi setelah mereka mengalami aksi-aksi sengit perlawanan Palestina dan serangan roket mereka. Laporan ini diserahkan kepada tim pemantau yang dibentuk pemerintah Israel untuk urusan pemukim Yahudi Gush Katif.
Laporan ini menjelaskan bahwa setelah dua tahun dievakuasi dari Jalur Gaza sebanyak 1700 pemukim Yahudi atau sekitar 20% dari total jumlah pemukim Yahudi yang pernah tinggal di Gush Katif menjalani terapi kejiwaan dari sebuah lembaga Yahudi yang khusus menangani masalah gangguan kejiwaan.
Dalam laporan yang diberi judul ”efek kejiwaan dan fisik terhadap para pemukim dari gush Katif” ini diisyaratkan bahwa sejumlah warga pemukim Yahudi menjalani terapi kejiwaan atas biasa mereka sendiri. Sebagian dari mereka membutuhkan obat-obatan.
Laporan ini menambahkan sebanyak 710 keluarga yang pernah dievakuasi dari Gush Katif anggota keluarga mereka membutuhkan bantuan sosial.
Pada pertengehan Agustus 2005 lalu Israel mulai mengevakuasi pemukim Yahudi yang menghuni di 21 permukiman Yahudi di Jalur Gaza secara paksa dengan kekuatan sebelum menarik seluruh pasukannya dari Jalur Gaza pada 12 September 2005.
Permukiman Yahudi Gush Katif adalah permukiman Yahudi terbesar di Jalur Gaza dengan penghuni hampir 6.000 jiwa. Gush Katif merupakan gugusan permukiman Yahudi yang memanjang dari kota Rafah di ujung selatan hingga kota Khan Yunis di Jalur Gaza Tengah.
Seluruh permukiman Yahudi di Jalur Gaza yang berjumlah 21 permukiman dihuni sekitar 9.000 jiwa. Mereka kini tinggal tersebar di permukiman-permukiman Yahudi yang ada di wilayah Palestina di Tepi Barat.
Warga Sedirot Stres Karena Roket Perlawanan
Sebuah polling terakhir yang dilakukan harian Israel Yedeot Aharonot bekerjasama dengan sebuah lembaga kajian Israel menyebutkan mayoritas warga Israel di permukiman Yahudi Sedirot semakin rentan kondisi kejiwaannya akibat serangan roket al Qassam ke permukiman tersebut.
Sebanyak 78% warga Sedirot mengatakan kondisi kejiwaan mereka semakin buruk akibat serangan roket perlawanan Palestina. Sementara 64% dari mereka ingin hengkang dari permukiman tersebut dan 57% tetangga mereka sudah hengkang dari permukiman tersebut tahun lalu.
Migrasi Yahudi ke Israel Turun
Kondisi keamanan yang tidak menentu di Palestina juga berdampak kepada jumlah migrasi Yahudi ke
Kementrian Kuasa mengatakan bahwa jumlah orang Yahudi yang melakukan migrasi ke Israel pada tahun 2007 mencapai 19700 jiwa lebih sedikit 6% dari tahun sebelumnya.
Penurunan angka migrasi juga dialami oleh Yahudi dari Uni Soviet tahun lalu yang mencapai 30% mengalami penurunan hingga 15% yaitu mencapai 6445 orang.
Hasil sensus juga membeberkan bahwa 3607 imigran telah sampai dari Ethiopia 2957 dari Amerika Serikat dan Kanada ditambah 2659 orang dari Perancis.
Zaev Belsky Kepala Agen Yahudi—Dewan Pemerintah Bidang Imigrasi—menyatakan kesedihannya atas penurunan angka imigran yang semakin meningkat. Selain masalah keamanan Zaev mengklaim bahwa penurunan itu juga disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya masalah ekonomi akibat gempuran sengit perlawanan Palestina. (seto)