Tue 6-May-2025

Militer Israel Siap Duduki dan Tinggal di Gaza Selama Satu Setengah Tahun

Rabu 2-Januari-2008

Infopalestina: Militer Israel telah menyampaikan kepada level politik Israel bahwa dalam kondisi di mana terjadi dan menduduki Jalur Gaza dalam aksi militer secara meluas maka militer Israel akan tinggal di dalam wilayah Jalur Gaza selama satu setangah tahun.

Hal itu terungkap dalam pernyataan Kepala Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gabi Ashkenazi selama dialog keamanan secara tertutup yang membahas masalah aksi militer secara meluas di Jalur Gaza. Ashkenazi mengatakan “Setelah militer Israel masuk Jalur Gaza mungkin akan jelas bagi kami dan bagi orang-orang Palestina siapa yang akan menang dalam aksi ini.”

Dalam dialog keamanan ini para petinggi militer Israel meminta pemaparan rencana untuk menghadapi segala kemungkinan. Di antaranya adalah apabila militer Israel berhasil menguasai penuh Jalur Gaza. Ashkenazi menjelaskan bahwa rencana terbaik yang dimilikinya adalah “menguasai seluruh Jalur Gaza dan kota-kota besar Jalur Gaza seperti Gaza dan Rafah.”

Dalam diskusi ini juga dibahas langkah kedua yang berisi kemungkinan apabila militer Israel menguasai sebagian wilayah Jalur Gaza. Yaitu dengan memutus-mutus wilayah Jalur Gaza menjadi tiga bagian. Memisahkan wilayah utara Jalur Gaza dengan wilayah tengah memisahkan wilayah selatan Jalur Gaza dengan wilayah lainnya dan dengan menguasai koridor perbatasan Philadelpia di sepanjang “jalan Shalahuddin”.

Sebelumnya dilaporkan terjadi perselisihan di antara para petinggi Israel terkait kemungkinan melakukan perundingan dan negosiasi atau menggempur Hamas. Harian Israel Ma’arev mengatakan para pejabat senior di dinas keamanan Israel menyatakan siap melakukan perundingan dengan Hamas khususnya dalam masalah taknis keamanan atau berkaitan dengan pembebasan serdadu Israel Gilad Shalit. Masalah ini disebutnya sebagai kebutuhan mendesak yang tidak bisa tidak harus dilakukan.

Namun menurut Ma’arev kelompok ini menyayangkan bahwa jalan untuk melakukan dialog ini sekarang telah tertutup akibat belenggu yang ditetapkan pihak Tel Aviv sendiri ketika melakukan penggalangan terhadap masyaratka internasional agar berpihak kepada Israel dalam melakukan perang melawan Hamas. Sebab yang lain adalah komitmen Israel keapda Abu Mazen (Mahmud Abbas) bahwa berdialog dengan pihak-pihak Hamas meski dilakukan secara rahasia sedikit atau banyak akan mengeksekusi gerakan Fatah yang sudah didanai oleh negara Israel dan telah menggantungkan harapan padanya.

Sementara itu mantan Ketua Dewan Keamanan Nasional Israel Ozi Diyan mengatakan “Tidak ada kemungkinan berbicara apapun dengan Hamas. Karena sama sekali tidak berjuang dari sisi politik sebagai sebuah orgasisasi perlawanan yang berjuang membebaskan negara Palestina. Hamas ibaratnya seperti Hizbullah yang berjuang melawan ide eksistensi negara penjajah Israel.Untuk itu jalan satu-satunya berbicara dengan Hamas adalah senjata.”

Dia menambahkan “Kalau kita tidak mengisolasi Gaza – termasuk kembali ke perbatasan Mesir – dan kalau kita tidak menggempur para petinggi Hamas maka kita bukan saja tidak akan bisa memberikan keamanan bagi warga Israel Sedirot namun kita akan mendapatkan Hamas sebagai Hizbullah nomor 2. Ketika roket katyusha jatuh di Beer Sheba atai Ashdot kita akan tahu sejauh maka kesalahan pada tahap ini. Hamas harus dihancurkan sebelum segala sesuatunya termasuk para pemimpinnya.”

Menurut pendapat Ozi Diyan setelah menghancurkan Hamas dan para pemimpinnya baru mungkin bisa mulai dilakukan perundingan seputar persoalan kemanusiaan dan pemulangan Shalit sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan Israel. “Akan mungkin dicapai rincian proses pemulangan Gilad Shalit dengan orang yang tersisi masih hidup dari Hamas” tegasnya. (seto)

Tautan Pendek:

Copied