Tue 6-May-2025

Militer Israel Akan Hancurkan Pimpinan Politik dan Militer Hamas

Selasa 11-Desember-2007

Infopalestina: Wakil Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel atau IDF (Israel Defense Forces) Moshe Kaplinsky menyatakan bahwa militer Israel akan terpaksa menduduki wilayah-wilayah Jalur Gaza dan tinggal di sana selama beberapa bulan. Sebelum itu militer Israel harus menggebuk para pemimpin militer dan politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Selain juga harus melakukan mobilisasi sipil untuk menentang Hamas.

Hal tersebut ditegaskan Kaplinsky dalam wawancara dengan harian terkemuka Israel Yedeot Aharonot Senin (10/12). Dia mengatakan ”Militer (Israel) akan terpaksa masuk ke bagian wilayah di Jalur Gaza dan tinggal di sana untuk beberapa bulan lamanya.” Disebutkan bahwa Kaplinsky telah mengakhiri masa tugasnya di militer Israel beberapa pekan lalu.

Yedeot Aharonot mengatakan Kaplinsky berbicara tentang keslahan-kesalahan yang dilakukan militer Israel dari perang Libanon kedua pada Juli tahun 2006 lalu. Mengenai kondisi di Jalur Gaza dan terus berlanjutnya serangan roket al Qassam ke arah wilayah selatan entitas Zionis Israel Kaplinsky menganggap bahwa siasat ”menahan diri” harus sudah diakhiri.

”Kita tidak akan bisa membiarkan begitu saja waktu berlalu terlalu lama menghadapi proses membesarnya kekuatan Hamas dan serangan-serangan roket dan mortir tanpa henti” tegasnya. Dia menambahkan ”Tida ada inovasi-inovasi dalam perang melawan organisasi para pendukung. Demi menghancurkan basis perlawanan harus dilakukan aksi-aksi utama dan serangan darat. Ini hanya soal waktu.”

Kaplinsky melanjutkan bahwa sebelum menggelar aksi militer melalui darat Israel harus menghancurkan dulu para pemimpin politik dan militer Hamas. Dia mengatakan ”Sebelum aksi militer darat dilaksanakan ada dua tahap yang kita belum sampai kepadanya. Keduanya itu yang pertama adalah menghancurkan pimpinan militer dan politik gerakan Hamas. Yang kedua adalah melakukan aktifasi katrol sipil (Palestina) anti Hamas.” Tokoh politik Hamas yang akan menjadi sasaran utama militer Israel adalah PM Ismail Haniyah.

Kepala Pasukan Cadangan Militer Israel Dany Rocheld menyampaikan keyakinannya bahwa pembunuhan atas diri Ismail Haniyah merupakan balasan yang tepat atas serangan roket yang dilesatkan dari Jalur Gaza ke arah permukiman-permukiman Yahudi yang dekat dengan Jalur Gaza.

Dalam wawancara dengan radio militer Israel Rocheld mengatakan “Untuk menghentikan lontaran roket-roket ke permukiman Sedirot dan Kebutsat yang berdekatan dengan Jalur Gaza Israel harus membidik mereka yang menentukan kebijakan ini. Dimulai dari Ismail Haneya dan bukan hanya kelompoknya yang menjadi pelontar roket-roket tersebut.”

Israel tidak boleh mengizinkan kepada para pemimpin organisasi Palestina untuk tidur dua malam berturut-turut di atas satu ranjang” demikian katanya memprovokasi.

Dalam wawancara dengan harian Yedeot Aharonot Kablinsky juga menyinggung masalah pelaksanaan pemetaan penarikan sepihak Israel dengan membongkar permukiman-permukiman Yahudi di Jalur Gaza dan penarikan militer Israel dari sana pada 12 September 2005 lalu.

Petinggi militer Israel yang pernah menjabat sebagai penasehat militer mantan PM Israel Ariel Sharon ini mengatakan ”Kesimpulannya hasil dari proses (pemetaan sepihak) tidaklah bagus. Kita memiliki kota-kota kecil (dekat dengan Jalur Gaza) terancam orang serangan senjata secara intensif.”

”Namun harus dilihat ulang pada pemisahan pemetaan sepihak dengan pandangan jauh ke depan. Tidak dengan pandangan selintas. Saya ingin mengingatkan bhawa di sana ada serangan roket sebelum dan selama proses penarikan pemetaan sepihak. Meskipun demikian sekiranya kita mendesain keseimbangan berbagai respon atau reaksi atas serangan dari wilayah Jalur Gaza tentulah masalahnya pasti nampak berbeda dari hari pertama yang menyertai rencana pemetaan penarikan sepihak.”

Kaplinsky mengatakan bahwa sebab yang menghalangi pendesainan keseimbangan seperti ini adalah ”adanya kebingungan permanen terutama mengenai waktu kapan kita menghancurkan basis-basis permainan. Ini adalah problem dan dilema politik. Saya bisa memahaminya. Namun saya yakin sekiranya kita meletakan keseimbangan berbagai respon dan reaksi langsung setelah pemetaan penarikan sepihak dari Jalur Gaza pastilah kita akan merealisasikan berbagai hasil.” (seto)

Tautan Pendek:

Copied