Tue 6-May-2025

Analisa Krisis Israel di Jalur Gaza

Kamis 6-Desember-2007

Infopalestina: Menyusul aktivitas penyelundupan senjata ke Jalur Gaza dan terus berlanjutnya serangan roket al Qassam ke Israel Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dengan tegas menyatakan ”Sungguh setiap kali hari berlalu semakin mendekatkan kita dari aksi militer secara meluas di Jalur Gaza.” Dia menambahkan bahwa pengumuman aksi militer adalah perkara yang tidak bisa dihindari darinya. Meski aksi itu bukanlah pilihan tujuan jangka panjang.

Pernyataan yang dikeluarkan Menteri Pertahanan Israel ini mengisyaratkan sejauh mana kriris problem dan dilema yang dihadapi pembuat keputusan di entitas Zionis Israel menyusul kekuatan Hamas di Jalur Gaza yang nampak pada beberapa hal berikut :

1. Kekuatan Hamas semakin membesar dan serangan roket-roket al Qassam terus berlanjut. Sarana yang diambil Tel Aviv berupa serangan-serangan udara dan blokade ekonomi tidak mengecilkan sama sekali aksi serangan roket al Qassam. Berhentinya serangan antara kedua belah pihak akan menciptakan ketenangan dan penghentian sementara serangan roket. Namun pada saat yang sama hal itu akan membuka kesempatan bagi Hamas untuk mengorganisir dan menata diri serta memperkuan pasukannya untuk mempersiapkan ronde kekerasan berikutnya.

2. Aksi-aksi penyelundupan senjata yang terjadi secara intensif bertabrakan dengan logika. Penyelundupan senjata dari Mesir bisa menciptakan ketegangan antara dua logika system keamanan nasional Israel. Pada saat logika militer Israel menetapkan kontrol Israel terhadap wilayah sepanjang perbatasan antara Jalur Gaza dengan Mesir maka logika politik Israel menuntut pemeliharaan keunggulan politik Israel. Dan akhir tanggung jawab realitas terhadap Jalur Gaza terpancar dari rencana pemetaan (penarikan) sepihak (dari Jalur Gaza pada 12 September 2005).

3. Tidak mungkin melakukan ratifikasi kesepakatan tanpa Hamas dan tidak ada kesepakatan yang memiliki arti dengan Hamas – yakni bahwa Hamas memiliki kemampun untuk merusak kesepakatan apapun yang ditetapkan (diratifikasi) pada saat gerakan ini menguasai penuh Jalur Gaza serta dukungan yang diperoleh dari berbagai kalangan Palestina. Untuk selanjutnya sangat mungkin bagi Hamas menyerang kesepakatan apapun yang tidak melibatkannya.

Dari sisi lain Hamas selalu menentang kesepakatan apapun yang mengakui secara terang-terangan dan secara jelas terhadap hak eksistensi negara penjajah Israel yang dideklarasikan di akhir konflik atau akhir tuntutan. Untuk itu ada keraguan terhadap kemungkinan mewujudkan partisipasi Israel Palestina pada saat ini karena adanya kesenjangan besar terhdap masalah-masalah yang menggantung dan tengah terjadi. Selain juga karena terus berkuasanya Hamas atas Jalur Gaza dan semakin membesarnya kekuatan gerakan ini di Tepi Barat. Artinya ada kemungkinan besar gagalnya proses politik dan keunggulannya.

Disebutkan bahwa problem dan dilemma ini mungkin saja menjadi lebih mudah sekiranya Tel Aviv memiliki logika sistematis terhadap Hamas di Gaza. Dari sisi praktek di lapangan siasat Israel berupaya melemahkan pemerintahan Hamas. Hanya saja tujuan-tujuannya dalam jangka panjang masih tidak jelas. (seto)

Tautan Pendek:

Copied