Tue 6-May-2025

Jalur Gaza Kembali Terancam Gelap Gulita

Selasa 4-Desember-2007

Gaza – Infopalestina: Jalur Gaza kembali terancam gelap gulita. Demikian dinyatakan Wakil Direktur Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas di Jalur Gaza Mahmud al Khazandar Kamis (29/11). Karena stok bahan bakar minyak dan gas di Jalur Gaza hanya cukup untuk beberapa hari saja sejak otoritas penjajah Israel mengeluarkan keputusan pemangkasan pasokan minyak dan gas ke Jalur Gaza.

Pusat HAM Palestina atau PCHR (The Palestinian Centre for Human Rights) mengecam keras keputusan otoritas penjajah Israel ini. Karena bisa berakibat timbulnya tragedi kemanusiaan secara menyeluruh. PCHR menyerukan seluruh negara dan masyarakat internasional khususnya pihak-pihak yang menandatangani perjanjian Jenewa tahun 1949 Organisasi-organisasi Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dan seluruh organisasi-organisasi kemanusiaan internasional untuk bergerak segera dan secepatnya guna memaksa otoritas penjajah Israel menghentikan keputusan yang dzalim ini. Demi mencegah tragedy kemanusiaan yang diakibatkan oleh keputusan itu. Karena mengancam seluruh sisi kehidupan Palestina khususnya bidang pelayanan medis kesehatan lingkungan air transportasi angkutan barang pendidikan bidang-bidang perdagangan industri dan pertanian.

Bersama sejumlah organisasi HAM Palestina dan Israel PCHR telah melayangkan protes terhadap keputusan otoritas Israel yang dikeluarkan pada 25 Oktober 2007 lalu terkait dengan pemangkasan pasokan minyak gas dan listrik ke Jalur Gaza.

PCHR sangat mencemaskan memburuknya kondisi ekonomi dan social akibat siasat embargo dan blokade menyeluruh serta penutupan total yang dilakukan otoritas penjajah Israel atas wilayah Palestina secara umum dan Jalur Gaza secara khusus. Pihaknya mengungkapkan kekhawatirannya akan merosotnya kondisi penghidupan makanan dan kesehatan warga sipil apabila hal ini terus berlanjut.

PCHR menyerukan masyarakat dunia untuk keluar dari sikap diamnya dan turun tangan secepatnya. Demi menjamin komitmen otoritas penjajah Israel terhadap kaedah-kaedah hukum internasional. Serta mencegah meningkatnya sanksi massal baru yang akan mengorbankan warga sipil Palestina.

Pihaknya juga menyerukan agar otoritas penjajah Israel komitmen menjamin pasokan makanan obat-batan dan seluruh jenis barang perdagangan dan industri untuk warga sipil Palestina di Jalur Gaza. Hal ini sesuai dengan prinsip-prinsip hukum kemanusiaan dunia dan undang undang HAM internasional. Dia mengingatkan teks dalam kesepakan Jenewa yang harus menjadi komitmen otoritas penjajah Israel dan negara-negara penandatangan harus turun tangan.

Keputusan Israel ini mendapat persetujuan dari Mahkamah Agung Israel Jum’at (30/11) namun minta ditunda pelaksanaannya dua pekan lagi sampai ada laporan yang menjelaskan tentang cara pelaksanaan keputusan tersebut. PCHR dalam pernyataannya Senin (03/12) menyatakan bahwa persetujuan Mahkamah Agung Israel terhadap keputusan otoritas penjajah Israel yang memangkas pasokan minyak dan gas ke Jalur Gaza sebagai “pelanggaran berbahaya terhadap undang undang kemanusiaan internasional”.

Sementara itu Ketua Justice Center Palestina Hasan Jabarin mengatakan keputusan Mahkamah Agung Israel yang menyetujui pemangkasan suplai minyak dan solar ke Jalur Gaza merupakan pelanggaran berbahaya bagi prinsip-prinsip hukum kemanusiaan internasional. Karena dilarang memberlakukan hukuman kolektif atas warga sipil atau menggunakan warga sipil untuk tujuan-tujuan politik.

PCHR menyatakan pihaknya telah menerima informasi dari sumber-sumber di asosiasi perusahaan minyak dan gas stasiun-stasiun pembangkit listrik serta rumah sakit-rumah sakit di Jalur Gaza yang menegaskan penolakan anggotanya menerima pasokan minyak dan gas untuk hari Rabu (28/11). Hal itu dikarenakan pemangkaran baru dalam jumlah besar oleh pusat distributor Israel.

Wakil Direktur Asosiasi Perusahaan Minyak dan Gas di Jalur Gaza Mahmud al Khazandar mengatakan “Pasokan untuk Rabu (28/11) adalah: solar hanya 90 ribu liter bensin 25 ribu liter gas sekitar 100 ton solar industri 300 ribu liter.” Jumlah ini jelas sangat tidak mencukupi kebutuhan minyak dan gas Jalur Gaza. Kondisi ini jelas mengancam terjadinya tragedi di Gaza karena cadangan yang ada sekarang hanya cukup untuk kebutuhan 3 atau 4 hari saja ungkapnya.

“Perusahaan minyak dan gas telah memutuskan untuk tidak menerima pasokan dari distributor pusat di tengah-tengah kondisi yang mengancam terjadinya tragedi kemanusiaan kesehatan lingkungan dan social ini” imbuhnya. Untuk itu pihaknya menyerukan pihak-pihak internasional untuk menekan pembuat keputusan Israel agar membekukan dan mencabut keputusan yang dzalim ini agar rakyat Palestina bisa kembali menjalani hidupnya secara normal tanpa ancaman kesehatan.

Dia mengatakan “Jumlah minyak dan gas yang dibutuhkan Jalur Gaza setiap harinya minimal adalah 350 ribu liter solar 120 ribu liter bensin 350 ton gas dan sekitar 350 ribu liter solar industri untuk mengaktifkan stasiun-stasiun pembangkit tenaga listrik.” Dia mengingatkan jumlah ini adalah yang paling minimal.

Khazandar menyatakan setelah keputusan penjajah Israel pada 25 Oktober lalu mengurangi pasokan minyak dan gas pasokan yang masuk hanya sekitar 90 ribu liter solar 45 ribu liter bensin 300 ton gas dan 300 ribu liter solar industri setiap harinya.

Dia mengatakan “Kami memutuskan untuk tidak ikut memblokade dan mengembargo rakyat kami. Kami memutuskan tidak menerima pasokan minyak dan gas setelah kami menyampaikan peringatan berkali-kali akan terjadinya tragedy kemanusiaan di Jalur Gaza akibat pengurangan pasokan ini.”

Khazandar menegaskan keputusan itu diambil karena jumlah pasokan yang dikirim ke Jalur Gaza tidak mencukupi kecuali untuk sehari saja. Menurutnya 70 % stasiun-stasiun pembangkit listrik tidak memiliki cadangan solar. Jumlah solar yang ada di Jalur Gaza hanya cukup untuk dua hari saja. Sementara rumah sakit-rumah sakit akan terhentik aktivitasnya bila listrik padam.

Dia menyatakan ada kekurangan 75 % dari kebutuhan minyak dan gas di Jalur Gaza. Hal ini jelas mengencam terjadinya tragedy kemanusiaan social dan ekonomi. Belum lagi dampak di bidang kesehatan yang diakibatkan oleh kegelapan total yang melanda Jalur Gaza.

Komite Rakyat Melawan Blokade (di Gaza) Senin (03/12) menyatakan 8 sumur air yang menjadi tumpuhan warga Palestina di berbagai kota di Gaza terhenti akibat pemangkasan pasokan minyak ke Jalur Gaza. Komite menegaskan salah satu dari 8 sumur tersebut memasok kebutuhan utama air di Jalur Gaza. Hal ini bisa mengancam terjadinya tragedi lingkungan dan kemanusiaan. (seto)

Tautan Pendek:

Copied