Ramallah – Infopalestina: Keikutsertaan pihak Arab secara luas di konferensi Annapolis hari ini Selasa (27/11) memenuhi undangan Amerika Serikat mengundang kontroversi dari sejumlah politisi yang konsen dengan Palestina. Sebagian menyebut sebagai bunuh diri massal.
Menlu “Israel” Tsepi Livni menyatakan bahwa konferensi Annapolis yang terpenting adalah tingkat keikutsertaan Arab di dalamnya dan bukan apa yang disampaikan oleh Ehud Olmert. Menlu “Israel itu juga menegaskan bahwa Arab tidak boleh intervensi dalam perundingan yang berlangsung antara “Israel” dan pihak pemerintah otoritas Palestina.
Menurut rencana 16 negara Arab terlibat dalam pertemuan ini. Lebih dari 10 darinya tidak terikat dengan hubungan resmi dengan “Israel”.
Dr. Adil Samarah pakar politik dan ekonomi menilai bahwa pertemuan internasional di Annapolis dilakukan bukan untuk Palestina namun ia merupakan melibatkan sebanyak mungkin negara Arab dalam proses normalisasi dengan “Israel”.
Menurutnya sikap resmi Arab menghadiri konferensi ini adalah bunuh diri massal secara resmi sebab langkah ini akan diberi sanksi oleh sejarah. Melalui Palestina negara Arab akan melakukan normalisasi dengan “Israel”.
Sementara AbdusSattar Al-Qasim gugur besar ilmu politik di Univeritas An-Najah di Nablus menegaskan dirinya putus asa dengan kondisi Palestina sekarang dan tingkat komitmen para elit Palestina yang dipimpin Abbas.
Ia menegaskan hanya sekedar duduk bersama “Israel” dalam satu meja maka akan menjatuhkan hak kembali pengungsi Palestina. sebab “Israel” tidak mungkin duduk dengan pihak Palestina atau Arab tanpa mengetahui bahwa pihak itu tidak akan menuntut hak kembali pengngsi Palestina sebab ia bertentangan dengan eksistensi “Israel” di tanah Palestina tersebut.
Sementara pakar hukum Thalal Abu Afifah menyebut konferensi Annapolis sebagai reinkarnasi konferensi perdamaian Madrid dengan baju baru. Pada saa itu elit Palestina dan Arab dihimpun untuk satu barisan menghancurkan Irak maka Annaplis kini dilakukan untuk persiapan bersatu menyearng Iran setelah Arab bersatu mengikuti Amerika Serikat.
Ia menegaskan bahwa yang beruntung adalah “Israel” saja. apalagi negara terpenting dalam hal ini ikut yaitu Arab Saudi. (bn-bsyr)