Mon 5-May-2025

Majed Al-Zeir: Hak Kembali Tak Bisa Dikompromi

Minggu 25-November-2007

London – infopalestina -Jumpa dengan seorang tokoh Palestina di musim gugur seperti ini tentu tidak akan melewatkan berbincang tentang konferensi Annapolis dan apa yang diharapkan dari acara seperti itu. Ini juga yang terjadi dengan seorang tokoh Palestina khusus membidangi masalah pengungsi dan hak kembali ke tanah airnya Majed Al-Zeir. Direktur Pusat Audah Palestina di London dan Pemimpin Redaksi Majalah Palestina Audah ini memiliki apa yang disampaikan tentang konferensi tersebut. Khususnya yang berkaitan dengan adanya kompromi-kompromi yang akan dilakukan oleh pihak Palestina dalam soal pengungsi.

Majed dalam wawancara ini akan berbicara tentang konferensi perdamaian Timur Tengah yang digalang oleh Presiden Amerika George W Bush berbicara tentang sikap resmi Otoritas Palestina (OP) dalam konferensi itu dan apa yang disampaikan didalamnya. Juga berbicara soal ketidaksinambungan antara sikap rakyat Palestina dengan sikap resmi OP yang selalu mencari kerelaan Zionis Israel sampai pada soal hak kembali pengungsi Palestina.

Wawancara ini juga membicarakan soal pembagian Palestina yang diisukan sebelum dua tahun lalu yang sempat berhenti karena kondisi orang-orang Palestina yang lari dari Irak. Berikut petikan wawancara tersebut.

Konferensi Musim Gugur dan Isu-Isu yang Mengiringinya

Kita sekarang ini di musim gugur yang berarti kita sedang berada di tengah-tengah perdebatan soal konferensi perdamaian Timur Tengah yang diprakarsai oleh Presiden Amerika Bush. Bagaimana menurut Anda tentang rencana kedatangan delegasi Palestina ke konferensi itu di tengah-tengah isu miring yang mengiringi kegiatan besar tersebut?

Konferensi musim gugur atau Annapolis sebenarnya adalah terminal lain ke belakang yang terkait dengan kondisi Palestina secara formal. Kita semua juga paham sekali bahwa sejak akhir musim panas tahun 2000 menyaksikan perundingan Camp David II tidak ada yang baru yang disampaikan oleh pihak Palestina. Mendiang Presiden Yaser Arafat saat kembali dari Amerika Serikat kembali tanpa mendapatkan kesepakatan apapun karena dirinya tahu akan konsekwensi persoalan bangsanya yang tak menentu itu.

Sangat disesalkan setelah tujuh tahun yang didalamnya dipenuhi dengan berbagai pengorbanan bangsa Palestina yang tak terkira kita melihat ada orang yang masih menyambut apa yang dulu pernah disampaikan di Camp David II. Ini kemunduran yang mendorong rakyat Palestina semakin goyah. Dan rakyat Palestina akan selalu memantau apa yang tengah terjadi tidak akan pernah tinggal diam.

Baik akan tetapi apa yang menyebabkan perubahan di pihak OP dalam sikap resminya?

Sangat disayangkan sekali memang tapi perubahan itu sebenarnya bukan pada sikap namun terkait dengan karakter seseorang yang kemudian menimbulkan cara berpikir apa yang seharusnya ia lakukan dan apa yang ia harus tolak. Sejak Yaser Arafat dipinggirkan dan harus mendekam di kantornya di Ramallah tahun 2002 dan kewenangannya dicabut. Sejak saat itu kelompok lain tengah bermain untuk mempengaruhi Arafat. Kelompok ini sangat welcome dengan Amerika namun berseberangan dengan anak bangsanya sendiri Palestina. Sikap ini tentu membahayakan bagi yang suka berunding dan pada saat yang sama akan melemahkan kekuatan bangsa dan memperkuat pihak musuh Zionis Israel.

Sebelum konferensi Annapolis berbagai pernyataan sudah diobral oleh pihak OP salah satunya tentang status pengungsi Palestina. Dari pernyataan-pernyataan tersebut tercium adanya kompromi pihak OP dalam soal ini apa sikap orang-orang Palestina diluar tentang soal ini?

Kita memiliki sekolah resmi yang bisa apa saja memberikan pernyataan atau sikap lunak kepada pihak lawan Zionis Israel dan para pendukungnya. Mereka yang berbicara dalam lingkaran ini tidak melihat hak kembali pengungsi Palestina sebagai payung mereka. Bahkan mereka tidak berbicara dari sisi keputusan-keputusan internasional tentang hak kembali pengungsi Palestina ke tanah airnya. Yang mereka jadikan payung adalah meminta solusi yang diinginkan dan dikehendaki oleh pihak penjajah Zionis Israel.

Kita sekarang ini memang dihadapkan adanya amoral yang sejati. Seperti jika Anda mengklaim berbicara atas nama bangsa Anda maka Anda akan mewakili kepentingan dan kemaslahatan bangsa tersebut. Jika Anda berbicara tentang agenda naisonal maka Anda jangan sekali-kali melanggar prinsip-prinsip yang menjadi taruhan bangsa Anda itu.

Kami bangsa Palestina baik yang di dalam maupun di luar tidak akan berkompromi dalam soal hak kembali pengungsi ke tanah airnya. Juga tidak akan mewakilkan kepada siapapun untuk melakukan kompromi-kompromi semacam itu.

Palestina di antara Perbedaan Pandangan Antara Sikap Resmi dan Rakyat

Akan tetapi kita menemukan para pejabat OP yang terus berjalan jauh dari hak kembali sementara suara masyarakat bawah terus menyerukan hak kembali bagi para pengungsi. Bagaimana Anda melihat perbedaan ini?

Memang disana ada perbedaan seperti yang Anda sebutkan. Hal itu mungkin tidak akan terjadi jika tidak ada upaya terorganisir untuk menjauhkan peran masyarakat dalam menentukan kebijakan resmi. Dulu ada bentuk parlemen yang kehilangan sistem demokrasinya yang digerogoti oleh dewan atau majelis yang disebut dengan Dewan Nasional. Selama dua dekade peran dewan nasional ini hanya menganulir konsensus nasional dan menghapus hak-hak historis bangsa Palestina seperti hak perlawanan menentang penjajah Zionis Israel.

Hari ini parlemen Palestina yang terbentuk di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan dukungan suara rakyat dibekukan dan dikerdilkan.

Lebih dari itu Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) yang seharusnya menjadi rumah bagi setiap Palestina menjadi tertutup dan kuncinya berada di tangan satu atau dua orang saja. Ditambah lagi struktur didalamnya yang jauh dari cermin demokrasi yang sebentar lagi akan hancur diterpa badai.

Untuk itu saya katakan ada orang yang ingin menghilangkan kehadiran rakyat Palestina dengan menjauhkan peran sertanya dalam keikutsertaan di pentas nasional. Dalam kondisi seperti ini perbedaan antara sikap resmi dan masyarakat semakin menjadi-jadi. Terutama dalam soal konferensi Annapolis atas nama siapa delegasi Palestina yang akan datang ke konferensi tersebut.

Keputusan Pembagian Palestina…. Antara Kemarin dan Hari ini

Sebelum 60 tahun keputusan untuk membagi Palestina sudah dikeluarkan. Saat itu bangsa Palestina dan Arab menolaknya. Namun hari ini kita mendengar suara yang menyatakan bahwa penolakan itu adalah kesalahan sejarah menurut Anda bagaimana?

Keputusan menolak pembagian Palestina saat itu merupakan sikap yang muncul dari realita sejarah dan muncul dari rasa kebenaran dan keadilan. Adapun hari ini orang-orang yang melihat penolakan itu tidak pada tempatnya mereka bertolak dari kondisi ketidakmampuan. Sedangkan mereka yang menerima pembagian Palestina itu berarti menyerahkan kepemilikan sah kepada orang lain dan mensahkan aksi penjarahan dan pencaplokan tanah yang dilakukan penjajah Zionis Israel atas tanah air Palestina.

Soal Eksodus Palestina yang Lari dari Irak

Sekarang kita pindah ke masalah penderitaan yang dialami oleh orang-orang Palestina yang menjadi pengungsi di Irak atau mereka yang sudah menetap di Irak. Bagaimana Anda melihat persoalan ini terutama setelah ada wacana mereka akan dipindah ke Amerika Latin?

Memang disana ada perkembangan yang perlu kita cermati secara serius. Yaitu pengumuman negara-negara Amerika Latin seperti Brazil dan Chili yang siap menampung pengungsi Palestina di Irak. Persoalan ini sendiri menjelaskan akan pentingnya sebuah sikap khususnya jika kita pandang dari sisi politik yang berkembang saat ini.

Secara politik kita bisa mengungkap dari beberapa sikap sejumlah pihak tertentu dan dari memahami cara pandang dalam masalah ini sendiri.

Disana ada upaya serius dari Amerika Serikat intinya mendukung rencana membatalkan hak kembali pengungsi Palestina ke tanah airnya sebuah rencana yang memang sudah dirancang pihak Zionis Israel.

Dari sini muncul pilihan untuk mencari wilayah-wilayah yang jauh untuk menampung pengungsi Palestina. Kami tahu akan bantuan-bantuan logistik yang diberikan oleh negara-negara Eropa Kanada dan lembaga-lembaga internasional lainnya termasuk PBB didalamnya. Termasuk persiapan kajian dan kemudahan pergi bagi pengungsi Palestina ke tempat yang lebih jauh dari tanah airnya Palestina. Bahkan sampai ada berita dari para pengungsi Palestina di Irak bahwa kepala urusan pengungsi sudah membagikan kepada mereka angket yang meminta pendapat para pengungsi untuk tidak minta hak kembali sebagai ganti kemudahan pindah ke negara-negara yang lebih aman daripada Irak.

Apa yang harus dilakukan atau tanggung jawab apa yang dibebankan kepada pihak Palestina sendiri dalam menghadapi pengungsi Palestina di Irak ini?

Seharusnya bangsa Palestina bersama para pemimpinnya dan elemen-elemen didalamnya yang melakukan intropeksi karena kamilah pemilik persoalan ini. Ini yang pertama. Juga tidak disangkal lagi bagaimana kekuatan dunia selalu membela sikap Zionis Israel dalam masalah pengungsi ini. Untuk itu kita harus sadar bahwa masalah saudara-saudara kita pengungsi Palestina di Irak kita pakai sebagai contoh kerja untuk menghadang setiap rencana yang ingin membatalkan hak kembali pengungsi Palestina ke tanah airnya Palestina.

Menurut Anda kerja riil apa yang bisa dilakukan?

Pertama kali yang harus kita lakukan adalah menggalang kesatuan sikap Palestina dalam menghadapi masalah ini. Hal ini juga menuntut langkah strategi yang jelas dan unsur yang menggerakkan semua level baik level politik diplomasi sosial dan kemanusiaan.

Yang dituntut adalah misi kuat yang mengatakan bahwa dibelakang pengungsi Palestina di Irak ada kekuatan yang dinamis dan persoalan ini bukan untuk diperdebatkan secara internal Palestina. Dengan cara itu akan ada solusi riil bagi masalah ini bukan dengan cara memindahkan mereka ke tempat yang sangat jauh.

Solusi yang kami serukan itu bersifat kolektif dengan pemrakarsa Liga Arab dengan bimbingan langsung sekjennya. Pada tataran realita pengungsi Palestina yang terancam terusir ada sekitar 15 ribu orang dibagi atas negara-negara Arab. Cara ini bisa mempertahankan nuansa hak kembali daripada harus pindah ke negara yang jauh. Bahkan sebagai informasi saja sejumlah negara siap menerima ide semacam itu.

Persoalan pengungsi Palestina di Irak ini adalah ujian kita semua. Kita pertahankan nuansa Palestina ini hingga nanti kita bisa mewujudkan impian kembali ke tanah air sambil memberikan bantuan-bantuan yang layak bagi para pengungsi tersebut di Irak. Saya rasa ini cara yang mungkin bisa kita tempuh dengan serius dan bersifat kolektif. (AMRais)

Tautan Pendek:

Copied