Kisah ini diceritakan oleh seorang warga Palestina Husen Abad (27 tahun) ketika ia menyusup ke Al-Quds dari wilayah Tepi Barat. Ia menempuh perjalanan dengan sembunyi-sembunyi selama
Ia berbuka puasa di kampuognya yang terletak di sebelah utara Ramallah. Ia ingin secepatnya bisa sampai ke al-Aqsha.
Ternyata yang berniat seperti itu bukan hanya Husen.
Namun Husen telah bertekad memasuki al-Aqsha walau nyawa yang harus menjadi gantinya. Ia berprinsif sebaik-baik iman seseorang adalah yang bisa beribadah di masjid al-Aqsha dalam menunggu lailatul Qadar.
Sempat terjadi percekcokan antara para pemuda dan serdadu
Di Qalandia berseliweran mobil-mobil pengangkut barang-barang khusus berbendara
Pemuda Husen bersama sekitar 30 orang kemdudian pergi dari Qalandia. Mereka bermaksud memasuki al-Quds lewat jalur Iltifafiyah yang jauh dari wilayah Ram yang terletatk di belakang perlintasan Qalandia. Bagi yang memiliki KTP Palestina diperbolehkan masuk wilayah Ram. Namun antara distrik Ram dan Bet Hanina wilayah pelosok Al-Quds merupakan wilayah yang dikuasasi penuh
Dengan demikian pemuda Husen memutuskan untuk kembali ke perlintasan Qalandia setelah ia menyaksikan betapa banyak serdadu
Salah seorang sopir yang ditumpanginya mengusulkan untuk pergi ke wilayah barat. Di
Salah seorang pemuda berseru kita sampai ke wilayah Berbeliana. Salah seorang pedagang di
Kalau begitu kita harus segera sampai di Jibilliah seru salah seorang pemuda agar kita sampai ke Distrik Bait Hanina. Menurut salah seorang penduduk kampung di
Mulailah para pemuda tadi memasuki terowongan yang gelap. Mereka menggunakan cahaya dari hp mereka untuk menerangi jalan di sekitarnya.
Setelah 20 menit berjalan ternyata terowongan tersebut terhalang dinding tanah. Maka salah seorang diantara mereka mengatakan kita tidak mungkin melanjutkan perjalanan kecuali dengan menembus dinding tersebut. Maka mulailah mereka menggali dinding tanah tersebut dengan tangan-tangan kami. Akhirnya kami berhasil membuka celah sebesar 40 cm dan kami dapat melewatinya dengan merangkak.
Akhirnya para pemuda tadi dapat keluar dari terowongan itu dan sampai di Bet Hanina. Kemudian mereka menuju ke salah satu masjid yang ada di daerah itu untuk membersihkan baju-baju kami. Lalu kami menuju kendaraan-kendaraan yang membawa bendera
Salah seorang diantara kami berkata ketika kita masuk masjid sejumlah pasukan
Ketika mereka keluar dari al-Aqsha tidak mengalami kesulitan yang berarti karena biasanya serdadu