Mon 5-May-2025

Para Pemuda Menentang Maut Untuk Memasuki Al-Aqsha

Senin 19-November-2007

Kisah ini diceritakan oleh seorang warga Palestina Husen Abad (27 tahun) ketika ia menyusup ke Al-Quds dari wilayah Tepi Barat. Ia menempuh perjalanan dengan sembunyi-sembunyi selama lima jam demi dapat beribadah di Masjid Al-Aqsha pada Ramadhan kemarin.

Ia berbuka puasa di kampuognya yang terletak di sebelah utara Ramallah. Ia ingin secepatnya bisa sampai ke al-Aqsha.

Ternyata yang berniat seperti itu bukan hanya Husen. Ada sekitar 30 pemuda lainya berniat sama. Satu-satunya jalan ke Al-Aqsha hanya melalui perlintaan Qalandia. Tetapi tentu Israel tidak akan mengizinkan ia bersama teman-temanya masuk. Israel hanya mengizinkan masuk al-Aqsha bagi mereka yang berumur 50 tahun bagi laki dan 40 tahun bagi perempuan.

Namun Husen telah bertekad memasuki al-Aqsha walau nyawa yang harus menjadi gantinya. Ia berprinsif sebaik-baik iman seseorang adalah yang bisa beribadah di masjid al-Aqsha dalam menunggu lailatul Qadar.

Sempat terjadi percekcokan antara para pemuda dan serdadu Israel yang menjaga perlintasan yang memaksa para pemuda menjauh pintu perlintasan. Oleh karena itu kita harus mencari jalan alternative untuk dapat memasuki al-Aqsha bukan dengan cara biasa ungkap salah seorang dari mereka.

Di Qalandia berseliweran mobil-mobil pengangkut barang-barang khusus berbendara Israel. Biasanya para pemiliknya suka memungut uang dari warga Palestina barang siapa yang mau memasuki wilayah Al-Quds.

Pemuda Husen bersama sekitar 30 orang kemdudian pergi dari Qalandia. Mereka bermaksud memasuki al-Quds lewat jalur Iltifafiyah yang jauh dari wilayah Ram yang terletatk di belakang perlintasan Qalandia. Bagi yang memiliki KTP Palestina diperbolehkan masuk wilayah Ram. Namun antara distrik Ram dan Bet Hanina wilayah pelosok Al-Quds merupakan wilayah yang dikuasasi penuh Israel. Apalagi pasukan Israel di sana sangat banyak dan tersebar di setiap sudut distrik untuk mengantisivasi para penyusup Palestina yang mau ke al-Quds.

Dengan demikian pemuda Husen memutuskan untuk kembali ke perlintasan Qalandia setelah ia menyaksikan betapa banyak serdadu Israel di sana.

Salah seorang sopir yang ditumpanginya mengusulkan untuk pergi ke wilayah barat. Di sana ada jalan yang bisa mendekatkan mereka kea rah al-Quds. semuanya sepakat kemudain mereka pergi ke satu wilayah yang memang dekat dengan al-Quds.

Salah seorang pemuda berseru kita sampai ke wilayah Berbeliana. Salah seorang pedagang di sana mengatakan serdadu Israel sering melakukan patroli di sana. Kadang ia datang tiap waktu.

Kalau begitu kita harus segera sampai di Jibilliah seru salah seorang pemuda agar kita sampai ke Distrik Bait Hanina. Menurut salah seorang penduduk kampung di sana ada terowongan yang baru dibuat untuk mengalirkan air ke wilayah tersebut nantinya. Mungkin terowongan itu bisa dipakai jalan untuk menyampaikan mereka ke wilayah al-Quds.

Mulailah para pemuda tadi memasuki terowongan yang gelap. Mereka menggunakan cahaya dari hp mereka untuk menerangi jalan di sekitarnya.

Setelah 20 menit berjalan ternyata terowongan tersebut terhalang dinding tanah. Maka salah seorang diantara mereka mengatakan kita tidak mungkin melanjutkan perjalanan kecuali dengan menembus dinding tersebut. Maka mulailah mereka menggali dinding tanah tersebut dengan tangan-tangan kami. Akhirnya kami berhasil membuka celah sebesar 40 cm dan kami dapat melewatinya dengan merangkak.

Akhirnya para pemuda tadi dapat keluar dari terowongan itu dan sampai di Bet Hanina. Kemudian mereka menuju ke salah satu masjid yang ada di daerah itu untuk membersihkan baju-baju kami. Lalu kami menuju kendaraan-kendaraan yang membawa bendera Israel namun dikendarai warga Palestina. Mereka biasanya tahu bahwa biasanya ada orang yang mau memasuki al-Quds lewat pintu gerbang al-Aqsha.

Salah seorang diantara kami berkata ketika kita masuk masjid sejumlah pasukan Israel sedang melakukan patroli di sekitar terowongan. Berarti kalau kita tidak masuk masjid pasti kita sudah tertangkap. Terbukti ada sejumlah warga Palestina lainya yang memasuki terowongan tersebut dan diketahui oleh serdadu Israel. Mereka kemudian dikembalikan lagi ke wilayah Qalandia.

Para pemuda ini menempuh perjalanan dari Ramallah menuju Al-Aqsha selama 5 jam. Padahal jarak antara keduanya tak lebih dari beberapa kilometer saja.

Ketika mereka keluar dari al-Aqsha tidak mengalami kesulitan yang berarti karena biasanya serdadu Israel tidak terlalu teliti bagi yang keluar al-Quds.

Para pemuda itu dapat beibadah di al-Aqsha bersama 200.000 jama’ah lainya. Mereka dapat beritikaf dan mendapatkan lailaitul qadar pada malam Ramadhan Mubarak sebagaimana dikuatkan oleh Direktur Waqaf Islam Syiakh al-Khotib. (asy)

Tautan Pendek:

Copied