Tue 6-May-2025

Pembukaan Forum al Quds Serukan Gerak Nyata Lindungi al Aqsha

Jumat 16-November-2007

Istambul – Infopalestina: Ribuan peserta dari lebih 65 negara menghadiri pembukaan Forum al Quds Internasional di Ibukota Istambul Turki Kamis (15/11). Forum menyerukan pentingnya diakhiri aksi-aksi yahudisasi dan penggalian yang dilakukan otoritas penjajah Israel di bawah kompleks masjid al Aqsha dan seluruh tempat-tempat suci Islam dan Kristen di al Quds.

Ketua Pengarah Acara Muin Bashur dalam pidatonya mengecam aksi-aksi yang dilakukan otoritas penjajah Israel dan pemukim Yahudi terhadap tempat-tempat suci Islam dan Kristen di al Quds. Menurutnya apa yang dilakukan anggota parlemen Israel “Knesset” kemarin yang melakukan inspeksi penggalian terowongan yang tengah terjadi di dekat masjid al Aqsha dengan dalih mencari peninggaran (Yahudi) membuktikan klaim-klaim Yahudi di kota al Quds.

Sementara itu Ketua MPR RI Dr. Hidayat Nurwahid mengatakan bahwa peradaban islam adalah peradaban kemanusiaan yang melindungi al Quds dan akan melakukan upaya mengembalikan kepada pemiliknya yang berhak. Sementara itu Ketua Wakaf Turki Negaty Gailan menyerukan pentingnya pemebebasan kota al Quds.

Harus Diambil Kembali dengan Kekuatan

Mantan PM Mesir Aziz Shidqi dalam pidatonya mengatakan “Apa yang diambil dengan kekuatan tidak akan kembali kecuali dengan kekuatan.” Dia mengingatkan kemenangan dalam perang Oktober 1983 dan perwalanan Libanon tahun 2006 yang baru lalu. “Seluruh bangsa Arab yang akan membebaskan al Quds dari penjajahan Zionis Israel” tegasnya.

Sementara itu tokoh Oposisi Inggris George Gallaway dalam orasinya menegaskan bahwa al Quds adalah peninggalan Arab Islam Kristen. Dia menyerukan pentingnya pembebasan al Quds dari tangan-tengan perampas imperialis.

“Pemerintah Arab dan Kristen di dunua bertanggung jawab atas pembebasan tempat mi’raj Rasul dari tangan-tangan teroris Israel dan memberikan hukuman kepada mereka para perampas” lanjutnya seraya menegaskan keterkejutannya dengan orang yang membiarkan normalisasi dengan para perampas tersebut.

Gallaway mengingatkan dalam pidatonya yang dia ulang-ulang berkali-kali. “Ada banyak pahlawan di antara 300 juta Arab dan satu setengah milyar muslim yang siap mengorbankan nyawa mereka di jalan pembebasan al Quds dari tank-tank Israel. Seperti Hamas dan Hizbullah.

Pendudukan al Quds dan al Aqsha adalah Deklarasi Perang

Ketua Yayasan al Aqsha Syaikh Raed Shalah dalam orasinya mengatakan al Quds dan masjid al Aqsha adalah persoalan seluruh kaum muslimi baik Arab maupun Palestina dan semua manusian bebas lagi mulia. “Tidak ada kemuliaan kebebasan dan nilai selama al Quds mengalami kedzaliman di bawah penjajah (Israel)” tegasnya.

Dia menambahkan “Kewajiban kita semua untuk menebus al Quds dengan nyawa dan darah. Kita harus malu kepada Allah setelah sekian lama al Quds di bawah penjajah (Israel).” Dia menegakan bahwa keteguhan penjajah Israel untuk menduduki al Quds dan masjid al Aqsha adalah “dekalarasi perang terhadap semua orang muslim Arab dan Palestina.”

Kelangsungan pendudukan al Quds akan menjadikan kota tersebut dalam bahaya permanent. Untuk itu pihaknya menyerukan kampanye internasional untuk mengusir pendudukan penjajah Israel atas kota al Quds. Sekaligus untuk membebaskan bloakde atas Jalur Gaza dan Tepi Barat.

Sementara itu Penasehat Presiden Iran Ali Akbar Muhtashmi yang juga wakil ketua dewan sekretarian al Quds Internasional menegaskan bahwa Iran tidak akan membiarkan al Quds dan orang-orang Palestina betapapun tekanan yang dialaminya.

Di akhir pembukaan forum Ketua Dewan Pengurus Lembaga al Quds Internasional menyampaikan tiga seruan. Pertama kepada opini public dunia dengan mengatakan “Kami ingin nurani dunia yang mati terbangun. Sejak 50 tahun telah menyaksikan ratusan ribu orang Palestina terlantarkan di berbagai belahan dunia tanpa ada tindakan apa-apa. Melihat pertama kali sebuah negara didirikan dalam sejarah dengan resolusi sebuah lembaga yang disebut legalitas internasional. Yang kemudian disusul dengan aktivitas koloni perlawanan yang tiada bandingnya dalam sejarah. Dilanjutkan lagi dengan teror yang tiada bandingnya pula dalam sejarah. Dari sini kami katakana kepada mereka bahwa hak kembali orang-orang Palestina ke tanah mereka adalah hak yang dijamin dalam syariat islam dan kemanusiaan.”

Seruan kedua ditujukan kepada bangsa Arab dan Islam “Sejak terjadi traged Palestina (1948) lembaga-lembag telah berdiri untuk mendukung bangsa Palestina dan kota al Quds. Didirikan jaringan dunia untuk lembaga-lembaga yang bekerja untuk al Quds. Untuk itu hal ini harus diteruskan dan ditingkatkan usahanya demi mendukung bangsa Palestina dan membantu mereka untuk perjuangan.

Kemudian seruan yang ketika ditujukan kepada bangsa Palestina. Dia menegaskan “Umat telah bersatu demi kalian dan demi al Quds. Kami meminta kalian untuk bersatu dan merapatkan barisan dalam satu shaf di belakang perlawanan.” (seto)

Tautan Pendek:

Copied