Mon 5-May-2025

Abu Marzuq: Legalitas Abu Mazen Bisa Dipertanyakan

Selasa 6-November-2007

Damaskus – infopalestina Dr. Musa Abu Marzuq Deputi Kepala Biro Politik Hamas menilai kondisi Palestina sekarang ini dipengaruhi dan menjadi tarik-ulur tiga persoalan esensi yang satu sama lain saling berbenturan untuk membentuk sebuah realita yang sulit dan memprihatinkan yang sekarang ini dirasakan oleh rakyat dan bangsa Palestina.

Dr. Abu Marzuq dalam wawancara panjangnya dengan koresponden infopalestina di Damaskus Suriah menjelaskan bahwa persoalan pertama itu adalah terkait dengan “Berlangsungnya embargo tidak manusiawi dan amoral atas Jalur Gaza yang diprakarsai oleh kelompok Otoritas Palestina (OP) di Ramallah.” Kedua “Terkait dengan berbagai intrik politik yang tengah dilakukan oleh Presiden OP Mahmud Abbas bersama kelompoknya dan sikap respontif yang disampaikan Abbas dalam setiap pertemuan dengan para petinggi Zionis Israel serta sikap lembek dan tunduk yang diungkapkan oleh kelompok Abbas terutama Salam Fayyadh kepala pemerintahan yang illegal terhadap semua syarat yang dikemukakan pihak Zionis Israel. Sedang persoalan ketiga adalah “Lemahnya sikap Arab dan ketidakberdayaan rezim penguasa Arab terhadap persoalan nasional kami serta membiarkan wilayah Palestina terbuka bagi politik AS.”

Abu Marzuq juga menjelaskan berbagai penindasan yang dilakukan aparat keamanan milik OP pimpinan Abbas terhadap Hamas dan para kadernya lembaga-lembaga sosial dan swasta di Tepi Barat. “Semua penindasan tersebut terjadi dalam kerangka menjalankan periode pertama dari rencana Peta Jalan Damai yaitu meminta pihak OP mengejar para pejuang Palestina dan memberedel jaringan perlawanan sebelum nantinya melakukan perundingan dengan pihak Zionis Israel” jelas Abu Marzuq.

Beliau juga mengingatkan jika kondisi sulit ini terus dipertahankan oleh Abbas dengan tetap melakukan berunding dengan Zionis Israel maka akan ada perubahan besar di masa depan terkait legalitas Abu Mazen.

Pemimpin Palestina itu juga menegaskan bahwa Hamas adalah gerakan yang mengakar di tengah rakyat Palestina. Tak ada satu pihak pun yang bisa mengendurkan kekuatannya atau menghilangkan eksistensinya. Menjawab atas tudingan mereka yang mengklaim bahwa popularitas Hamas menurun Abu Marzuq mengatakan”Ketika kekuatan Hamas bersandar pada basis rakyat dengan komitmen pada hak dan prinsip-prinsipnya maka sangat sulit jalinan kekuatan ini dipisahkan.” “Kegandrungan bangsa dan rakyat Palestina kepada Hamas adalah karena komitmen pada hak dan tujuannya bagaimana mungkin kegandrungan ini akan bisa luntur?” tambah petinggi Hamas ini.

Kembali Abu Marzuq dalam wawancara ini mengulang penegasan tentang dialog nasional yang komprehensif dan integral adalah jalan keluar bagi krisis yang sekarang ini tengah dihadapi internal bangsa Palestina. Beliau juga menegaskan bahwa Hamas tidak akan keluar dari parit perlawanan dan akan tetap memegang janji kepada bangsanya serta konsisten pada sikapnya.

Abu Marzuq tidak lupa menyinggung tentang apa dan tujuan konferensi musim gugur yang digagas oleh PresidenAS George Bush.

Berikut ini wawancara lengkap dengan Dr. Musa Abu Marzuq Deputi Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas selamat menikmati!

Tiga Persoalan Yang Meliputi Kondisi Palestina

Para pengamat sepakat bahwa kondisi Palestina sekarang ini melalui krisis yang berbahaya bagaimana Anda menilai hal ini dan menurut Anda apa saja unsur-unsur krisis itu?

Tidak dipungkiri bahwa sekarang ini kondisi Palestina melalui masa yang sangat sulit. Hal ini mengisyaratkan semakin kuatnya upaya untuk merestruktur kembali realita Palestina dan menata unsur-unsurnya sesuai dengan kemaslahatan bangsa dan kepentingan nasional Palestina. Kondisi Palestina sekarang ini dipengaruhi dan menjadi tarik-ulur tiga persoalan esensi yang satu sama lain saling berbenturan untuk membentuk sebuah realita yang sulit dan memprihatinkan yang sekarang ini dirasakan oleh rakyat dan bangsa Palestina.

Persoalan pertama itu adalah terkait dengan berlangsungnya embargo yang tidak manusiawi dan amoral atas Jalur Gaza yang diprakarsai oleh kelompok Otoritas Palestina (OP) di Ramallah. Bahkan semua langkah tersebut terlaksana atas petunjuk dan arahan politik Zionis – Amerika. Embargo ini yang dirasakan langsung oleh bangsa Palestina di Jalur Gaza menimbulkan krisis yang memprihatinkan di sebagian sektor kehidupan khususnya sektor kesehatan dan mata pencaharian hidup sampai menjurus kepada tragedi kemanusiaan.

Menurut perkiraan kantor PBB untuk koordinasi urusan kemanusiaan di wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza menegaskan bahwa prosentase kemiskinan rakyat Palestina di tanah jajahan meningkat menjadi 57% sedangkan di Jalur Gaza mencapai angka 79% di hari terakhir ini. Dalam kaitan ini direktur UNWRA (lembaga PBB untuk urusan pengungsi Palestina) di Gaza menegaskan bahwa puluhan ribu anak fakir miskin datang ke sekolah-sekolah UNWRA dalam kondisi lapar karena kemiskinan yang menderanya. Lebih mengejutkan lagi lebih dari 80% penduduk kamp-kamp pengungsi di Jalur Gaza hidup di bawah garis kemiskinan.

Tak pelik lagi embargo ini akan mendatangkan dampak yang sangat dalam bukan hanya pada sisi politik saja akan tetapi pada semua level kehidupan Palestina salah satunya adalah kesatuan kesetiakawanan sosial Palestina. Warga Palestina yang ada di Jalur Gaza yang tidak mendapatkan obat ketika sakit dan tidak bisa memberikan makanan kepada anak-anaknya dan mendapatkan ancaman bahaya saat berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain misalnya ditambah tingginya prosentase kemiskinan dan pengangguran yang mengarah kepada level tragedi. Tentu hal itu akan memberikan dampak pada daya ingat rakyat Palestina di Jalur Gaza terhadap kelompok OP di Ramallah. Saya bisa pastikan jika kondisi pahit ini dan embargo terus berlangsung tidak mudah untuk dilupakan karena setiap hari kelompok Abu Mazen ini terus menanamkan kepahitan ini di antara Tepi Barat dan Jalur Gaza.

Tidak diragukan lagi bahwa hal itu merupakan hal yang aneh menggelihkan dan susah untuk dipahami secara politik rasa nasionalisme dan kemanusiaan sekalipun. Dimana ada satu kelompok Palestina yang tega melakukan embargo berat kepada sesama bangsa Palestina sebagai bentuk sanksi kepadanya karena telah memilih pilihannya dalam pemilu legislatif lalu. Kelompok ini (OP) selalu melihat pilihan bangsa Palestina ke Hamas adalah sebagai musuh yang tidak mungkin diajak berdialog dengannya. Sementara pada saat yang sama mereka bisa berjalan seiring dengan pihak Zionis Israel yang tiada henti melakukan pembantaian atas bangsa Palestina sebagai teman sejati dan bisa dipercaya.

Persoalan kedua adalah yang terkait dengan sejumlah intrik politik yang tengah dilakukan oleh Mahmud Abbas kelompoknya dan sikap respontif yang disampaikan Abbas dalam setiap pertemuan dengan para petinggi Zionis Israel serta sikap lembek dan tunduk yang diungkapkan oleh kelompok Abbas terutama Salam Fayyadh kepala pemerintahan yang illegal terhadap semua syarat yang dikemukakan pihak Zionis Israel.

Sikap respontif dan fleksibel yang menjadi simbol kebijakan Abbas bersama kelompoknya kepada pejabat Zionis Israel adalah akibat menyambut tekanan Amerika dan ingin mendapatkan kupon dukungan harta keamanan persenjataan dan logistik yang diberikan pemerintah AS kepada pemimpin OP dalam rangka menghadapi Hamas di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Maka bentuk perundingan apapun antara pimpinan OP dengan pihak penjajah Zionis Israel adalah hanya bersifat dikte dan memenuhi syarat-syarat Zionis Israel. Padahal perlu dijadikan pelajaran bahwa friksi internal Palestina yang diciptakan oleh kebijakan kelompok OP di Ramallah telah melucuti kekuatan Abbas dalam perundingan-perundingan apapun.

Sedangkan persoalan ketiga adalah terkait dengan lemahnya sikap Arab dan ketidakberdayaan rezim Arab terhadap persoalan nasional Palestina serta membiarkan wilayah Palestina terbuka lebar bagi kebijakan Amerika. Padahal semua tahu pandangan pemerintah AS bagi solusi ini sangat tergantung kepada pandangan Zionis Israel.

Embargo Lain di Tepi Barat

Anda tadi menyebutkan bahwa pimpinan OP ikut andil dalam embargo di Jalur Gaza lalu menurut penilaian Anda bagaimana mereka melakukan hal itu di Tepi Barat?

Saudara-saudara kami yang ada di Tepi Barat sekarang ini juga hidup di bawah bayang-bayang embargo dalam bentuknya yang lain. Mereka terus dikejar-kejar dan menjadi sasaran penganiayaan oleh aparat keamanan milik pimpinan OP. Ini dilakukan berkoordinasi dan bekerjasama dengan pihak Zionis Israel. Puluhan yayasan sosial kemanusiaan kesehatan dan pendidikan ditutup oleh pihak OP. Padahal yayasan-yayasan tersebut telah berperan secara kontinyu dalam meringankan besarnya penderitaan penduduk Palestina yang ada di Tepi Barat akibat penindasan dan embargo penjajahan Zionis Israel.

Cukuplah untuk kami katakan bahwa di bulan Ramadhan kemarin saja bulan yang terkenal dengan kasih sayang dan saling kasih telah terjadi 187 kali penindasan yang dilakukan oleh aparat keamanan OP kepada anak bangsanya sendiri berikut yayasan-yayasan dan kepemilikannya serta sejumlah masjid. Di antara penindasan itu adalah penyanderaan yang dilakukan kepada kader-kader Hamas di Tepi Barat. Kami sekarang ini tengah menghadapi serangan diluar kebiasaan yang dilakukan oleh aparat keamanan OP dan sejumlah unsur dari gerakan Fatah melawan anak bangsa sendiri dan yayasan-yayasannya di Tepi Barat. Kondisi ini terjadi di saat pihak Zionis Israel terus melakukan aksi-aksi jahatnya dan menyebarkan pembatas keamanan di wilayah Tepi Baat. Tidak itu saja mereka terus melanjutkan aksi pendudukan atas tanah warga Palestina dan yahudisasi kota suci Al-Quds.

Hamas Gerakan yang Mengakar

Dalam rangka apa semua penindasan itu? Apakah dalam rangka menumpas eksistensi Hamas di Tepi Barat?

Pertama kali kita harus ingat bahwa Hamas adalah gerakan yang mengakar di tengah masyarakat Palestina tidak mungkin pihak manapun yang bisa menumpas keberadaan gerakan ini. Dan kami yakin Hamas yang dijadikan sasaran penindasan oleh aparat keamanan milik pimpinan OP dan sejumlah unsur dari Fatah ini hanya akan menambah kekuatan Hamas sekaligus akan semakin mengakar dan komitmen kepada prinsip-prinsipnya. Disini saya ingin ingatkan bahwa semua aksi penangkapan penahanan dan pengejaran yang dialami oleh Hamas baik kader maupun pemimpinnya yang dulu pernah dilakukan oleh aparat keamanan OP di Jalur Gaza pada akhir tahun sembilan puluhan di abad yang lalu tidak bisa memberangus gerakan ini atau menumpasnya atau menghalang-halangi kedekatan rakyat Palestina kepada Hamas. Bahkan bisa kami katakan semua penindasan itu malah menjadikan Hamas semakin komitmen dengan prinsip dan pedomannya serta akan membuat bangsa Palestina semakin dekat dengannya. Kondisi seperti ini insya Allah akan terjadi lagi di Tepi Barat.

Sejak tanggal 14 Juni 2007 lalu atau selama empat bulan pihak aparat keamanan milik OP telah melakukan 1300 aksi penindasan yang dilakukan kepada kader yayasan dan kantor-kantor Hamas. Begitu juga kepada rumah-rumah kader anggota parlemen dan perwakilan Hamas di sejumlah kota di Tepi Barat. Rumah-rumah tersebut digrebek digeledah dan mengancam pemiliknya. Bahkan ada sebagian rumah itu yang sempat dibakar sebagaimana yang terjadi pada rumah DR. Aziz Dweik Ketua Parlemen Palestina yang tengah ditahan pihak Zionis Israel.

Adapun soal dalam kerangka apa semua penindasan itu dilakukan kepada kader dan yayasan Hamas maka saya melihat itu ada kaitannya dengan penerapan pasal pertama dari Peta Jalan Damai. Yaitu meminta kepada OP untuk mengejar dan memburu para pejuang perlawanan dan memberedel infratsruktur sebelum memulai perundingan apapun dengan pihak Zionis Israel. Karena Hamas adalah faksi yang paling kuat pengaruh dan kehadirannya di tengah-tengah masyarakat Palestina yang menolak mengakui eksistensi Zionis Israel serta komitmen dengan hak-hak bangsa Palestina. Arah kebijakan AS dan Zionis Israel sebelumnya telah menetapkan untuk mengeluarkan Hamas tidak hanya dari lingkaran penentu kebijakan di sistem politik Palestina saja akan tetapi juga dari pengaruhnya di masyarakat melalui embargo di Jalur Gaza dan pemberangusan di Tepi Barat.

Kami Adalah Gerakan Perlawanan

Reaksi dari Hamas atas semua penindasan yang terjadi di Tepi Barat hanya sebatas pernyataan yang sifatnya mengecam dan mengutuk apakah hal ini nanti dipahami orang bahwa Hamas lemah di Tepi Barat dan tidak bisa membalasnya?

Semua orang termasuk pimpinan OP dan gerakan Fatah tahu akan kapasitas dan kekuatan Hamas di Tepi Barat. Kekuatan ini terjemahan dari hasil-hasil pemilu distrik lokal dan pemilu legislatif ditambah lagi pemilihan-pemilihan di kalangan professional. Namun kami tetap bertahan untuk tidak terjerumus dalam lingkaran perpecahan internal Palestina. Karena kami yakin bahwa lingkaran ini adalah bagian dari rencana Zionis – Amerika yang menentang bangsa kami dan persoalan kebangsaan kami. Namun patut disayangkan sekali rencana tersebut dijalankan oleh sebagian dari bangsa kami. Ini nampak sekali saat rencana itu direalisasikan di Jalur Gaza. Kami adalah gerakan perlawanan dan ingin terus dalam lingkaran perlawanan.

Hamas Tidak Terjerumus Dalam Pertikaian Internal di Jalur Gaza

Namun Hamas di Jalur Gaza terjerumus juga ke dalam pertikaian internal sebelum akhirnya bisa menguasainya pada tanggal 14 Juni lalu?

Saya ingin menjelaskan duduk perkaranya di sini karena Anda tidak bisa hanya membaca halaman akhir saja dari sebuah buku untuk mendapatkan gambaran utuh dari buku itu sendiri. Begini sejak pembentukan pemerintahan Palestina kesepuluh di bawah pimpinan Ustadz Ismail Haneya elemen Hamas berikut kader dan pendukungnya berikut yayasan-yayasannya di Jalur Gaza dan Tepi Barat mendapatkan serangkain serangan terprogram dari kelompok kudeta yang menerima perintah dari jendral Amerika Keth Dayton dengan tujuan menciptakan perpecahan internal Palestina.

Kami di Hamas menahan diri dan sabar menahan amarah. Kami tidak mempunyai rencana apapun yang sifatnya kekuatan militer. Kami lakukan kompromi demi kompromi. Kami ketuk pintu negara-negara Arab dan Islam untuk melakukan campur tangan menghentikan kekacauan keamanan. Kami harus terpaksa datang ke Kairo Damaskus dan ke Mekkah. Setiap kesempatan kami tekankan kepada Abu Mazen bahwa kita semua dalam kondisi dijajah dan kekuasaan bukan tujuan kami. Kami tegaskan juga bahwa persatuan nasional adalah landasan utama untuk menjaga problema nasional dan melanjutkan perlawanan melawan Zionis Israel.

Kami tidak menjerumuskan diri ke dalam pertikaian internal. Dalam setiap kesempatan elemen gerakan kami mendapatkan penindasan. Dan pada saat itu juga kami berupaya untuk mengendalikan kondisi yang ada kondisi keamanan yang tidak kondusif yang disaksikan sendiri oleh delegasi Mesir saat mereka berada ke Jalur Gaza.

Tapi saat persiapan militer sudah siap dan senjata didatangkan dalam jumlah besar diberikan kepada pasukan keamanan OP untuk aksi militer dengan meningkatkan pembunuhan penyanderaan dan pemberangusan kepada anak bangsa Palestina. Saat itulah massa di Jalur Gaza dan sejumlah elemen Hamas melakukan cara untuk menghadang aksi jahat tersebut dan menghentikan rencana Dayton. Tapi kami dikejutkan oleh para komandan pasukan keamanan OP yang kabur dan meninggalkan anak buahnya serta markasnya kosong dari penghuni. Saat itu massa dalam jumlah banyak termasuk mereka yang mau berbuat jahat masuk ke markas-markas tersebut. Kondisi ini tidak boleh dibiarkan karena menjurus ke anarkis maka Hamas segera bergerak mengendalikan suasana untuk menjaga tempat-tempat itu yang merupakan mili bangsa kami dari upaya penjarahan dan perampokan.

Kami sejak tanggal 14 Juni lalu sampai hari ini mengajak kepala OP untuk berdialog membicarakan penyerahan markas keamanan dan kantor-kantor lainnya yang ditinggalkan penghuninya. Tapi dengan syarat mengembalikan struktur pasukan keamanan berdasarkan pada sistem profesionalitas dan nasionalitas jauh dari sistem kelompok dan kepentingan partisan. Sementara kantor kepresidenan sebagai sebuah rumah pribadi Abu Mazen dan mendiang Presiden Yaser Arafat kami sering katakan bahwa presiden memiliki wewenang sepenuhnya berikut apa yang ada didalamnya presiden bisa menerima langsung tanpa diundur-undur lagi. Atau bisa mewailkan orang yang bisa menerimanya.

Penindasan di Tepi Barat Tidak Bisa Dibiarkan Terlalu Lama

Apakah ini berarti bahwa kekuatan massa seperti yang pernah terjadi di Jalur Gaza akan terjadi juga di Tepi Barat ketika penindasan yang dilakukan pihak pasukan keamanan OP terhadap penduduk dan yayasan terus berlangsung di Tepi Barat?

Kami mengajak untuk dialog nasional yang komprehensif untuk mengakhiri semua persoalan internal yang searang ini dihadapi bangsa Palestina. Ini kami tempuh untuk meredam kemarahan kami dan menahan luka kami di Tepi Barat demi menggagalkan rencana fitnah internal.

Tapi kami yakin jika penindasan ini tetap berlangsung yang dilakukan aparat keamanan OP terhadap bangsa Palestina dan yayasan-yayasannya bekerjasama dengan aparat keamanan Zionis Israel di Tepi Barat maka bangsa kami bersama kekuatannya faksi dan lembaga-lembaga nasionalnya tidak akan tinggal diam. Bahkan akan berupaya keras untuk menghadang kelompok Palestina yang bekerja demi kepentingan penjajah Zionis Israel. Kami juga yakin bahwa oang-orang yang masih mempunyai hati nurani di Fatah dan jumlah mereka terhitung banyak akan menghadapi kelompok jahat ini dan siap membela bangsanya bersama kepentingan nasionalnya. Untuk saya tekankan kembali dan saya ulangi sekali lagi bahwa dialog nasional yang sungguh-sungguh dan bertanggungjawab adalah jalan satu-satunya untuk kita bisa melampaui semua krisis ini.

Kami Akan Tetap Pada Janji Kami Kepada Bangsa Palestina

Anda tadi menyebutkan bahwa Jalur Gaza akan mengalami kondisi yang memprihatinkan kalau masih diembargo apakah hal ini tidak mendorong pihak Hamas untuk melakukan kompromi-kompromi?

Saya tidak mengerti apa yang Anda maksudkan dengan kata-kata kompromi itu apakah itu artinya kembalinya para komandan pasukan keamanan OP yang telah melakukan berbagai aksi kejahatan dan pembunuhan atas bangsa kami di Jalur Gaza kembali ke jabatannya masing-masing untuk melanjutkan aksi terornya kepada penduduk Gaza bekerjasama dengan piha Zionis Israel dalam menyerang para mujahidin? Ataukah Anda ingin dari kami untuk membalikkan kepercayaan yang sudah diberikan rakyat Palestina kepada kami dalam pemilu legislatif lalu kami setuju atas pemandulan peran parlemen Palestina dengan menyerahkan peran itu kepada suka korupsi?

Memang kami menahan pilu melihat apa yang dialami oleh saudara-saudara kami di Jalur Gaza dalam menghadapi embargo ini tapi sebaliknya kami tidak akan berupaya keras untuk mengakhiri kondisi yang sangat memprihatinkan ini yang diciptakan sendiri oleh kelompok OP di Ramallah dalam mengembargo Jalur Gaza.

Kami masih terus menyerukan untuk dialog. Kami sampaikan kepada mereka mari kita duduk bersama untuk berdialog mengembalikan persatuan bangsa Palestina dan mari kita berusaha untuk mengangkat embargo ini dari bangsa kita. Tapi mereka tetap menolak dialog dan terus memperketat embargo tersebut.

Kami tidak bahagia melihat kondisi Jalur Gaza terus dalam kesedihan semacam itu tapi kami juga punya tanggung jawab dalam mengatur Jalur Gaza. Kami terus berusaha agar menejemen kami ini bisa diterima oleh bangsa kami dan menejemen yang baik agar kami bisa berkhidmat kepada rakyat kami. Walaupun disana masih ada sebagian halangan keamanan yang dilakukan sejumlah elemen tertentu tapi saya yakin bahwa itu hanya titik di laut yang luas yang berjalan sebelum terjadinya peristiwa tanggal 14 Juni lalu.

Kami akan tetap pada janji rakyat Palestina dan komitmen pada sikap kami yang pernah berubah. Kami juga siap untuk merubah kondisi pahit ini menuju arah persatuan bangsa Palestina baik tanah airnya rakyat dan pemimpinnya sekaligus prgramnya kapanpun pihak lain untuk membuka dialog yang sungguh dan bertangungjawab.

Dukungan Rakyat Kepada Hamas Karena Membela Hak Rakyat Palestina

Ada yang memprediksi bahwa popularitas Hamas mengalami kemunduran setelah peristiwa tanggal 14 Juni itu apa pandangan Anda?

Keinginan itu adalah keinginan yang diharapkan oleh pihak yang berdiri di barisan menentang kepentingan dan kemaslahatan bangsa kami. Namun harapan mereka itu hanyalah mimpi belaka sebab kami berbicara tentang sebuah gerakan yang mewakili perasaan mimpi dan harapan bangsa demi mewujudkan tujuan nasionalnya. Ketika Hamas bersandarkan kekuatan kehadiran dan keberlangsungannya dari bangsanya yang komitmen pada hak dan prinsip-prinsipnya maka sangat sulit tali ikatan hubungan antara Hamas dengan rakyatnya mudah terputus. Kecuali jika ada yang bisa menjauhkan gerakan ini dari prinsip yang selama ini dipegangnya. Selama mereka tidak bisa menjauhkan Hamas dari prinsip-prinsipnya tersebut selama itu pula insya Allah popularitas Hamas akan tetap ada dan terus bertambah.

Bangsa kami memiliki kebijaksanaan dan kesadaran yang membuatnya mampu membedakan mana yang jelek dan mana yang baik. Mereka juga memiliki kemampuan menejemen sehingga mampu bertahan dalam menghadapi permusuhan dan konspirasi. Sejak 90 tahun bangsa kami menghadapi berbagai aksi pembunuhan pemberangusan dan penangkapan namun Anda bisa saksikan bangsa kami tetap bisa bertahan hidup. Mata-mata anak bangsa kami sedang memandang ke arah kota-kota seperti Al-Quds Heifa Yafa dan Akka. Berbagai upaya jahat telah dilakukan pasukan penjajah dan antek-anteknya untuk membunuh menekan dan mempreser bangsa kami namun hal itu tidak menggoyahkan kegigihannya bahkan menambah semangat untuk terus berpegang pada hak-haknya dan melakukan perlawanan tiada henti kepada penjajah Zionis Israel.

Apa yang tengah dialami oleh rakyat kami di Tepi Barat dan Jalur Gaza berupa embargo permusuhan pengejaran dan penangkapan adalah sanksi karena mereka berada di sekitar Hamas. Tapi itu sebenarnya adalah sanksi atas komitmen mereka pada hak-haknya. Maka kegandrungan bangsa Palestina kepada Hamas adalah karena gandrung dengan hak dan sasarannya. Bagaimana mungkin kegandrungan kepada Hamas ini bisa pudar?

Insiatif Yang Ditawarkan Tidak Menolak Dialog

Situasi internal Palestina sekarang ini mengalami kebuntuhan dan stagnan. Tentu hal ini bukan kemaslahatan persoalan Palestina apakah pihak Anda mempunyai inisiatif untuk memecah kebuntuhan tersebut?

Kami di Hamas dan semenjak meletusnya peristiwa di Jalur Gaza itu kami sudah mengajukan pandangan untuk menyelesaikan krisis internal. Siapapun yang adil tidak mungkin menilai pandangan itu kecuali akan mengatakan bahwa pandangan itu adalah sebagai jalan keluar bagi krisis selama ini. Baik itu yang bersifat seruan untuk membentuk pemerintahan koalisi nasional yang menggabungkan semua elemen politik Palestina merubah struktur pasukan keamanan menghormati hukum dan aturan dasar negara atau menghormati lembaga-lembaga negara yang ada dan penyatuan Tepi Barat dengan Jalur Gaza. Semua pandangan itu sudah kami sampaikan termasuk persoalan yang terkait dengan legalitas Abu Mazen.

Kami sesungguhnya menginginkan jalan keluar dengan berbagai sikap yang disepakati oleh semua elemen masyarakat Palestina. Tapi jika ada pandangan lain dari Abu Mazen yang tidak mau berdialog dengan Hamas karena adanya tekanan dari Zionis – Amerika dan menjauh dari keinginan rakyat Palestina yang mereka ungkapkan dalam pemilu legislatif lalu apakah Anda ingin agar Hamas mau memberikan usulan inisiatif? Sesungguhnya semua inisiatif tidak mungkin diberikan dari satu pihak kepada pihak lain jika salah satu pihak tersebut menolak prinsip dialog. Namun demikian kami tetap menerima usulan dua presiden yaitu presiden Sudan dan Yaman berikut inisiatif-inisiatif bangsa lainnya yang terakhi adalah sejumlah inisiatif yang diusulkan oleh ketiga pimpinan konferensi (Konferensi Nasional Arab Konferensi Nasional Islam dan Konferensi Partai-Partai Arab).

Ada Kemungkinan Perubahan Besar Atas Legalitas Abu Mazen

Jika Abbas masih terus menolak untuk berdialog dengan Hamas apakah Hamas akan mempertimbangkan kembali pandangannya terhadap legalitas Abbas sebagai pemimpin OP?

Pada masa mendatang bisa saja ada perubahan besar dalam menyikapi legalitas Abu Mazen jika ia sendiri tetap berjalan jalurnya sendiri. Terutama pihak yang mewakilinya dalam berbagai perundingan. Karena perwakilan yang diambil oleh Abu Mazen adalah dokumen kesatuan nasional berikut prinsip dan rujukan-rujukannya. Akan tetapi kami melihat Abu Mazen tidak mewakili satu dari rujukan-rujukan tersebut.

Konferensi Musim Gugur

Di saat pihak OP merespon dengan positif rencana konferensi perdamaian di musim gugur yang digagas oleh Presiden AS George Bush kami melihat banyak para pengamat yang merasa pesimis konferensi itu bisa meredam konflik Palestina – Zionis Israel menurut Anda sendiri bagaimana?

Dalam prespektif Amerika sendiri ada perbedaan tentang penyelenggaraan konferensi musim gugur tersebut. Ada pendapat di pemerintahan AS yang melihat bahwa konferensi musim gugur itu akan mendatangkan petaka bagi perjalanan politik damai di Timur Tengah. Namun ada kelompok lain dalam pemerintahan AS yang dikepalai oleh Menlu Condoleezza Rice siang malam bekerja untuk bisa terselenggaranya konferensi itu. Padahal ia sendiri yang bersikeras mendorong Bush untuk condong kepada pendapatnya tersebut. Karena Bush juga sedang mengalami krisis di dalam negeri dan luar negeri yang mendorongnya untuk bergerak agar terkesan bahwa pemerintahannya ini yang memegang agenda damai di Timur Tengah dan Rice yang memegang agenda perang.

Ringkasnya konferensi musim gugur salah satu tujuannya bukan meletakkan persoalan Palestina pada jalur penyelesaian akhir. Akan tetapi konferensi ini berusaha mengeluarkan pemerintah AS dari kubangan kekalahannya di wilayah Timur Tengah khususnya di Irak. Juga ingin membuka ufuk tentang rencana AS yang terkait dengan program nukir Iran.

Adapun tentang semangat Mahmud Abbas untuk konferensi ini saya melihat ia menggadaikan sesuatu pada hal-hal yang tidak realitas yang ujung-ujungnya hanya menuju ke terowongan Oslo juga atau bahkan lebih buruk dari itu. Maka siapa saja yang membaca politik dengan baik maka ia akan tahu jelas bahwa pemerintah AS mengerti bahwa pemerintah Zionis Israel sekarang ini yang kepala pemerintahannya mengalami krisis popularitas tidak mampu mengambil keputusan tentang perundingan politik apatah lagi untuk memberikan sesuatu kepada orang Palestina.

Di sini perlu dicatat pernyataan Menlu Rice yang menyatakan bahwa pihaknya tidak akan melakukan penekanan apapun kepada pihak Zionis Israel terkait dengan perundingan itu disampaikan saat pihak Zionis Israel mencaplok 1200 hektar tanah kota Al-Quds (terjajah).

Maka bisa saya katakan apa yang diusahakan Rice dengan datang ke wilayah Palestina terjajah dan melakukan serangkaian pertemuan dengan para pejabat Zionis Israel di Al-Quds (terjajah) dan pimpinan OP di Ramallah adalah upaya untuk memproses kertas yang akan disetujui oleh Olmert dan Abbas yang dijadikan dokumen umum menjadi acuan dalam konferensi nanti. Isi dari dokumen itu tidak berisikan tentang jadwal waktu realisasi kesepakatan atau membahas persoalan-persoalan solusi akhir. Maka dokumen tersebut dengan nilai-nilai negatifnya akan diterpa pemilu Amerika yang akan datang. Sedangkan perunding Palestina akan masuk ke dalam drama baru. Sementara pihak Zionis Israel akan membentuk realita baru di atas wilayah Palestina dengan melanjutkan pembangunan pemukiman Yahudi yahudisasi tanah di Tepi Barat dan Al-Quds serta melanjutkan kembali pembangunan tembok rasis. (AMRais)

Tautan Pendek:

Copied