Infopalestina: Penjajah Zionis
Kebiadaban Zionis Israel ini baru terungkap setelah tahanan Palestina mengeluarkan pernyataan khusus yang menyebutkan bahwa pada hari Senin (22/10) kondisi kritis tengah terjadi di penjara padang pasir Nagev menyusul keputusan otoritas Israel memisahkan tahanan Jihad Islam dengan kawan-kawan mereka.
250 Tahanan Terluka
Pagi itu pasukan penjajah Zionis
Dalam pernyataan yang diterima koresponden Infopalestina tahanan Palestina mengancam akan menggalang aksi mogok makan di seluruh penjara
Seorang Tahanan Gugur
Kementrian Urusan Tahanan Palestina mengumumkan seorang tahanan Palestina bernama Muhammad Shabri al Asyqar gugur akibat luka parah dalam serangan kekerasan yang terjadi di penjara Israel di Nagev pada Senin pagi.
Direktur Pusat Kajian Tahanan Palestina Ra’fat Hamduna mengatakan korban terkena tembakan di bagian kepala tembus ke belakang. Setelah itu korban pinsan dan koma setelah masuk rumah sakit Suroka di Beer
Hamduna menjelaskan otoritas penjajah memperlakukan korban dengan biadab. Korban diborgol saat terbaring tak berdaya di rumah sakit dan dilarang dijenguk ibunya yang berhasil sampai ke rumah sakit setelah berkordinasi dengan palang merah. Ibunya hanya boleh melihat anaknya berbaring lemah semala
Luai al Asyqar saudara kandung korban mengatakan bahwa suadaranya masuk rumah sakit dalam keadaan koma total dan otaknya berhenti bekerja.
Sedianya korban akan dibebaskan 50 hari lagi setelah menjalani masa tahanan selama 3 setengah tahun di penjara
192 Tahanan Gugur di Penjara
Dengan meninggalnya al Asyqar maka jumlah tahanan Palestina yang meninggal di penjara Zionis Israel sejak tahun 1967 sebanyak 192 jiwa akibat kekejaman otoritas penjajah Zionis Israel. Sebanyak. 73 di antaranya gugur sejak intifahdh pertama tahun 1987.
Hal tersebut dijelaskan Lembaga untuk Pembelaan Hak-hak Tahanan “Nafhah” dalam laporannya yang dikeluarkan Selasa (23/10). Lembaga Nafhah menuduh pihak otoritas penjara
Lembaga Nafhah meminta kepada elit Palestina dan lembaga HAM untuk mengajukan tuntutan hukum kepada mahkamah internasional guna menyeret
50 Aksi Kekerasan dalam 10 Bulan
Abdul Nasher Farwana peneliti khusus tahanan dan kepala Biro Pusat Statistik di Kementerian Tahanan Palestina menilai apa yang terjadi di penjara Nagev Senin pagi (22/10) berupa penembakan tahanan Palestina hanyalah serentetan upaya represif Israel untuk menghancurkan semangat perjuangan Palestina.
Farwana menegaskan tindakan represif terhadap tahanan Palestina untuk tahun ini meningkat mendekati 50 aksi kekerasan dengan menggunakan satuan pasukan Nakhson dan Mutsada yang terkenal sangat ganas. Satuan ini memang dilatih khusus dan dibekali senjata berbagai macam jenis dari gas air mata hingga peluru tajam dan anjing buas. Mereka dilatih untuk mengendalikan tahanan yang berontak.
Ia mengira tidak akan ada lagi korban di kalangan tahanan Palestina seperti yang terjadi di penjara Ofer pada Novemver 2005 yang menyebabkan 30 tahanan Palestina terluka. Ia menegaskan di Nagev juga pernah terjadi kebakaran di unit C. Kejadian kebakaran ini bukan pertama kalinya. Di tahun 2004 dan 2005 juga terjadi kebakaran besar yag menyebabkan empat unit penjara terbakar dan sejumlah tahanan mengalami luka.
Menurut Farwana kebakaran terbesar terjadi pada 27 Januari 2005 yang menyebabkan seorang tahanan Rasim Sulaiman Abu Gaza meninggal syahid. Sayangnya di penjara itu tidak dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran sehingga para tahanan Palestina menjadi mangsa si jago merah.
Farwana menegaskan penjara Anshar 3 terletak di gurun Nagev wilayah selatan Palestina 48 merupakan wilayah militer tertutup dan berbatasan dengan Mesir. Penjara ini sebenarnya adalah kamp militer
Farwana meminta kepada lembaga-lembaga HAM internasional terutama Palang Merah Internasional melakukan intervensi dan menekan
Serdadu
Kegemaran melakukan penyiksaan tidak saja dilakukan serdadu
Seperti dinukil The Observer Minggu (21/10) Karin menyebutkan bahwa mayoritas tentara yang diwawancarainya mengaku senang melakukan kekerasan. Karin sendiri adalah mantan tentara
Bagi tentara
Serdadu
Bahkan serdadu lain mengatakan bukan persoalan baginya menyiksa perempuan Palestina. Menurutnya ia pernah memukuli seorang perempuan Palestina gara-gara melemparnya dengan sendal. “Saya tendang dia bagian ini (sambil menunjuk ke arah selangkangan) saya patahkan dia jadi tidak bisa punya anak” ungkapnya.
Karin menemukan fakta para prajurit
Penelitian Karin yang dipublikasikan sejumlah media