Mon 5-May-2025

Pemiskinan Palestina Krisis HAM Nyaris Meledak

Senin 22-Oktober-2007

Al-Quds – Infopalestina: 16 Oktober bertepatan dengan hari anti kemiskinan dunia menjadi momen membuka indikasi baru krisis kemanusiaan Palestina mengingatkan efek negatifnya. Berdasarkan laporan lembaga HAM kemiskinan Palestina meningkat hingga dari 23% menjadi 57%. Dari 57% itu 75% di Jalur Gaza.

UNRWA di Gaza menyebutkan puluhan ribuh anak fakir miskin di sana datang ke sekolah milik lembaga PBB ini dalam keadaan lapar karena 80% dari penduduk Jalur Gaza berada di bawah garis kemiskinan.

Angka lain disebutkan oleh Koalisi Dunia Anti Kemiskinan rata-rata pendapatan indifidu Palestina dari pendapatan local menurun hingga 97% tahun 2006 dan kemiskinan meningkat dari 672.000 di tahun 1998 menjadi 22 juta di tahun 2006.

Pengangguran adalah faktor utama kemiskinan ini. Organisasi Buruh Dunia berpusat di Jenewa menyatakan 206.000 orang menganggur sejak 2007 di Palestina.

Isolasi Tak Manusiawi

Tak diragukan penjajah Israel bertanggungjawab penuh terhadap penurunan kondisi kemanusiaan di Tepi Barat dan Jalur Gaza terutama tahun-tahun terakhir. Amerika Serikat pun turut menanggung dosanya sebab mereka ikut mengembargo Palestina setelah Hamas menang dalam pemilu Palestina tahu 2006.

Karenanya Organisasi Buruh Dunia mengecam tindakan pemerintah koloni Israel yang menutup Jalur Gaza dan Tepi Barat sebab ini adalah penyebab utama hancurnya kondisi ekonomi dan social Palestina. Di samping tentu kerena tindakan represif dan yahudisasi Israel.

Berikut adalah tindakan Israel yang menyebabkan kemiskinan tak terperikan di Palestina:

– Penutupan wilayah jalan dengan pagar kawat di Tepi Barat sejak enam tahun.

– mencegah buruh untuk bekerja di wilayah Palestina jajahan 1948 yang jumlah sekitar 100.000 orang.

– penghancuran infrastruktur kehidupan semua bidang

– penyitaan ¼ lahan pertanian untuk pkepentingan tembok rasial

– penghancuran 80.000 hektar lahan pertanian yang merugikan 16.500 petani

– perobohan 1.800.000 lebih pohon berbuah

– penghancuran 70.000 rumah

– tindakan represif yang melukai sekitar setengah juta penduduk

– kerugian ekonomi Palestina sebesar 165 milyar dolar

Keluar dari Kebisuan dunia

Kondisi krisis kemanusiaan di Palestina ini semakin parah sebab dunia hanya diam. Namun sebagian tokoh dunia berteriak belakangan ini mengingatkan “ledakan kondisi ini”

Di antara yang berteriak itu adalah delegasi HAM PBB di Palestina John Dogart yang meminta PBB keluar dari tim kwartet untuk Timteng sebab mereka tidak memiliki kepedulian kemansian di Palestina.

Bahkan delegasi ini merasakan sendiri di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam kunjungannya belakangan ini bahwa kondisi warga Palestina sangat-sangat sulit sehingga mereka mengalami depresi.

Pembekuan lembaga zakat

Namun anomalinya justru dalam kondisi seperti itu presiden Palestina Mahmod Abbas membkukan lembaga-lambaga bantun zakat di sana karena factor politik. Alih-alih berfikir dan bertindak meringankan penderitaan rakyatnya justru presiden ini menari-nari di atas penderitaan rakyatnya.

Tidak hanya itu delegasi Palestina di PBB yang berada di bawah intruksi presiden Palestina dan bekrja sama dengan delegasi Israel justru menghalangi rancangan undang-undang yang diajukan oleh Qatar dan Indonesia kepada DK PBB untuk menilai Gaza sebagai wilayah krisis kemansiaan dan harus diringankan penderitannya secara kemanusiaan dan ekonomi. (bn-bsyr)

Tautan Pendek:

Copied