Al-Quds – Infopalestina: 16 Oktober bertepatan dengan hari anti kemiskinan dunia menjadi momen membuka indikasi baru krisis kemanusiaan Palestina mengingatkan efek negatifnya. Berdasarkan laporan lembaga HAM kemiskinan Palestina meningkat hingga dari 23% menjadi 57%. Dari 57% itu 75% di Jalur
UNRWA di Gaza menyebutkan puluhan ribuh anak fakir miskin di sana datang ke sekolah milik lembaga PBB ini dalam keadaan lapar karena 80% dari penduduk Jalur Gaza berada di bawah garis kemiskinan.
Angka lain disebutkan oleh Koalisi Dunia Anti Kemiskinan rata-rata pendapatan indifidu Palestina dari pendapatan local menurun hingga 97% tahun 2006 dan kemiskinan meningkat dari 672.000 di tahun 1998 menjadi 22 juta di tahun 2006.
Pengangguran adalah faktor utama kemiskinan ini. Organisasi Buruh Dunia berpusat di Jenewa menyatakan 206.000 orang menganggur sejak 2007 di Palestina.
Isolasi Tak Manusiawi
Tak diragukan penjajah
Karenanya Organisasi Buruh Dunia mengecam tindakan pemerintah koloni
Berikut adalah tindakan
– Penutupan wilayah jalan dengan pagar kawat di Tepi Barat sejak enam tahun.
– mencegah buruh untuk bekerja di wilayah Palestina jajahan 1948 yang jumlah sekitar 100.000 orang.
– penghancuran infrastruktur kehidupan semua bidang
– penyitaan ¼ lahan pertanian untuk pkepentingan tembok rasial
– penghancuran 80.000 hektar lahan pertanian yang merugikan 16.500 petani
– perobohan 1.800.000 lebih pohon berbuah
– penghancuran 70.000 rumah
– tindakan represif yang melukai sekitar setengah juta penduduk
– kerugian ekonomi Palestina sebesar 165 milyar dolar
Keluar dari Kebisuan dunia
Kondisi krisis kemanusiaan di Palestina ini semakin parah sebab dunia hanya diam. Namun sebagian tokoh dunia berteriak belakangan ini mengingatkan “ledakan kondisi ini”
Di antara yang berteriak itu adalah delegasi HAM PBB di Palestina John Dogart yang meminta PBB keluar dari tim kwartet untuk Timteng sebab mereka tidak memiliki kepedulian kemansian di Palestina.
Bahkan delegasi ini merasakan sendiri di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam kunjungannya belakangan ini bahwa kondisi warga Palestina sangat-sangat sulit sehingga mereka mengalami depresi.
Pembekuan lembaga zakat
Namun anomalinya justru dalam kondisi seperti itu presiden Palestina Mahmod Abbas membkukan lembaga-lambaga bantun zakat di
Tidak hanya itu delegasi Palestina di PBB yang berada di bawah intruksi presiden Palestina dan bekrja sama dengan delegasi Israel justru menghalangi rancangan undang-undang yang diajukan oleh Qatar dan Indonesia kepada DK PBB untuk menilai Gaza sebagai wilayah krisis kemansiaan dan harus diringankan penderitannya secara kemanusiaan dan ekonomi. (bn-bsyr)