Mon 5-May-2025

Apakah Pembebasan 90 Tahanan Fatah Berarti Dukungan pada Abbas?

Selasa 25-September-2007

Infopalestina: Apakah pembebasan 90 tahanan Palestina dari orang-orang Fatah (pemerintah Abbas) merupakan dukungan dari Israel terhadap institusi kepresidenan Palestina sebagaimana diklaim oleh pihak Israel? Pertanyaan ini dilontarkan kolomnis Haitsam Shadiq dalam sebuah artikel yang dia tulis di harian al Wathan Qatar Selasa (25/09).

Menurut Haitsam kontinyuitas pelanggaran Israel di tanah Palestina khususnya di Tepi Barat yang membuat kepresidenan Palestina memonopoli kekuasaan di sana telah mengungkap secara jelas bahwa Israel tidak sedang mencari partner Palestina untuk perdamaian. Karena Israel tidak meyakini hak bangsa Palestina dalam mengembalikan hak-hak legalnya yang dirampas Israel. Lantas untuk apa setelah pembantaian-pembantaian ini Israel mengklaim ingin memperkuat institusi kepresidenan secara khusus Presiden Mahmud Abbas “Abu Mazen” dan mendukungnya.

Ada dua sebab. Pertama kepentingan Israel untuk memperdalam fitnah antara institusi kepresidenan dengan pemerintahan Haniyah. Tujuannya untuk menyubukan perlawanan Palestina dari pertempuran hakiki dengan Israel dalam konflik-konflik sampingan yang bisa meringankan Israel dari kontinyuitas aksi-aksi roket perlawanan yang telah menggoncang kepercayaan warga Israel terhadap pemerintahan Olmert bahkan terhadap kemampuan Israel dalam melindungi keamanannya.

Sebab kedua berkaitan dengan kunjungan Menlu Amerika Condoleezza Rice yang menyampaikan kepada Israel tentang keinginan pemerintah Bush untuk meredakan kondisi di pihak Palestina guna mensukseskan konferensi internasional musim gugur (pada November mendatang) yang telah disiapkan Bush. Hal ini untuk mengembalikan negara-negara Arab yang moderat ke pangkuan Amerika Serikat dan prediksi Israel agar Abu Mazen memainkan peran besar di dalam merealisasikan normalisasi antara Israel dengan negara-negara Arab dalam konferensi tersebut. Dengan syarat tidak memaksa Israel membayar harga dari kompromi invalid dan normalisasi tidak adil ini.

Israel memaksakan keinginannya dalam merealisasikan normalisasi dengan Arab. Namun Israel tidak melihat itu kecuali dari pandangan rasisnya yaitu mewajibkan normalisasi sebagai perkara realitas. Untuk itu Israel tidak siap melepaskan cara-cara agresi dan permusuhannya sebagai konpensasi proses ini. Namun Amerika yang melihat peran imperialnya mewajibkan dirinya untuk menghegemoni atas dunia. Dia melakukan tekanannya atas Israel untuk menerima batas minimal yang diinginkan untuk mengurangi ketajaman konflik Arab – Israel meskipun hanya bersifat temporer sampai Amerika keluar dari krisis yang dialaminya di Timur Tengah.

Bisa jadi pembebasan 90 tahanan Palestina dari kelompok Fatah yang oleh Israel disebut sebagai orang-orang yang jauh dari berlumuran darah Yahudi yang hanya mewakili nol koma persen dari 11500 tahanan Palestina di penjara Israel termasuk anak-anak wanita dan para pejuang yang sebagiannya mendekam di penjara Israel sejak sebelum perjanjian Oslo 1993 hingga sekarang tidak lain adalah upaya untuk mendongkrak Abu Mazen guna melanjutkan perannya merealisasikan dua tujuan di atas. (seto)

Tautan Pendek:

Copied