Mon 5-May-2025

50% Perwira Tempur Israel dari Kelompok Fanatik

Kamis 6-September-2007

Infopalestina: Laporan Israel menyebutkan 50% perwira militer Israel yang bertugas di kesatuan tempur berasal dari kelompok fanatik agama yang jumlah mereka hanya 7% dari penganut Yahudi di Israel. Berdasarkan laporan harian Israel Ma’arev edisi Ahad 02/09 40% petinggi militer Israel (berpangkat kolonel ke atas) adalah pengikut Yahudi fanatik. Menurut laporan ini dengan semangat para pendukung fanatik Yahudi untuk bertugas di kesatuan tempur maka mereka akan menguasai militer Israel secara penuh. Pengamat senior Ma’arev Bin Kasbit mengomentari data ini dengan mengatakan bahwa posisi para pengikut Yahudi fanatif di level pimpinan dalam militer Israel yang berlibat-libat ganda ini membuktikan bahwa militer Israel “tidak mewakili bangsa (Israel) namun mewakili kelompok tertentu. Masalahnya akan menjadi semakin berbahaya karena para jenderal fanatik ketika mereka pensiun dari militer akan menduduki ranah politik ekonomi dan sosial.

Data ini menunjukan terjadinya revolusi besar-besaran dalam komposisi sumber daya manusia di militer Israel. Di mana pada awal tahun 80-an jumlah kelompok fanatik Yahudi di struktur pimpinan militer kurang dari prosentase jumlah warga yang diwakilinya di militer. Sampai saat itu orang-orang yang datang dari desa-desa gotong royong “Kibotz” – yang merupakan komunitas sekuler Israel – masih memonopoli kekuasaan di posisi-posisi pimpinan militer. Itu karena afiliasi kepada “Kibotz” akan menjadi batu loncatan untuk menduduki posisi penting di militer. Untuk diketahui bahwa afiliasi kepada kelompok ini akan membuka jalan untuk menduduki posisi-posisi pimpinan di militer dan negara di masa mendatang. Para pakar social Israel melihat saat telah terjadi perubahan secara dramatis hingga sangat kecil sekali orang-orang dari Kibotz yang menduduki posisi penting. Hal itu karena mereka sudah mengalami degradasi keyakinan tentang “kewajiban berkorban demi negara”.

Seorang pakar sosial Israel Sami Samoha melihat terjadi hal yang sebaliknya dengan fenomena di atas. Di mana para tokoh rujukan kelompok fanatik mengeluarkan instruksi kepada para pengikutnya untuk berbondong-bondong masuk dalam kesatuan-kesatuan penting dan penyusupan kader-kader di militer demi menguasainya. Untuk selanjutnya mengendalikan mereka dalam proyek Zionis. Menurut Samoha yang memudahkan bagi para pengikut kelompok fanatic merealisasikan tujuan-tujuan mereka adalah keberadaan apa yang disebut “institut agama militer” yang didanai oleh militer Israel dan menjadi incaran para pendukung kelompok fanatik selepas lulus sekolah menengah atas.

Di lembaga ini mereka menjalani pendidikan selama 18 bulan. Selama itu mereka mempraktekan ajaran-ajaram agamanya. Di waktu yang sama mereka menunaikan tugas militer. Setelah keluar dari lembaga ini mereka harus menjalani tugas militer tambahan selama 30 bulan. Jumlah lembaga pendidikan ini sebanyak 42 buah yang dipimpin para Hakom (pendeta Yahudi). Selama dalam lembaga ini mereka mendapatkan doktrin bahwa “tugas militer dan semangat tempur adalah tugas jamaah yang diwajibkan agama dengan tujuan kepemimpinan proyek Zionis Yahudi.” Sedangkan para siswa “institut agama militer” ini tidak melihat bahwa tugas militer mereka tunaikan secara paksa dan berakhir setelah 3 tahun. Namun mereka melihat itu sebagai pintu yang luas untuk mempengaruhi masa depan negara dan sekaligus proses pembuatan keputusan di dalamnya.

Meskipun lembaga ini didanai oleh militer Israel demikian juga para Hakom yang menjadi direkturnya mendapatkan gaji dari kas negara namun sistem pendidikan di dalamnya berdiri sendiri (independent). Dikendalikan oleh para tokoh spiritual kelompok fanatik tanpa ada kemampuan campur tangan dan pengawasan pihak militer atas isi kurikulum pendidikan di dalamnya. Meskipun tugas militer di Israel adalah wajib hanya saja bergabung dengan berbagai kesatuan di dalam militer adalah soal pilihan dan sukarela. Namun karena adanya mobilitas di dalam “institut agama militer” ini maka para pendukung fanatif Yahudi masuk dalam kesatuan khusus dan pasukan inti di militer Israel.

Sedikit demi sedikit maka sebagian besar petinggi kesatuan tempur berasal dari kelompok fanatik ini. Sebagian besar petinggi dan personel kesatuan khusus dan pasukan inti di semua angkatan militer Israel adalah berasal dari kelompok ini. Bukan itu saja bahkan 60% petinggi dan personel pasukan inti infanteri adalah dari kelompok ini.

Penyusupan kelompok fanatif Zionis di posisi-posisi pimpinan militer Israel ini mendorong Jenderal Yahuda Donidinan yang menjabat bidang kepemudaan di departemen pertahanan Israel mengatakan “Para pengikut fanatif Zionis telah menjadi semacam tulang belakang militer. Mereka tidak hanya sebatas merebut posisi pimpinan di militer namun juga di dinas intelijen. Meskipun identitas personel di dinas intelijen Israel tidak dipublikasikan namun investigasi media menegaskan bahwa kelompok fanatik agama telah menjadi beban semakin berat di dalam dinas intelijen dalam negeri Israel “Shabak” dinas intelijen yan paling berpegaruh di lingkaran pembuat keputusan negara. Apa yang berlaki di militer dan intelijen demikian juga berlaku di kepolisian dan penjaga perbatasan.” (seto)

Tautan Pendek:

Copied