Mon 5-May-2025

Militer Israel Cemas Perang Meletus dengan Suriyah

Jumat 17-Agustus-2007

Infopalestina: Di kalangan dinas keamanan Israel ada keyakinan bahwa dalam waktu dekat akan nampak jelas sikap Suriyah terhadap Israel. Kalangan militer Israel juga cemas kemungkinan meletus perang antara Suriyah dengan Israel. Hal ini terungkap dalam serangkaian diskusi terakhir yang diadakan komisi kementrian khusus wilayah utara menteri pertahanan dan kepala staf angkatan bersenjata Israel yang membahas persiapan untuk itu. Pihak intelijen Zionis Israel menemukan kesulitan dalam memprediksi etikad Presiden Suriyah Basyar al Asad meski prediksi utama menyebutkan bahwa serangan ke Tel Aviv tidak akan menguntungkan kepentingan Suriyah. Di kalangan dinas keamanan Israel tidak menutup kemungkinan berlanjutnya ketegangan antara kedua belah pihak mengakibatkan meletusnya perang. Nampaknya masing-masing dari kedua belah pihak tidak menginginkan hal itu terjadi.

Dalam diskusi yang dilakukan pada pekan-pekan terakhir di bawah baying-bayang blackout media secara besar-besaran dikaji prediksi-prediksi intelijen. Demikian juga serangkaian masalah sensitive berkaitan dengan kesiapan front internal termasuk kemungkinan pembagian masker kepada penduduk dan mengatasi bahan-bahan berbahaya di teluk Haifa pada tahap ini diputuskan tidak mengambil langkah-langkah perkecualian.

Sebagian kalangan intelijen demikian juga kalangan pimpinan front internal meyakini bahwasanya harus dilihat secara sungguh-sungguh dalam pembagian kembali masker kepada warga. Hanya belakangan saja dinas keamanan mulai mengumpulkan masker-masker dari para warga. Namun usulan ditolak. Yang itu juga karena kekhawatiran bisa diinterpretasikan pihak Suriyah bahwa seakan-akan Tel Aviv bertekad memulai sendiri perang ini. Atas dasar alasan inilah Israel melindungi front internal. Selain juga ada masalah teknis: sebagian masker berbahaya saat dibuka oleh warga saat persiapan pada serangan Amerika di Irak pada Maret 2003. Militer Israel menghentikan pembagian masker-masker baru pada tahun-tahun terakhir.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gaby Ashkenari dalam pertemuan-pertemuan tertutup melontarkan prediksi-prediksi yang berbeda pada sejauh mana bahayanya jika meletus perang dengan Suriyah dalam waktu dekat. Nampaknya kedua tokoh militer Israel ini menemuai kesulitan dalam mengkristalkan pendapat yang kokoh dalam masalah ini. Kondisi di kawasan mendorong kecemasan keduanya. Namun dalam pernyataan keduanya yang sedikit lebih terang-terangan seputar kemungkinan ini keduanya memiliki perhatian tinggi untuk menyiarkan pesan gencatan. Dan sebagai prinsip dalam siaran televisinya Tel Aviv menyiarkan berbagai pernyataan gencata dengan Suriyah untuk membujuk pihak Suriyah bahwa Israel tidak berkompeten utuk menyerangnya selain juga untuk mengurangi tingkat ketegangan yang menajam.

Sumber keamanan senior Israel kepada harian Ha’aretz menegaskan ”Informasi yang akurat pada kami Asad benar-benar ingin perang dengan kita. Dia khawatir scenario yang mendorong kita dan mereka ke dalam kancah perang. Baik itu karena eskalasi timbal balik aktivitas-aktivitas di dataran tinggi Golan atau karena berkobarnya ketegangan antara Amerika dan Iran. Maka setelah kami mengetahui kemampuan militer Israel dalam perang di Libanon kami harus mempersiapkan dengan lebih baik.” Atas dasar inilah persiapan militer terus dilakukan untuk bisa melakukan eskalasi di wilayah utara. Di bawah komando wilayah tengah dan selatan pekan lalu mereka membahas kemungkinan berkobarnya ketegangan di wilayah utara. Sementara belakangan PM Israel Ehud Olmert juga menerima laporan perkembangan terakhir kondisi front internal dan cara pengumpulan masker.

Di pihak Suriyah belakangan ini nampak dengan jelas aktivitas perlindungan secara meluas di wilahah selatan dataran tinggi Golan. Hal itu nampaknya dilakukan setelah pihak Suriyah menyempurnakan aktivitas yang sama di sisi utara dari perbatasan Suriyah telah mempersenjatai diri dengan roket-roket anti pesawat dan anti tank. meskipun bagian penting dari transaksi yang ditandatangani dengan pendanaan dari Iran belum terealisasi. Selain itu Suriyah memperkuat kemampuan pasukannya di sepanjang perbatasan dengan negara penjajah Israel dan melatik pasukan ini secara intensif karena adanya ketegangan dengan Israel. (seto)

Infopalestina: Di kalangan dinas keamanan Israel ada keyakinan bahwa dalam waktu dekat akan nampak jelas sikap Suriyah terhadap Israel. Kalangan militer Israel juga cemas kemungkinan meletus perang antara Suriyah dengan Israel. Hal ini terungkap dalam serangkaian diskusi terakhir yang diadakan komisi kementrian khusus wilayah utara menteri pertahanan dan kepala staf angkatan bersenjata Israel yang membahas persiapan untuk itu. Pihak intelijen Zionis Israel menemukan kesulitan dalam memprediksi etikad Presiden Suriyah Basyar al Asad meski prediksi utama menyebutkan bahwa serangan ke Tel Aviv tidak akan menguntungkan kepentingan Suriyah. Di kalangan dinas keamanan Israel tidak menutup kemungkinan berlanjutnya ketegangan antara kedua belah pihak mengakibatkan meletusnya perang. Nampaknya masing-masing dari kedua belah pihak tidak menginginkan hal itu terjadi.

Dalam diskusi yang dilakukan pada pekan-pekan terakhir di bawah baying-bayang blackout media secara besar-besaran dikaji prediksi-prediksi intelijen. Demikian juga serangkaian masalah sensitive berkaitan dengan kesiapan front internal termasuk kemungkinan pembagian masker kepada penduduk dan mengatasi bahan-bahan berbahaya di teluk Haifa pada tahap ini diputuskan tidak mengambil langkah-langkah perkecualian.

Sebagian kalangan intelijen demikian juga kalangan pimpinan front internal meyakini bahwasanya harus dilihat secara sungguh-sungguh dalam pembagian kembali masker kepada warga. Hanya belakangan saja dinas keamanan mulai mengumpulkan masker-masker dari para warga. Namun usulan ditolak. Yang itu juga karena kekhawatiran bisa diinterpretasikan pihak Suriyah bahwa seakan-akan Tel Aviv bertekad memulai sendiri perang ini. Atas dasar alasan inilah Israel melindungi front internal. Selain juga ada masalah teknis: sebagian masker berbahaya saat dibuka oleh warga saat persiapan pada serangan Amerika di Irak pada Maret 2003. Militer Israel menghentikan pembagian masker-masker baru pada tahun-tahun terakhir.

Menteri Pertahanan Israel Ehud Barak dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata Israel Jenderal Gaby Ashkenari dalam pertemuan-pertemuan tertutup melontarkan prediksi-prediksi yang berbeda pada sejauh mana bahayanya jika meletus perang dengan Suriyah dalam waktu dekat. Nampaknya kedua tokoh militer Israel ini menemuai kesulitan dalam mengkristalkan pendapat yang kokoh dalam masalah ini. Kondisi di kawasan mendorong kecemasan keduanya. Namun dalam pernyataan keduanya yang sedikit lebih terang-terangan seputar kemungkinan ini keduanya memiliki perhatian tinggi untuk menyiarkan pesan gencatan. Dan sebagai prinsip dalam siaran televisinya Tel Aviv menyiarkan berbagai pernyataan gencata dengan Suriyah untuk membujuk pihak Suriyah bahwa Israel tidak berkompeten utuk menyerangnya selain juga untuk mengurangi tingkat ketegangan yang menajam.

Sumber keamanan senior Israel kepada harian Ha’aretz menegaskan ”Informasi yang akurat pada kami Asad benar-benar ingin perang dengan kita. Dia khawatir scenario yang mendorong kita dan mereka ke dalam kancah perang. Baik itu karena eskalasi timbal balik aktivitas-aktivitas di dataran tinggi Golan atau karena berkobarnya ketegangan antara Amerika dan Iran. Maka setelah kami mengetahui kemampuan militer Israel dalam perang di Libanon kami harus mempersiapkan dengan lebih baik.” Atas dasar inilah persiapan militer terus dilakukan untuk bisa melakukan eskalasi di wilayah utara. Di bawah komando wilayah tengah dan selatan pekan lalu mereka membahas kemungkinan berkobarnya ketegangan di wilayah utara. Sementara belakangan PM Israel Ehud Olmert juga menerima laporan perkembangan terakhir kondisi front internal dan cara pengumpulan masker.

Di pihak Suriyah belakangan ini nampak dengan jelas aktivitas perlindungan secara meluas di wilahah selatan dataran tinggi Golan. Hal itu nampaknya dilakukan setelah pihak Suriyah menyempurnakan aktivitas yang sama di sisi utara dari perbatasan Suriyah telah mempersenjatai diri dengan roket-roket anti pesawat dan anti tank. meskipun bagian penting dari transaksi yang ditandatangani dengan pendanaan dari Iran belum terealisasi. Selain itu Suriyah memperkuat kemampuan pasukannya di sepanjang perbatasan dengan negara penjajah Israel dan melatik pasukan ini secara intensif karena adanya ketegangan dengan Israel. (seto)

Tautan Pendek:

Copied