Pertama kali aku datang ke
Aku tidak tahu kenapa pemandangan tersebut kembali terbayang ketika aku berdiri di depan pagar Al-Quds tepatnya di lapangan Umar Ibnu Khottob yang berada di depan gerbang
Ketika kakiku melangkah ke luar dari Gerbang Hebron tampak di depan mata pagar yang masih berdiri kokoh ditumbuhi pephonan dan bunga-bunga kecil yang mengelilingi setiap pohon yang berada di dalam taman kecil di sekitar lapangan luas Umar. Gapura Umar ibnu Khottob tampak seperti jembatan besar yang dapat di lalui mobil di bawahnya.
Beberapa meter di sebelah Barat kita akan menemukan tangga yang mempunyai banyak selokan. Jika anda berada di tengah-tengah pasar yang luas dan took-toko yang banyak dengan dekorasi minuman yang bermerek internasional maka anda akan menemukan kedai-kedai kopi yang penuh pengunjungnya di sini. Tak ayal lagi aku merasa berada di Barat walau keluargaku berada di Palestina minimal salah satu keluargaku berada pada salah satu dari kedai-kedai kopi tersebut aku merasa bangga.
Kemudian aku menuruini tangga tersebut yang menuju ke salah satu jalan yang kiri kananya berdiri gedung-gedung bertingkat. Pembangunan gedung ini terus tanpa henti. Inilah salah satu cara mereka (
Di tengah belantara beton dan gedung-gedung bertingkat ada sejumlah gedung lama yang belum terjamah mereka tidak mampu membeli atau menyewanya sebagaimana biasanya. Seperti geraja-geraja yang mereka miliki sebelumnya.
Ketika berpaling ke sebelah kiri dari Gerbang Hebron kita akan menemukan gedung yang indah yang dipenuhi pepohonan yang bermacam-macam. Di sampingnya ada hotel yang besar dan punya ballroom yang luas memanjang hingga gerbang Kholil dan pagar Al-Quds. Hotel ini tepat berada di depan Gedung Dewan Tinggi Islam yang hanya dipisahkan oleh satu jalan.
Sampai saat ini gedung tersebut masih menjadi gedung terbesar dan paling indah di Al-Quds. Bangunan itu terdiri dari empat tingkat dan ada terasnya yang indah sekali memanjang hingga kuburan Ma’manillah yang dikelilingi oleh taman. Dua dinding ini dipasangi besi-besi untuk direnovasi. Mereka telah menguasainya sebagaimana diketahui. Mereka akan menjadikan hotel baru di sampingnya.
Di basemennya terdapat lahan parker untuk mobil sementara di bagian atasnya terdapat areal yang cukup luas untuk jalan-jalan atau menikmati pemandangan
Tulisan ini bukan hanya menggambarkan tentang keindahan wilayah Mamila yang sekarang sudah menjadi permukiman
Wilayah Mamila dulunya adalah lapangan Umar Ibnul Khottob dan wilayah Armen. Sekarang dikenal dengan nama wilayah Yahudi dengan tembok al-Buraqnya atau suka disebut juga Tembok Ratapan. Oleh karena itu
Point akhir dari rangkaian permukiman ini adalah rencana mereka terhadap Tel Qoribah yang terletak di gerbang Zionis yang berada di dalam al-Quds Lama. Sekarang menjadi terminal mobil yang dibangaun di bawah tanah dan atasnya berdiri Pusat Permukiman Yahudi. Bangunan ini sebagai bukti rangkaian yahudisasi