Mon 5-May-2025

Hebron Bukti Lain Yahudisasi Al-Quds

Selasa 14-Agustus-2007

Pertama kali aku datang ke Istanbul 15 tahun yang lalu aku tercenung lama memandangi sisa-sisa pagar Palestina yang masih berdiri kokoh di sana bahkan hingga hari ini. Pemandangan di sana tampak jelas. Aku berfikir bagaimana sejarah ini bisa berubah secara setrategis padahal sisa sejarah masih berdiri hingga saat ini.

Aku tidak tahu kenapa pemandangan tersebut kembali terbayang ketika aku berdiri di depan pagar Al-Quds tepatnya di lapangan Umar Ibnu Khottob yang berada di depan gerbang kota Hebron. Mungkin karena keduanya tampak ada kesamaan. Pagar yang pertama menjadi symbol kekhilafahan Ustmaniyah sedang yang kedua bekas kekhilafahan Ustmaniyah.

Ketika kakiku melangkah ke luar dari Gerbang Hebron tampak di depan mata pagar yang masih berdiri kokoh ditumbuhi pephonan dan bunga-bunga kecil yang mengelilingi setiap pohon yang berada di dalam taman kecil di sekitar lapangan luas Umar. Gapura Umar ibnu Khottob tampak seperti jembatan besar yang dapat di lalui mobil di bawahnya.

Beberapa meter di sebelah Barat kita akan menemukan tangga yang mempunyai banyak selokan. Jika anda berada di tengah-tengah pasar yang luas dan took-toko yang banyak dengan dekorasi minuman yang bermerek internasional maka anda akan menemukan kedai-kedai kopi yang penuh pengunjungnya di sini. Tak ayal lagi aku merasa berada di Barat walau keluargaku berada di Palestina minimal salah satu keluargaku berada pada salah satu dari kedai-kedai kopi tersebut aku merasa bangga.

Kemudian aku menuruini tangga tersebut yang menuju ke salah satu jalan yang kiri kananya berdiri gedung-gedung bertingkat. Pembangunan gedung ini terus tanpa henti. Inilah salah satu cara mereka (Israel) membangun. Setiap mereka selesai membangun satu gedung mereka mulai lagi membangun gedung yang baru.

Di tengah belantara beton dan gedung-gedung bertingkat ada sejumlah gedung lama yang belum terjamah mereka tidak mampu membeli atau menyewanya sebagaimana biasanya. Seperti geraja-geraja yang mereka miliki sebelumnya.

Ketika berpaling ke sebelah kiri dari Gerbang Hebron kita akan menemukan gedung yang indah yang dipenuhi pepohonan yang bermacam-macam. Di sampingnya ada hotel yang besar dan punya ballroom yang luas memanjang hingga gerbang Kholil dan pagar Al-Quds. Hotel ini tepat berada di depan Gedung Dewan Tinggi Islam yang hanya dipisahkan oleh satu jalan.

Sampai saat ini gedung tersebut masih menjadi gedung terbesar dan paling indah di Al-Quds. Bangunan itu terdiri dari empat tingkat dan ada terasnya yang indah sekali memanjang hingga kuburan Ma’manillah yang dikelilingi oleh taman. Dua dinding ini dipasangi besi-besi untuk direnovasi. Mereka telah menguasainya sebagaimana diketahui. Mereka akan menjadikan hotel baru di sampingnya.

Di basemennya terdapat lahan parker untuk mobil sementara di bagian atasnya terdapat areal yang cukup luas untuk jalan-jalan atau menikmati pemandangan kota Al-Quds. Namun sampai saat ini areal tersebut belum pernah dibuka untuk umum. Setelah tempat ini menjadi wilayah permukiman Israel mereka menamakanya wilayah Mamila. Sebelumnya wilayah ini pernah disebutkan oleh ahli sejarah Arif al-Arif almarhum di dalam sejarah al-Quds. Ia mengatakan “Suatu pasar yang terdapat di jalan Mamila yang terpisah dari pasar Gerbang Kholil menuju kuburan Mamila. Pasar tersebut merupakan pasar terbesar dan terluas dimana terdapat pasar bangsa Arab kantor-kantor gedung consulat bank-bank gudang-gudang tempat perbaikan negeri atau swasta. Kehidupan di sana bejalan dari pagi hingga malam. Terdapat mobil-mobil di kiri dan kananya dan juga sejumlah gedung yang indah di sekitarnya.”

Tulisan ini bukan hanya menggambarkan tentang keindahan wilayah Mamila yang sekarang sudah menjadi permukiman Israel lebih besar dari itu. Inilah pertama kalinya Al-Quds barat bergabung dengan Al-Quds Lama. Inilah pemandangan bagaimana proses yahudisasi itu berlangsung dan terus terjadi hingga saat ini.

Wilayah Mamila dulunya adalah lapangan Umar Ibnul Khottob dan wilayah Armen. Sekarang dikenal dengan nama wilayah Yahudi dengan tembok al-Buraqnya atau suka disebut juga Tembok Ratapan. Oleh karena itu Israel sangat berkepentingan terhadap wilayah Armen. Seperti terscermin dalam perundingan Kamp David pada masa pemerintahan mendiang Yasir Arafat dan Ehud Barak atas prakarsa Bill Clinton. Saat itu terjadi pertentangan serius mengenai gadung milik agama Kristen sekte Patrick Roma Orthodox di wilayah tersebut.

Point akhir dari rangkaian permukiman ini adalah rencana mereka terhadap Tel Qoribah yang terletak di gerbang Zionis yang berada di dalam al-Quds Lama. Sekarang menjadi terminal mobil yang dibangaun di bawah tanah dan atasnya berdiri Pusat Permukiman Yahudi. Bangunan ini sebagai bukti rangkaian yahudisasi Israel di kawasan Al-Haram Al-Qudsi bagian Barat yang bersambung dengan dengan wilayah Mamila. (harian al-Quds Palestina/asy)

Tautan Pendek:

Copied