Infopalestina-Ramallah: Sudah setahun penuh Ketua Parlemen Palestina Dr. Aziz Duweik bersama 45 anggota parlemen lainnya mendekam di dalam penjara Zionis Israel sejak dia diculik militer Zionis Israel pada 5 Agustus 2006 lalu.
Dr. Duweik (59) menderita berbagai penyakit yang membuat kondisi kesehatanya terus memburuk. Hazim Duweik putra Aziz Duweik mengatakan bahwa ayaknya telah mendekam selama satu tahun penuh dalam tahanan Israel. selama itu dia sering dipindah-pindah dari satu penjara ke penjara lain. Kondisi kesehatannya semakin memburuk.
Kepada koresponden Infopalestina Hazim menuturkan bahwa Dr. Aziz Duweik saat ini sangat membutuhkan operasi jantung selain juga ada masalah pada ginjalnya. Laporan-laporan medis Israel telah menegaskan bahwa kondisi kesehatan ketua parlemen Palestina tersebut berbahaya. Namun pihak otoritas Israel sengaja membiarkan dan pura-pura tidak tahu.
Hazim menjelaskan pihak penjara Israel tidak memberikan pengobatan kepada ayaknya kecuali hanya ala kadarnya. Hal inilah semakin mengancam hidup ketua parlemen tersebut. Hazim menegaskan otoritas penjajah Israel melarang tim medis yang dibentuk tiga bulan lalu untuk memantau kondisi kesehatannya berkunjung ke sel tahanan Aziz Duweik. Sementara itu pihak penjara menolak lembaga apapun melakukan campur tangan untuk menyelamarkan hidupnya.
Hazim mengatakan sakit jantung ayahnya mulai muncul untuk pertama kalinya langsung setelah aksi penculikan. Dia menampik bahwa ayahnya pernah memiliki riwayat penyakit jantung sebelumnya. Dia mengatakan pasukan penjajah Israel memaksa ayahnya untuk menelan obat berwarna kuning berukuran kecil dua hari setelah penculikan. Ayahnya menegaskan bahwa pasukan Zionis Israel memaksanya pada hari itu untuk menelan obat tersebut saat berada di penjara Ofer. Setelah itu dia dipindahkan langsung ke rumah sakit “Shaari Tzedek” di al Quds (Jerusalem)..
Harian al Quds al Arabi Rabu (09/08/06) menurunkan laporan bahwa Ketua Dewan Legislatif Palestina terkulai di ranjang rumah sakit “Shaari Tzedek” dalam kondisi kedua tangan dan kaki terikat dan penjagaan super ketat dari para serdadu Zionis Israel. Duweik dilarikan ke rumah sakit Senin (07/08/06) setelah mengalami pemukulan dan penyiksaan dari para penyidik Zionis Israel saat menjalani interogasi di ruang isolasi di penjara Israel Ofer dekat Ramallah.
Hazim mengungkapkan kecemasannya atas kondisi kesehatan ayahnya yang terus memburuk. Sementara dua Arab dan internasional terus diam membisu meski ayahnya adalah seorang tokoh politik dan pemimpin lembaga resmi Palestina.
Dia mengatakan peristiwa penculikan ayahnya telah membuat kondisi keluarganya sangat sulit yang meninggalkan efek kepada seluruh anggota keluarga. Bahkan keluarga dilarang untuk mengunjunginya. “Kami belum bisa mengunjunginya kecuali tiga kali. Selanjutnya kami tidak melihatnya lagi kecuali pada saat sidang pengadilan militer Israel dan kondisinya saat itu sangat-sangat sulit” ungkapnya.
Hazim mengatakan kepergian ayaknya telah memberikan dampak sangat besar pada keluarga. “Kami sering meminta nasehat dalam segala hal padanya. Namun apa yang bisa kami lakukan sekarang adalah harus bersandar pada diri kami sendiri. Kami sangat kehilangan pada hari-hari raya hari-hari bersuka cita dan kegembiraan.”
Hazim mengecam persekongkolan antara penjajah Zionis Israel dan kelompok pengkhianat dalam tubuh Fatah atas penculikan Dr. Aziz Duweik. “Penculikan dan penyiksaan (Aziz Duweik) terjadi di tangan penjajah sejak setahun tepatnya. Sementara itu kelompok pengkhianat menyerbu dan membakar rumahnya sebulan yang lalu dalam peristiwa yang terjadi di tengah-tengah sikap diam semua pihak” ungkapnya secara mengecam terus berulangnya tindakan permusuhan terhadap keluarga dan ayahnya yang kini mendekam di dalam penjara Zionis Israel.
Hazim menjelaskan ayahnya kini mendekam di dalam pernjara Israel Magedo ditemani para anggota dewan legislatif Palestina dari wilayah utara Tepi Barat. Mahkamah militer Israel tidak memvonis dia kecuali atas tuduhan kemenangannya memimpin fraksi Perubahan dan Reformasi yang menjadi wakil gerakan Hamas di parlemen Palestina. Pangacaranya mengungkapkan sangat heran dan mengecam setiap kali sidang di mahkamah militer Israel karena telah menculik dan menghukum tokoh seperti Dr. Aziz Duweik tanpa didasarkan pada tuduhan dan dakwaan yang benar.
Pengacara Duweik mengatakan tokoh politik Hamas ini dijebloskan ke dalam penjara Zionis Israel tanpa alasan yang benar dan sudah lewat setahun lamanya. Hal ini jelas-jelas bentuk pelanggaran bahkan terhadap undang-undang yang berlaku di Zionis Israel sendiri.
Aziz Duweik dijebloskan penjara Israel meninggalkan 4 orang anak laki-laki dan 3 perempuan. Dua di antaranya berada di luar Palestina. Sebelum diculik militer Zionis Israel pada Ahad (06/08/06) lalu Aziz Duweik tinggal bersama keluarganya di sebuah rumah sederhana di kampung al Mashahif di Ramallah wilayah tengah Tepi Barat.
Aziz Duweik pernah mendapatkan gelar magister di bidang pendidikan perencanaan kota dan perencanaan territorial. Gelar doctor diraih dalam bicang perencanaan territorial dan pembangunan dari Universitas Pennsylvania di Philadelphia Amerika Serikat.
Dr. Duweik adalah pendiri jurusan Geografi di Universitas Nasional al Najah di Nablus dan menjadi ketua jurusan tersebut selama bertahun-tahun. Menjadi pembimbing program pascasarjana dan doctoral. Menjadi direktur hubungan public organisasi persaudaraan pasien di Nablus. Dan sejumlah jabatan lainnya. Selain juga banyak menulis buku.
Pada tahun 1993 bersama lebih 400 pemimpin dan tokoh Palestina dari gerakan Hamas dan Jihad Islam Aziz Duweik dibuang ke selatan Libanon. Dia menjadi jurubicara mereka dalam bahasa Inggris bersama Dr. Abdul Aziz Rantisi dalam bahasa Arab.
(seto)