Mon 5-May-2025

Al-Aqsha Antara Kelemahan Bangsa Arab dan Penghancuran Sistematis

Jumat 10-Agustus-2007

Upaya Israel mengobok-obok dalam negerei Palestina khususnya Masjid Al-Aqsha tidak pernah berhenti. Para pendendam Zionis melakukan segala cara untuk segera menyelesaikan keinginannya menguasai al-Aqsha atau menghancurkanya lewat galian Haikal mereka klaim walau sampai saat ini belum terbukti.

Sudah puluhan ahli arkeologi baik dari Israel maupun dari Barat selalu berakhir pada jalan buntu. Mereka tidak menemukan apa-apa di bawah Masjid Al-Aqsha. Yang mereka bisa lakukan hanya membuat tembok rasial di atas perdamaian ataupun inisiatif semu.

Penggalian dan upaya Zionis radikal Israel dalam menyebarkan kebencian dan dendam terhadap bangsa Arab dan Islam terutama setelah mereka menemukan tanah subur yang strategis untuk melancarkan permusuhanya terhadap Islam yaitu Palestina. Maka sejak saat itulah rakyat Palestina menjadi bulan-bulanan konsfirasi dan rencana pembersihan etnis para pemimpin wilayah dan nasinolismenya.

Sudah puluhan tahun mereka gagal dalam membuktikan jargon-jargon atau klaim mereka tentang keberadaan haikal yahudi di Palestina. Seperti ditegaskan sejarawan Suria Faras Sawah yang mendasarkan penelitian pada tiga buku sejarah kuno. Yaitu Kitab Kejadian Taurat Kitab Timur Dekat Lama dan kitab Aran Damasqus sejarah Jerusalem. Ditambah buku sejarah yang dikarang oleh Tomas Meson dan Kayis dan sejumlah ahli sejarah dan purbakala lainya dari bangsa Barat di Britania tahun 2003.

Setelah kegagalan kelompok radikal yahudi dalam upaya mereka menguasai dan menodai Masjid Al-Aqsha walaupun didukung pasukan polisi pemerintah maka sekarang mereka berusaha untuk mengintervensi sejumlah peraturan yang diterapkan Israel terhadap kiblat pertama ummat Islam ini.

Mereka melakukan segala cara untuk menghapus identitas keislaman al-Quds melalui penyempurnaan program yahudisasi serta realisasi rencana penghancuran Masjid secara bertahap dengan permainan baru. Namun tampak jelas kejahatan merekan terhadap kota al-Quds dan masjidnya semakin kentara. Diantaranya membuat jembatan alternative yang menghubungkan antara Gerbang Al-Mugaribah menuju Masjid Al-Aqsha. Setelah sebelumnya pemerintah Israel menghancurkan jembatan lama walau mendapat kecaman dari berbagai pihak baik Barat ataupun yang lainya.

Perbuatan mereka telah melanggra semua kesepakatan internasional terkait dengan tempat suci ummat.

Oleh karena itu sebelum bangsa Arab dan ummat Islam dikagetkan dengan hancurnya Masjid Al-Aqsha kiblat pertama dan al-Haram ketiga di dunia hendaklah mereka bergerak bersama organisasi-organisasi internasional lainnya dan menjalin kerja sama dengan mereka untuk menghentikan penggalian Israel tersebut serta memaksa mereka agar tunduk pada undang-undang internasional tidak melakukan perubahan apapun terhadap tempat-tempat bersejarah di al-Quds. Seperti pagar perlintasan jembatan dan bangunan-bangunan bersejarah lainya yang mengelilingi al-Quds dan Kota Lama yang didirikan antara tahun 1536 dan 1542 M.

Yang tak kalah pentingnya sebelum terlewat masanya atau sebelum menyesal yang tidak ada gunanya atau hanya mencari kambing hitam dengan menyalahkan keadaan seperti karena lemah atau sedikit yang berakibat pada hancurnya Al-Aqsha oleh upaya Israel yang sistematis dan terencana. Maka segeralah bergandeng tangan sesame orang Arab dan Ummat Islam tak ketinggal dengan lembaga Al-Quds yang belum kedengaran suaranya untuk menyelematkan Al-Quds dan Al-Aqsha dari rencana jahat Zionis Israel. (harian Alwathan Qatar /asy)

Tautan Pendek:

Copied