Infopalestina-Damaskus: Wakil Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas. Dr. Musa Abu Marzuq menyambut baik undangan yang disampaikan Presiden Mesir Husni Mubarak Senin malam (25/06) untuk melanjutkan dialog antar faksi-faksi Palestina guna mengembalikan persatuan nasional dan mengakhiri perselisihan internal yang meruncing di ranah Palestina belakangan.
Dalam pernyataan khusus kepada koresponden Infopalestina Abu Marzuq mengatakan “Kami di gerakan Hamas menyambut baik ajakan Mesir untuk melakukan dialog Palestina.” Dia menyatakan bahwa gerakannya telah menegaskan pentingnya dialog sejak krisis mulai meruncing di Jalur
Seruan Mesir ini disampaikan dalam pertemuan KTT Syarm el Syaikh yang diikuti oleh Presiden Mesir Mubarak Presiden Palestina Mahmud Abbas PM Israel Ehud Olmert dan Raja Yordania Abdullah II.
Abu Marzuq menyayangkan pidato yang disampaikan Abbas dalam pertemuan tersebut. Di mana Abbas menyampaikan kepada Olmert bahwa yang disebut terakhir ini sebagai sekutu pertama pada periode ini untuk menghadapi Hamas dan dalam upaya membuang kekerasan (memerangi perlawanan).
“Aibnya adalah menjadikan urusan internal Palestina sebagai tema dialog dan kesepakatan antara Presiden Abbas dan Olmert yang terus melakukan kejahatan dan aksi terorisme terhadap anak bangsa Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza” imbuh petinggi Hamas penuh prihatin.
Menanggapi pidato Olmert dalam pertemuan Syarm el Syaikh Abu Marzuq mengatakan ”Rezim penjajah
Abu Marzuq menambahkan “Olmert tidak melakukan langkah nyata apapun untuk menyambut tuntutan Palestina. Baik itu terkait dengan tuntutan penghentian pembangunan tembok dan perluasan permukiman-permukiman Yahudi tuntutan yang terkait dengan pembebasan pata tahanan Palestina dan bahkan tuntutan pembongkaran perlintasan – perlintasan militer yang jumlahnya ratusan tersebar di kota-kota desa-desa dan kampung-kampung di Tepi Barat.”
Dalam pidato di KTT tersebut tegas Abu Marzuq “Olmert telah melakukan pelecehan terang-terangan terhadap Presiden Abbas ketika hanya menganggapnya sebagai pemimpin Fatah semata (bukan pemimpin bangsa Palestina).” Oleh karena itu Olmert hanya berjanji kepada Abbas untuk mengkaji pembebasan tahanan Palestina dari orang-orang Fatah saja. (seto)